Saturday 27 May 2017

RESEP MEMASAK NASI GORENG (PADANG) _ ALA IBUKU




Padang salah satu daerah yang terkenal dengan masakannya yang kaya rempah dan kata orang enak. Next time sebenarnya saya ingin menulis tentang resep membuat rendang (tapi masih dalam proses belajar). Emang apa sih bedanya nasi goreng padang dengan bukan?? hmm ga tau sih, rasanya di lidah saya beda aja.

Bahan:
Bawang Merah
Bawang Putih
Daun Bawang
Seledri
Cabai Giling
Garam
Kecap
Nasi (disarankan menggunakan beras dari Padang)
Tomat
Telur
Kerupuk Emping
Mentimun

Langkah Pengerjaan:

Sediakan nasi secukupnya sesuai kebutuhan, taburi garam secukupnya, aduk hingga rata.
Kupas dan Iris Bawang merah bawah, bawang putih (sedikit saja), iris daun bawang (agak banyak), iris seledri.
Kemudian gorenglah bawang merah dan bawang putih.
Goreng kerupuk emping.
Gorenglah telur (di beri sedikit garam),teserah kreasinya mau di ceplok atau di dadar.
Ulek hingga halus bawang merah + bawang putih  secukupnya + 1/2 tomat dan di beri sedikit garam sebagai katalis.
Sisakan sedikit minyak goreng di wajan
Masukan cabai merah secukupnya bersamaan dengan adonan bawang yang di ulek + masukan seledri beserta daun bawang, tunggu hingga matang, kemudian masukan nasi, dan aduk rata
Setelah semua tercampur, tambahkan kecap sesuai selera, aduk rata + tambahkan goreng bawang merah dan aduh rata.
Angkat.
Dan sajikan bersama telur, emping, dan mentimun.
Atau boleh di kreasikan dengan menambahkan daging, atau bahan lain.




*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*


Gempa Padang 30 September 2009




Pagi ini saya terinspirasi untuk menulis cerita tentang judul diatas karena usai menonton film yang diangkat dari novelnya tere liye yang berjudul "hafalan sholat Delisa". Film ini memiliki latar cerita di Aceh, dan menceritakan tentang Delisa yang di tinggal oleh saudara-saudara dan ibunya karena peristiwa tsunami Aceh.

Cerita saya kali ini tak jauh dari bencana Alam juga, yaitu tentang gempa Padang, 8 tahun silam. 
Saat itu saya masih kelas 3 SMP, peristiwa ini usai lebaran dan minggu pertama semester baru. Saat itu tante saya dari Jakarta pulang ke rumah nenek saya di Pariaman, yah saat itu saya tinggal bersama nenek saya di Pariaman. Esok harinya tepat tanggal 30 september itu saya baru saja pulang dari sekolah, sekitar pukul 14.00 , saya lihat di rumah tak ada orang, kunci rumah di titipkan pada tetangga. Saya ke dapur dan ingin makan siang, hanya ada sepotong telur dadar dan nasi di magic jar. Tak apa, saya pun tetap makan. Karena bosan sendirian di rumah akhirnya saya ke warnet. Sepulang di warnet, jam pun menunjukan pukul 5 sore, saya pikir sudah saatnya mandi. Semua pintu depan dan belakang rumah saya kunci karena saya sendirian di rumah, baru saja saya mengusap sabun ke badan, tiba-tiba terasa goncangan itu. Saat itu saya hanya memakai sehelai handuk dan berusaha keluar kamar mandi. Saya berjalan menuju pintu depan, tetapi berjalan sangatlah sulit, karena getaran di tanah terasa sangat kuat, sesampai di depan pintu pun pintu tidak bisa terbuka, berkali kali saya coba tidak terbuka. Foto di dinding berjatuhan, air bak tumpah, dan rak piring jatuh berantakan dengan kaca. Saat itu semua keluar tidak ada satupun di rumah. Saya pikir saat itu adalah hari kiamat, ternyata tidak. Gempa pun berhenti, air di sungai meluap karna liquifaksi, tanah merangkah, lantai rumah terbelah. saya bergegas memakai baju. Semua orang mengungsi, jalanan macet, tetangga semuanya pergi mengungsi karena di takutkan tsunami, rumah saya hanya 700 m dari pantai , listrik padam, sinyal hilang, telepon rumahpun tak bisa. Dalam 1 kampung itu hanya saya sendirian di rumah. Hari pun gelap, saya tak tahu akan kemana, saya sendirian di rumah, dalam gelap, dan sendirian di kampung, rumah dalam keadaan berantakan penuh pecahan kaca, dan tak ada makan. Itu adalah hari dimana saya memasrahkan diri dengan apa yang terjadi. 

Akhirnya pukul 2 pagi, keluarga saya pun datang. Mereka semua selamat. Pagi itu saya hanya makan mi instan, bantuan pun berdatangan. 2 minggu sekolah di liburkan, karen kondisi sekolah rusak parah, peralatan labor banyak yang rusak, beberapa kelas terpaksa harus mengungsi. 2 minggu listrik tidak menyala, 2 minggu pula kami dalam gelap setiap malam, 2 minggu pula tak ada air. Untuk mencuci piring dan buang air kami menampung air hujan, sudah jelas air hujan tidak lah bersih, tapi keadaan memaksa. Sedangkan untuk mandi dan mencuci baju terpaksa ke sungai terdekat. Mandi pun hanya sekali 3 hari. Tetapi sungai di kampung air nya masihlah jernih. 

Semua terasa darurat.

Sedangkan rumah orang tuaku di Padang, roboh sebelah. Ya itu karena rumah yang di beli di perumahan dengan uang cicilan, dindingnya terbuat dari lobik, tidaklah kuat, karena roboh, sebagian dindingnya di tuutp dengan seng sampai rumah di perbaiki.

Sampai detik ini hidup di Padang, masihlah kami di hantui gempa. 
Dan masih di gentayangi ketakutan akan terjadi tsunami. 
Tsunami terasa ibaratkan arisan, banyak para ahli meramalkan bahwa sumbar akan terjadi suatu gempa besar yang akan mengakitkan terjadinya tsunami.
Saat SMA saya tak mengerti mengapa para ahli meramalkan seperti itu. 
kita masih di bayang-bayangi ketakutan
Setiap sekolah, kampung, dsb, dilakukan sosialisasi bencana alam, di persimpangan jalan, tertulis petunjuk "jalur evakuasi tsunami".

Sampai akhirnya saya kuliah di Bandung, di jurusan teknik sipil. Pada semester 7 saya mengambil mata kuliah Dinamika Tanah dan Rekayasa Gempa. Itu adalah mata kuliah yang membuat saya antusias sejauh ini, karena gempa selalu terasa dekat dengan diri saya. Dari mata kuliah tersebut saya menjadi tahu tentang gempa dan tsunami yang sebenarnya. Yah ibaratnya SUmbar di perkirakan akan menerima arisannya, karen pertemuan lempeng eurasia dan australia secara subduksi itu sudah memasuki zona Megatrhust. Ketika menonton film "hafalan sholat Delisa", saya sangat sedih, saya tak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada diri saya. Sejujurnya saya semakin takut, takut kehilangan keluarga, entahlah saya hanya menyerahkannya kepada Allah. Dialah yang maha berkehendak.

Mungkin sekian cerita dari saya hari ini.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

KAPAN WISUDA???

KAPAN WISUDA???????????????????????????????????????
belum, tau. Kalau udah kelar ya wisuda lah...
Kok telat amat??
Ya gitulah, nasib kali.. (kemudian pergi berlalu meninggalkan penanya)
Itulah pertanyaan yang akhir-akhir ini membuat saya terintimidasi.
Pertanyaan itu tidak hanya ditanyakan keluarga,
tetapi juga para teman-teman yang lain.
Pertanyaan kapan wisuda hanya bisa di jawab ketika sudah melewati
yang namanya sidang tugas akhir dan menyelesaikan revisi.
Terkadang pertanyaan seperti itu membuat kita sensian.
Manusia itu sifatnya kepo.
Tapi tidak semua maksud pertanyaan "Kapan wisuda" itu maksudnya negatif, ingin menjelek-jelekan atau bagaimana. Itu artinya mereka peduli.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

Friday 26 May 2017

PADANG DAN PESANTREN RAMADHAN

Assalamu'alaikum waramatullahi wabarakatuh.
Yeay akhirnya besok kita akan memasuki bulan suci ramadhan... 
Saatnya bulan penuh kebaikan ini kita manfaatkan untuk beribadah, menata hati, dan melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti menulis misalnya.
Sedikit bernostalgia tentang bulan ramadhan, saya akan sedikit bercerita tentang ramdhan di kampung saya, yaitu di Sumatera Barat. 

Sumatera Barat salah satu provinsi yang memiliki penduduk muslim terbanyak di Indonesia, bagaimana cerita ramadhan di sumbar? yuk simak pada postingan cerita Annisa berikut ini.

Kali ini saya akan sedikit membahas mengenai kehidupan pesantren Ramadhan di Sumbar, khususnya di kota Padang. Apa itu pesantren ramadhan? pesantren ramadhan kadang di sebut juga sebagai pesantren kilat, karna memang durasinya sebentar yaitu hanya selama bulan ramadhan. Di Sumbar khususnya di kota Padang mengikuti pesantren ramadhan menjadi rutinitas yang penting sekali untuk di ikuti, kegiatan belajar mengajar di sekolah selama ramadhan di tiadakan tetapi semua siswa dari sd sampai sma akan belajar agama di Masjid. Setiap akan memasuki bulan ramadhan, setiap siswa akan di berikan buku agenda, yang harus diisi dengan materi pesantren dan ceramah tarawih. 

Apa aja kegiatan pesantren ramadhan??

Baik saya sedikit bercerita mengenai aktivitas saya di pesantren ramadhan, sebenarnya saya bersekolah di SMA 1 Pariaman, 60 km dari kota Padang. Tetapi kedua orang tua saya tinggal di Padang. Sebenarnya daerah Pariaman juga mengadakan pesantren ramadhan, tapi tidak wajib, tetapi saya justru tidak mengikuti pesantren ramadhan di Pariaman, saya lebih memilih di Padang. Alasannya karena saya memang ingin berkumpul dengan ayah dan ibu, selain itu durasi dan program pesantren di kota Padang lebih lama dan lebih saya sukai.

Kegiatan selama pesantren ramadhan antara lain:
1. Sholat shubuh berjamaah di masjid dan kultum
Usai sahur kami (Saya dan Adik) bergegas bersiap-siap berwudhu, memakai baju muslim alias baju koko ke Masjid tempat dimana kita mendaftar pesantren. Disana kita akan sholat shubuh berjamaah, dan kehadiran, perilaku dan akhlak kita di nilai oleh guru-guru di Pesantren. Perlu di ketahui untuk sekolah-sekolah di kota Padang, di rapor mereka ada 1 Slot nilai khusus untuk peantren ramadhan, dan nilai ini biasanya sangat membantu untuk meningkatkan rata-rata rapor. Karena saya sekolah di Pariaman, tidak ada slot nilai untuk pesantren ramadhan, tetapi saya tetap bersemangat ikut pesantren ini. Setelah sholat shubuh berjamaah, maka akan ada namanya Kultum Subuh (tetapi durasinya lebih dari 7 menit, sejam an). Acara kultum ini biasanya akan ada penampilan dari setiap tingkat pendidikan yang biasanya memiliki giliran yang tampil, misal hari ini yang tampil tingkat SD, esoknya tingkat SMP, dan seterusnya. Apa saja yang di tampilkan? biasanya yang di tampilkan pembacaan al-quran dan tilawah, kemudian pidato, Zikir Asmaul Husna, dan sebagainya. 
Biasanya aku selalu ikut berpartisipasi dalam kultu subuh ini, seperti berpiadato dan mmbaca tilawah Al-Quran.

2. Kelas pesantren
Pada kelas pesantren jam masuk akan di bedakan setiap tingkat. Misal SMP dan SMA akan beda jam masuknya. Misalnya untuk SMA biasanya masuk saat akan sholat zuhur, aktivitas kita adalah sholat  zuhur berjamaah dahulu, setelah itu akan ada penyampaian materi pesantren. Setelah setelah penyampaian materi, maka akan ada sesi penyetoran Surat dan beserta artinya, Jadi saat pesantren setiap tingkat memiki kewajiban menyetor hafalan surat khususnya juz Ama dan hadist sahih, penyetoran boleh di lakukan selama kegiatan pesantren, penyetorannya bukan hanya bacaan ayat saja tetapi juga beserta arti dan harus lancar serta betul tanda bacaannya, kalau misalnya belum kita bisa setor lagi esok harinya. Apakah membebani? rasanya tidak sama sekali, saat kita berjuang menghafal al-quran Allah akan beri kita kemudahan dalam memahami dan menghafalkannya, itu sering sekali saya rasakan. 

3. Sholat Isya dan Tarawih berjamaah
Malamnya, kegiatan santri adalah sholat tarawih berjamaah di masjid, setelah sholat isya sebelum tarawih akan ada penyampaian ceramah-ceramah dari ustadh, dan kita di wajibkan mendengarkan dengan seksama dan membuat ringkasan. Setelah selesai ceramah, maka para santri diwajibkan sholat sunnah tarwih dan witir berjamaah, rangkuman agenda ramadhan yang dibuat akan di kumpulkan ke ustad untuk di tanda tangani dan di beri stempel. Di hari pertama masuk sekolah nanti agenda ramadhan ini akan di kumpulkan kepada Wali Kelas.

4. Ujian Tulis dan Praktek
Di hari akhir acara pesantren maka akan ada ujian praktek seperti, praktek sholat dan bacaan, praktek sholat jenazah, praktek zikir, dan lain-lain. Juga akan ada ujian tulis.

5. Malam Muhasabah
Di malam terakhir pesantren akan ada namanya malam muhasabah, setiap orang tua dari santri diundang datang ke acara ini untuk menyaksikan bersama-sama malam muhasabah. Di malam itu akan ada pemateri muhasabah yang memberikan ceramah yang membuat kita membayangkan dosa-dosa kita, membayangkan pengorbanan orang tua, dan membayang kan sisa kubur, yah intinya kita diajak merenungi diri, yang di akhir sesi membuat para santri bahkan orang tua santri terisak-isak menangis, salah satunya adikku. Sebelum acara muhasabah di mulai, akan ada pengumuman siapa para juara tingkat (sd, smp, sma) dari pesantren ramadhan ini dan biasanya akan di beri hadiah yang lumayan. Haha.

Bagaiamana dengan Siswa Non muslim?
Bagi siswa nonmuslim, mereka akan melakukan kegiatan ibadah di gereja, tidak mengikuti pesantren ramadhan, dan mereka akan mendapatkan penilaian dari gereja.

Bagaiamana dengan siswa perempuan yang berhalangan?
Mereka akan tetap mengikuti pesantren ramadhan tetapi, tidak dibolehkan sholat. 

Yah walau terkadang banyak santri yang merasa terpaksa mengikuti kegiatan pesantren ramadhan ini, tapi meskipun awalnya terpaksa setidaknya sedikit demi sedikit itu akan berdampak baik bagi kita, misalnya yang biasanya sholat sering tinggal, jadi bisa sholat lebih tepat waktu secara berjamaah di Masjid. Banyak sekali manfaat dari pesantren ramadhan ini bagi saya pribadi, membuat waktu libur dan hari-hari ramadhan yang saya lalui selama SMA menjadi bermanfaat dan penuh ibadah.

Mungkin sekian dulu dari saya, Assalamu'alaikum.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*




Saturday 15 April 2017

Lupakan TA sejenak dan Lihatlah Keindahan Alam Pangalengan


Halo selamat pagi, udah lama banget nggak nge blog, tapi kali ini aku ingin bercerita lagi tentang salah satu tempat yang indah di Jawa Barat, yaitu Pangalengan, 2 jam dari kota Bandung jika tidak macet. Pada trip kali ini di biayai sepenuhnya oleh beasiswa, tapi sayang kuotanya terbatas. Agak sedikit kecewa, teman-teman akrabku yang bisa ku jadikan teman yang suka jeprat-jepret ngambil pemandangan bagus juga ga ada, kayak Nonik yang ternyata ga bisa ikut karna datangnya telat.

Setelah sampai di Pangalengan bus berhenti di depan sebuah danau "Situ Cileunca", danaunya bagus banget. 



Suasana danau nya tenang, bisa nenangin pikiran dari hiruk pikuknya TA. Setelah sempat menikmati udara segar dan menikmati keindahan situ cileunca, kami pun harus melakukan olahraga sejenak di pinggir danau. Usai itu kami bersegara di briefing mengenai keselamatan melakukan arung jeram dan memakai pelampung seaman mungkin, setelah itu selesai kami bergerak pinggir danau untuk bersiap-siap menaiki perahu. Tapi sayang aku ragu untuk membawa hp padahal bisa di kantongin dengan plastik harusnya. Pertama-tama kami mendayung menyebrangi danau hingga ke menepi ke pinggir jalan untuk menyebrang dan sampailah akhirnya dekat sungai Panggalengan. Aduh pemandangannya sangat sangat indah, sayang aku tak bawa kamera. Andai mata ini bisa menjepret dengan sendirinya mungkin aku membawafoto sebanyak mungkin.








Ini adalah untuk ke dua kalinya saya mengikuti olahraga rafting. Menarik sekali bukan? saat melewati jeram kadang kita terpacu untuk berteriak, sangat menyenangkan sekali, serasa semua beban hati dan pikiran dilepaskan lewat teriakan itu. Entah rasa serunya tidak dapat saya tuliskan dengan kata-kata. Suatu hari nanti saya ingin lagi mencoba. 1 hal lagi yang ingin saya coba yaitu terjun payung, tapi saya pengen beli perlengkapan kamera dulu seperti go pro dan kamera lainnya yang bisa mendukung fotografi, sayang saya masih mahasiswa belum berpenghasilan, jadi belum bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersier seperti itu.

Rafting saat itu menyebari sungai sejauh 4,5 atau 5 km, saking seru dan menikmati nya semua terasa sebentar sekali. Di sepanjang sungai, kita bisa memandang sekeliling sungai di tumbuhi pohon-pohon yang rimbun, saya juga tak tahu jenis pohonnya apa, terasa seragam. Setelah menmpuh pejalanan 2 km, di situ ada sebuah pondok dari bambuu dan ada orang yang berjualan, kalau di jepret ini bagus banget.

Setelah melewati 4,5 km, pun naik ke atas mobil yang baknya terbuka, untuk kembali ke lokasi awal yaitu situ cileunca, sepanjang jalan melewati indahnya kebun teh, aduhai damainya hari itu. Aku tak dapat menjepret apa-apa, karena tak membawa kamera, tapi aku menikati keindahan itu, dan menghirup nafas dalam-dalam, aku bersyukur hari itu mendapatkan kesempatan ini, aku serasa menghirup nafas baru.


Usai rafting, hujan ternyata turun begitu  lebat, gunung yang biru pun berkabut dan tak terlihat lagi, aku segera mandi, mengganti pakaian, dan makan siang. Dingginnya hujan dan angin yang begitu kencang terasa dingin menusuk tulang, ku kenakan jaketku. Tapi aku senang sekali mendengar suara hujan, suara yang memberikan stress relief bagiku, ternyata benar suara alam itu memiliki gelombang teta yang efeknya memberikan ketenangan. Aku ingin berfoto bersama hujan dan danau, tapi sayang wajahku tak terlihat, satu satunya pose andalan ku saat backlight adalah menyamping, tak apa gelap, yang penting relief mukaku terlihat.



Hujan pun reda, aku bermain ke pinggir danau, ada perahu berwarna orange muda menarik perhatianku. Karna aku terlihat begitu sibuk mengambil foto disana. Aa' yang menjadi pemandu arung jeram tiba tiba menawarkan untuk memotoku, ya aku pun mau soalnya teman-temanku yang ku ajak tidak ada yg mau kesini.Andai ada nci ya, udah deh tu, kemana pun aku minta potoin pasti dia mau motoin. Sayang sekali parnert jalan-jalan ku nci ga ikut, sedih bgt.





Setelah lelah bermain-main di pinggir danau, aku pun mencoba bergabung bermain panahan, sejujurnya ini pertama kalinya aku bermain panahan. Tetapi aku sering memperhatikan cara-cara main panahan di tv, ternyata tak se simple saat di tonton ya, menarik senarnya butuh tenaga dan juga mata harus tetap fokus. Ternyata ada 1 buah fotoku yang di ambil secara closed up oleh photograper, dan ternyata lumayan bagus hehe.


Jam pun sudah menunjukan pukul 15.30, kami pun bersiap-siap akan kembali ke Bandung, tapi entah mengapa kebetulan saya disuruh untuk memberikan sepatah kata tentang apa saja pelajaran yang dapat saya ambil hari itu dan ternyata setelah acara selesai saya mendapat doorprize dg sebuah goodie bag berwarna merah dengan banyak snack di dalamnya, seperti "oreo", "recheese 1 pak", 1 pak "permen mint", dan "1 pak wafer yang merknya saya lupa". Haha lumayan buat ngemil saat ngerjain TA. Senang sekali rasanya hari itu. Mungkin itu saja cerita saya hari ini  terima kasih sudah bersedia membaca cerita sederhana ini.



Friday 17 February 2017

Kelok 9, Si Alinyemen Cantik di Sumatera Barat

Malam ini jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, saya sulit tidur karena otak kanan saya masih bekerja. Ayah saya bilang saya anak yang dominan otak kanan namun kuliah dengan major yang mengasah otak kiri, harusnya saya masuk jurusan yang berbau art, budaya, atau sastra, bukan teknik. Tapi sejauh ini saya tidak menyalahkan hal-hal yang sudah terjadi. Sejauh ini otak kanan dan kiri saya bekerja secara berimbang dan saling mendukung satu sama lain, namun penyakitnya akhir-akhir ini otak kanan saya menguasai diri begitu banyak, dan membuat saya kesulitan tidur. 

Berawal dari sedikit stress mengenai progress TA, sibuk membaca referensi dan berpikir-pikir sedari tadi, dan sekarang saya menghadiahkan waku untuk otak kanan saya yaitu dengan menulis. Kali ini saya akan bercerita tentang si manis dari jembatan ancol, eh bukan, tapi tentang Si Alinyemen Cantik di Sumatera Barat.

Berawal dari keinginan saya sejak 2,5 tahun lalu "Ayah, libur lebaran ini kita ke kelok 9 yuk", 2,5 tahun lalu saat lebaran paginya cuaca cerah, tak ada awan gelap dan tak ada hujan, saat lebaran 2 tahun lalu berencana kesana bukan semata-mata ke kelok 9 sja, tetapi juga mengunjungi adik bungsu ayahku di Bukittinggi sekalian bersilaturahmi, serta mengunjungi keluarga lainnya disana, namun perjalanan tak membuahkan hasil, kita telah sampai pada sekitar 10 km dari lokasi kelok 9, hujanpun datang medera begitu deras, langitpun gelap, dan pada akhirnya kita kembali pulang. Aku tak mendapatkan 1 pun gambar kelok cantik kesukaanku.

Aku memasuki semester 4, dan aku mengambil mata kuliah geometri jalan, aku menemukan gambar kelok 9 dari salah 1 print-an slide mata kuliah itu, hatiku semakin berbunga-bunga dan saat melihat indahnya kelok cantik yang melingkari perbukitan itu. Dan kembali aku menghasut ayah, "yah nanti kita ke kelok 9 ya yah?", lagi-lagi ayah berjanji akan mewujudkan keinginanku.

Liburan semester 7 pun datang, setelah di dera dan di hantam bertubi-tubi badai tugas besar perteknik sipilan, bahkan masuk minggu pertama libur masih dihabiskan di depan laptop karna mengerjakan laporan tugas beton lanjut, ini bukanlah suatu keanehan, ini adalah hal yang lumrah bagi penduduk teknik sipil di manapun berada. Setelah laporan selesai penuh derai keringat, akhirnya bisa menghela nafas lega dan menikmati yang disebut indahnya liburan, sebelum memasuki hororweek ol.akademik, dimana hantu ol. akan bergentayangan menyebabkan kegalauan pada sebagian mahasiswa Ganesha, aku akhirnya bersama ayah tercinta menemui si kelok cantik kesukaanku, kelok 9.

Kelok 9 ini berada sekitar 30 km dari kota Payakumbuh, dan sekitar lebih dari 130 km dari kota Padang, jika ditempuh dengan motor pada kecepatan normal menghabiskan waktu 4 jam perjalanan. Sepanjang jalan menuju kelok 9 saya sibuk memandang sawah dan indahnya gunung Marapi serta gunung Sago, dan sesekali kepala saya mulai menekur ke depan karena mengantuk. Namun kelok 9 semakin lama semakin dekat, rasa kantukpun menghilang, degup jantungkupun semakin berdetak kencang, mungkinkah aku sedang jatuh cinta?? oh bukan, ini karna hormon kebahagiaanku sedang meningkat saja saat berada di dekat si cantik kelok 9. Jika kita telaah berdasarkan arti kata "Kelok 9" artinya adalah kelok=tikungan, belokan, jadi maksudnya terdapat 9 belokan dan dulunya di kelok 9 versi lama itu tikungannya sangat-sangat tajam, sebelah kanan jalan terdapat jurang (ngeri), dan beresiko rawan kecelakaan, tikungannya yang sulit namun lalu lintas nya padat, karna jalan ini merupakan jalan lintas jalur utama yang menghubungkan sumbar dan Pekanbaru, bentuk geometri yang sulit ini di dukung oleh salah satu faktor alam yang memang kawasannya melalui perbukitan. Sehingga di bangunlah kelok 9 baru, dengan bentuk fly over dan di resmikan pada tahun 2013 oleh Presiden SBY. Dengan di bangunnya fly over ini, bentuk tikungan 9 yang baru adalah, radiusnya lebih manusiawi alias radiusnya lebih besar karena sudah di desain sesuai standar perancangan geometri jalan, jalannya lebih lebar, dan pengemudi kendaraan tidak perlu menurunkan kecepatan secara signifikan dan dari segi keselamatan jadi lebih baik, segi estetika juga indah, serta memberikan dampak ekonomi pada masyarakat setempat.

Bagi saya sebagai mahasiswi teknik sipil, untuk datang kesini bukan hanya sekedar foto-foto, tapi juga ingin melihat bagaimana radius tikungannya yang besar, pier-pier jembatannya, membayangkan real construct yang yang berawal dari design diatas kertas, sebagai calon engineer, saya ingin "perasaan engineering" itu harus dapat tumbuh pada diri saya (mengutip kata dosen statika saya) dan kemudian saya mendeskripsikan pada ayah ini jenis tikungannya "scs", "circle", "ss", (hal receh yang berarti bagi pembicaraan saya dan ayah), dan ah sudahlah tidak dapat saya katakan bahwa saya sangat senang ditemani ayah kesini. 

Daripada saya menjelaskan dengan kata-kata saja, lebih baik kita lihat dulu gambar-gambar jepretan saya.

Ini salah satu gambar hasil jepretan saya yang saya edit, di postingan saya di media sosial banyak yang bertanya-tanya, saya menggunakan aplikasi apa?, jawabannya adalah Picsart. Saya tak perlu mencantumkan sumber gambar karna ini memang hasil dokumentasi pribadi saya.





Lihatlah betapa cantiknya kelok ini, namun tempat berfotonya kurang safety, dan maafkan aku juga melanggar safety... Padahal di lapangan harus mematuhi slogan ini "Safety First!!". Maafkan kesalahanku kali ini yang terlalu narsis berfoto dan lupa saftey. Peringatan, bagi ke depannya ingin berselfi, selfi ria disini, utamakan keselamatan ya, banyak jurang soalnya. Saran dariku: di setiap spot foto minimal harus ada di pasang pagar, atau jaring, dan perlu adanya peringatan ketat mengenai pentingnya keselamatan, selain itu pengunjung harusnya lebih aware juga terhadap keselamatan diri sendiri. ok??, dan pesan terakhir jangan buang sampah sembarangan, alam ini bukan milik kita, tapi adalah pinjaman dari generasi cucu cucu kita, rawatlah dengan baik, dan pandanglah keindahannya tanpa merusaknya.


Foto yang ada kabut-kabutnya aku ambil saat ke kelok 9 yang ke 3 kalinya, saat itu aku jalan-jalan ke Pekanbaru dan melewati tikungan ini, dan memoto lagi.

Dan ini aku bersama si alinyemen cantik kelok 9
Dan Ayah bersama Si kelok 9
Mungkin sekianlah sedikit cerita ceritaku mengenai liburan semester 7, untuk tau cerita perjalanan lainnya, jangan lupa follow atau bookmark, hanya di annisajalanjalan.blogspot.id. Serta jangan lupa tinggalkan jejak berupa komentar, baik itu kritik dan saran yang membangun untuk blog ini. Terima kasih. 





google-site-verification: google68e19b48f066514e.html

Friday 10 February 2017

Stone Garden si Cappadocia ala Indonesia

Senin 6 Februari ...
Orang bilang Februari adalah bulan yang romantis, yang katanya terdapat hari kasih sayang... Saya pikir tak begitu, Februari adalah bulan di mana Bandung seringkali di dera hujan di pagi hari, hampir setiap hari langit meneteskan air mata membangunkanku dari tidur. Daripada galau mikirin hujan di Februari, mending kita bahas salah satu wisata menarik yang ada di Bandung.

Salah satu destinasi wisata yang bagus di Bandung adalah Stone Garden, berada di Padalarang, sekitar lebih 30 km dari kota bandung. Stone Garden salah satu objek wisata yang dapat di tempuh dengan biaya minim. Yaitu dengan insert masuk cukup Rp. 5.000,- , kita sudah bisa menikmati indahnya Cappapodia ala Indonesia. Meskipun di bilang cukup jauh, perjalanan menuju tempat ini dapat di tempuh dengan kendaraan umum. Pada senin kemaren, untuk ke tempat ini aku bersama temanku pukul 6.20 pagi sudah berangkat dari Dago menuju stasiun Bandung dengan menaiki angkot cisitu, kemudian memesan tiket kereta keberangkatan menuju Padalarang, dengan biaya 4000. pukul 8.15 sampai di stasiun Padalarang. Kemudian kita langsung menuju angkot tujuan Stone Garden yang berwarna kuning, ongkos sekitar 4000 atau 5000 saja.
Pukul 8.45 akhirnya sampai di jalan menuju Stone Garden, untuk kesini memang membutuhkan waktu yang cukup lama, saya kembali melnjutkan perjalanan yang medannya menanjak dan jalannya cukup sepi, namun karena pemandangannya bagus, rasanya letih di kaki belum terasa saat itu.

Sesampainya di lokasi, saya merasa tempat ini sangat bagus melebihi ekspektasi saya pada saat melihat foto. Ya mungkin hanya terlihat batu-batu dan gunung, sawah, tapi sangat nature, dan saya sangat suka. Apalagi saat kesitu didukung cuaca yang lagi bagus bagusnya tidak hujan, dan tidak panas. Daripada saya menjelaskan dengan kata-kata, yuk lihat saja pada foto yang ambil di lokasi.






Dan tak lupa sempat mengabadikan momen 2 bromance yang tak di kenal


Ketika hendak pulang sempat hujan sebentar, tanah perbukitan sini berjenis lempung, memiliki kohesi yang tinggi tentunya berbahaya saat terkena air yaitu licin... 

Untuk berwisata kesini disarankan membawa makanan, minuman dan peralatan lainnya seperti payung dll, karena cuaca disini dapat di katakan tak menentu.