Wednesday 10 January 2018

Woman in Engineering





Postingan ini terinspirasi dari suatu ketika saya melihat seorang perempuan berumur 26-30 tahun yang bekerja di kontraktor. Kesan  pertama saya ketika bertemu bahwa dia adalah sok-sok perempuan yang mandiri, rajin, smart,  strong and brave. Sangat cool sekali saya lihat ketika dia menjelaskan mengenai pekerjaan yang sedang berjalan di lapangan yang penuh tekanan, tak banyak saya lihat perempuan seperti ini.

Dewasa ini dapat kita lihat bahwa jumlah perempuan berkuliah di jurusan teknik semakin banyak, entah memang emansipiasi atau entah pengaruh globalisasi yang mana semakin tebukanya informasi bahwa di dalam pendidikan ini tidak lagi mengenal gender. Namun ketika lulus, beberapa pekerjaan ada yang membatasi persyaratannya gender. Hal ini saya buktikan sendiri waktu itu, CV saya di tolak sebuah perusahaan tambang karena saya perempuan. 

Ya perempuan tetaplah perempuan. Secara fisik perempuan memanglah lebih lemah di banding laki-laki. Namun hasil riset saya dengan cara membaca-baca pengalaman para perempuan di lapangan, ternyata perempuan banyak terlibat dalam problem solving ketika di lapangan, karena dalam negosiasi ternyata perempuan lebih pandai wkwk.

Dalam pandangan saya, woman in engineering adalah sok-sok perempuan yang tidak hanya ingin perannya sekedar di dapur dan di kasur, tetapi mereka-mereka ini adalah orang-orang yang membangun peradaban baru, bahwa perempuan mestilah pintar dan kuat. 

Saya sering kali mendapat pertanyaan seperti ini:
"Mengapa kamu masuk jurusan teknik?, ini kan jurusan laki-laki, kenapa bukan jurusan Manajemen, Kedokteran atau Akuntansi saja?".

Kadang aku bertanya balik, "Memangnya salah ya perempuan kuliah teknik?. Bagi saya pribadi, saya memilih masuk jurusan teknik sipil karena memang suka dan tertarik mempelajarinya. Walaupun seandainya 5 tahun ke depan saya hanya menjadi ibu rumah tangga pun, tak ada penyesalan bagi saya, saya tidak akan merasa ilmu saya tidak berguna. Karena bagi saya sekolah ataupun kuliah itu untuk mencerdaskan, mengasah cara berpikir, dan memperluas pengetahuan".

Tak usah khawatir, jika memang setelah lulus banyak pekerjaan yang tidak feasible bagi seorang perempuan lulusan teknik, saya justru merasa banyak lahan pekerjaan yang sesuai dengan perempuan, seperti : bekerja di konsultan, menjadi PNS, menjadi dosen, dan menjadi penulis.







No comments:

Post a Comment