Sunday, 31 December 2017

Resolusi Untuk 2018

“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”

Berdasarkan kutipan hadist diatas, maka saya tidak ingin hari ini akan sama dengan hari sebelumnya, apalagi jika lebih buruk daripada hari sebelumnya. Sebagai reminder bagi diri saya sendiri, saya ingin ke depannya menjadi lebih baik lagi, dan saya harus ngapain ke depannya, secara garis besar saya ingin melakukan hal ini ditahun 2018:

1. Agama/Ibadah:
- Sholat di awal waktu dan Tidak meninggalkan sholat
- Membaca Al-Quran minimal 5 ayat sehari
- Mengganti hutang puasa

2. Kesehatan
- Bangun Subuh dan kurangi begadang
- Rajin memasak, makan sayur dan buah
- Mengurangi atau menjauhi makanan berkolesterol tinggi
- Olahraga
- Minum air putih yang cukup
- Keep Positif thinking

3. Karir/Pendidikan:
- Tetap continue belajar bahasa inggris
- Mempersiapkan dokumen keperluan S2 ataupun Beasiswa
- Mempersiapkan diri dengan mengerjakan soal2 CPNS
- Kurangi Buka Sosmed kalau tidak ada yang diperlukan
- Baca berita terupdate 
- Mengikuti kegiatan sosial 
- Tetap menulis hal-hal yang dapat bermanfaat
- Menabung untuk beli kamera wkwk 

4. Relationship
- Menjaga hubungan baik dengan keluarga, sahabat, dan teman
- Menambah teman-teman baru 
- Stay humble kepada orang lain 

Itulah perencanaan saya di tahun ini, semoga tahun ini saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Menutup Tahun 2017

Akhirnya kita sampai di penghujung tahun 2017, dan disambut dengan tahun baru 2018. Malam 31 Desember itu aku merenung panjang, mengenang beberapa perstiwa yang telah dilalui. Apa saja yang ku lalui?
1. Menemui Si Alinyemen Cantik Kelok Sembilan (Januari)
2. Ke Pekanbaru dengan nekat pakai google Map (Januari)
3. Sekedar pergi main ke Kota Baru Parahyangan dan Masjid Al-Irsyad Bandung
4. Berpetualang ke Stone Garden, yang mana menjadi the last adventure bareng Nci (Februari)
5. Awal Tugas Akhir Terminal Intermoda Joyoboyo (Februari)
6. The last Outbond - Arung Jeram di Situ Cileunca (Maret)
7. Pelatihan Toefl di UPT Bahasa ITB (Maret-Mei)
8. Sidang Proposal TA (April)
9. UAS, ketinggalan kuliah lapangan (Mei)
10. Tugas Akhir yang penuh drama wkwk (Mei Juni)
11. Masih bekerja freelance sebgai surveyor, atau pengajar les privat (Mei Juni)
12. Menunggu seminar progress yang tak kunjung terwujud akhirnya pulang ke Padang (Juni)
13. Sambil TA mengisi waktu dengan menulis dan belajar masak (Juni)
14. Merecharge energi ke Lembah Harau Payakumbuh dan Berjalan2 ke Batusangkar
15. Sidang Progress TA (Juli)
16. Main ke rumah Nci di Serang selama 3 hari dan Pergi wisata ke Banten Lama dan Danau, sekaligus menikmati es kuwut Kuta Bali (Agustus)
17. Sidang TA dan Revisi, dan Masih jadi Asisten Esbikon (Agustus-September)
18. Persiapan wisuda dan dokumentasi setiap sudut kenangan di Bandung bersama Dela dan Rani
19. Tidak dapat mendaftar CPNS karena belum punya Ijazah, ;(
20. Wisuda Oktober dan Job Fair
21. Evaluasi, dan upgrading untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja, ya masih sering ikut seminar2 di kampus (November)
22. Bikin 4 tampilan CV dan Apply Kerja (November)
23. Pelatihan Entrepreneurship IA ITB selama 4 hari (November)
24. Beberapa interview (Desember)
25. Mulai beranjak ke Plan B menyusun strategi untuk seleksi CPNS, S2, dan Beasiswa (Desember)

Thursday, 14 December 2017

Tahun Pertama TPB (Tahap Persiapan Bersama) ITB



Di postingan sebelumnya saya sudah cerita tentang perjuangan saya sampai keterima di ITB, nah kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya di tahun pertama di ITB.

OSKM ITB Agustus 2013


OSKM, apa sih OSKM? OSKM adalah singkatan dari Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa, ya semacam MOS kalau di SMAnya. Jadi lewat OSKM ini kita akan belajar mengenali lingkungan kampus, dan juga mengenali tentang nilai-nilai kemahasiswaan.

Senin Agustus 2013, hari itu adalah hari gladi bersih pelantikan mahasiswa baru ITB. Pagi pukul 06.00 bersama teman-teman di asrama kita pergi ke kampus naik angkot kalapa dago yang sudah menunggu sedari tadi di depan asrama.

Pagi itu mahasiswa baru ITB menggunakan seragam sekolah putih abu-abu dan di baluti jaket almamater ITB berwarna biru tosca. Baru sampai di gerbang belakang ITB, aku bersama teman-teman di bimbing menuju depan Sabuga untuk berbaris sesuai dengan kelompok yang sudah di bagi. Kelompok ini adalah kelompok taplok, dimana dalam satu itu terdiri dari minimal 1 orang di setiap fakultas, dan terdapat 3 orang kakak taplok yang mana 1 tahun angkatannya diatas kita.

Apakah OSKM itu ospek?
OSKM itu bukan ospek kok, di  ITB ospek jurusan itu di mulai saat setelah masuk jurusan. Lamanya OSKM sekitar 6 hari, setelah itu seninnya kita masuk kuliah. Hello guys, kita sudah bukan SMA lagi ternyata, 6 Hari menggunakan seragam sekolah SMA putih abu-abu saat OSKM seakan-akan menjadi salam perpisahan dengan putih abu-abu dan di sambut oleh sebuah almamater.

SEMESTER 1 Kuliah

Di ITB tahun pertama kuliah kita tidak langsung di cemplungin masuk jurusan yang di inginkan, kita harus melewati 1 tahun pertama yaitu namanya TPB yaitu tahap persiapan bersama, ada juga yang bilang TPB itu adalah tahap paling bahagia wkwk.

Di TPB kita akan belajar kembali pelajaran SMA, sehingga banyak yang menyebut TPB itu sebagai SMA kelas 4, tetapi materi kuliah di TPB lebih berat daripada di SMA, soal-soal ujian kita kayak soal-soal olimpiade gitu. Kenapa begitu, jadi mungkin ITB ingin menyetarakan kemampuan dasar semua mahasiswa baru yaitu terutama Mafikinya, karena pendidikan Indonesia itu bisa di bilang tidak merata, ada yang SMA nya bagus banget, gurunya kompeten dsb, ada juga yang tidak, jadi untuk itu perlu penyetaraan.

Apa aja sih mata kuliah TPB? 
Aku akan kasih tau mata kuliah TPB untuk fakultas FTSL
Semester I
1. Kalkulus 4 SKS
2. Fisika 4 SKS, ada Praktikum
3. Kimia 3 SKS, ada Praktikum
4. PRD (Pengantar Rekayasa Desain) 2 SKS
5. PTI (Pengantar Teknologi Informasi) 2 SKS, Ada Praktikum
6. Bahasa Inggris 2 SKS

Semester II
1. Kalkulus 4 SKS
2. Fisika 4 SKS, ada Praktikum
3. Kimia 3 SKS, ada Praktikum
4. PRD (Pengantar Rekayasa Desain) 2 SKS
5. Gamtek (Gambar Teknik) 2 SKS
6. TTKI (tata tulis karya ilmiah) 2 SKS
7. Olahraga, 2 SKS

Minggu Pertama Kuliah
Minggu pertama kuliah itu indah banget, hehe belum ada kesibukan yang berarti, praktikum belum di mulai, belum sibuk kegiatan organisasi, ya you will say "I'm free". Tapi ternyata itu berlaku 2 minggu pertama,

Minggu Ketiga Kuliah
Minggu ke-3 kita sudah mulai disibukan oleh aktifitas Praktikum, tugas, kuis dan UTS. Selama TPB itu kita kuliah Senin sampai Jumat, dan ujian hari Sabtu, dan itu berlaku setiap minggu. Jadi memang tidak ada waktu khusus untuk ujian. Di Minggu ketiga kuliah, akan ada yang namanya OHU (open house unit), di ITB terdapat lebih dari 80 unit kegiatan mahasiswa, daftarlah ke unit yang kamu minati dan sesuaikan jadwal kegiatannya dengan aktivitas akademik mu. Intinya kuliah itu akademik dan organisasi haruslah ada porsinya masing-masing.

Nah waktu itu saya mendaftar Gamais ITB dan UKM (unit kesenian minangkabau), tetapi saya tidak berlanjut sampai ke pelantikan, karena saat itu saya ingin memfokuskan diri ke akademik. Karena awal kuliah di ITB saya agak kesulitan beradaptasi karena materi yang diajarkan sangat cepat dan materinya bagi saya saat itu sulit.

Waktu di TPB itu based on pengalaman saya mendapatkan nilai tinggi itu sangatlah sulit. Padahal batas nilai A nya tidaklah setinggi di jurusan. Misalnya Kalkulus batas nilai A yaitu 80, Fisika batas nilai A 75, Kimia batas nilai A nya 72. Jadi jangan kaget juga pada saat SMA nilai ulangannya > 90 tiba-tiba nge anjlok. Waktu itu nilai UTS Fisika ku 54, tapi saya masih bersyukur karena masih banyak juga yang lebih rendah daripada saya nilainya, UTS Kalkulus saya 74, dan UTS kimia saya 53 Haha. Tapi sabar, masih ada UTS II, Nilai Praktikum, Nilai RBL, Nilai Tugas, Nilai Kuis, disitulah saya mengejar kekurangan nilai saya.

Pengenalan Jurusan
Di ITB pada tahun pertama akan ada yang namanya pengenalan jurusan di masing fakultas, setiap jurusan akan mempresentasikan mengenai jurusan dan seperti apa lapangan kerjanya, lingkup yang di pelajari dan sebagainya. Kalau saya memang dari awal sudah memantapkan hati untuk memilih jurusan Teknik Sipil.

Hororweek Ol.Akademik
Setelah melewati 16 minggu perkuliahan dan serangkaian ujian di ITB, akhirnya datanglah masa penantian di akhir semester di ITB yaitu IP. Itu adalah IP perdana ku selama perkuliahan di ITB. Ada rasa dag-dig-dug ketika membuka nilai di Ol.akademik. Nah alhamdulillah saya mendapatkan IP>3, tapi jangan salah, banyak juga teman-teman yang IP nya 4, atau nyaris 4, ada juga yang di bawah 3 alias 2 komaan, ya IP mahasiswa ITB itu bervariasi. Nah di ITB sendiri sering di dengar tidak boleh membicarakan SARIP (Suku Agama Ras dan IP) untuk menghormati perasaan teman kita hehe.

Sekian dulu cerita masa TPB saya kali ini, next di lain waktu saya akan berbagi cerita lagi.








Friday, 8 December 2017

Kisah Perjuanganku Masuk ITB

Hello semua, 
Berawal dari sebuah pertanyaan seorang murid SMA yang bertanya mengenai perjuangan saya masuk salah satu kampus idaman siswa SMA yaitu ITB.
Baiklah, kali ini saya akan bercerita. 

2010
Saya seorang anak desa, yang bersekolah di salah satu sekolah SMA favorit di kota Pariaman, yaitu SMA N 1 Pariaman. Saya memilih bersekolah disini karena tenaga pengajarnya yang bagus, siswa-siswanya pandai, tanpa spp dan lingkungan sekolahnya yang nyaman. Saat itu aku masuk kelas unggul, kelas dimana kami dikumpulkan bedasarkan seleksi nilai rapor, wawancara, serta prestasi selama di SMP. Mungkin yang membuat saya terdampar di kelas ini adalah karena semasa SMP saya pernah meraih juara umum, aktif di kegiatan sekolah dan berbagai perlombaan akademik. Pertama kali di lokal unggul ini Alhamdulillah aku meraih ranking 6 di kelas.

Mei 2011
Tahun 2011 adalah tahun dimana mulai adanya jalur SNMPTN undangan, dan adanya beasiswa Bidikmisi. Saat itu ada seniorku yang berinisial Y, lulus SNMPTN undangan dengan beasiswa Bidikmisi di ITB, fakultas STEI. Yeah, itulah awal pertama kali ku mendengar nama ITB. Sebelumnya aku tidak pernah berfikir untuk kuliah disini, karena yang saya tahu saat itu nama kampus hanya 2 yaitu Unand dan UNP. Guru matematika saya sangat membanggakan prestasi bang Y ini, dan saya dengar siswi yang menjadi juara kelas di kelasku menginginkan masuk universitas itu juga. Saya semakin penasaran, bagaimana sih kampus ini?. Berawal dari situ saya mencari tahu mengenai ITB lewat bantuan mbah google, dari situ saya melihat data-data yang ada bahwa untuk masuk ITB persaingannya cukup ketat.

September 2011
Libur panjang lebaran usai sudah, saya kembali masuk sekolah. Saya mencoba menghubungi bang Y ini lewat fb meskipun sebelumnya tidak kenal. Dari situ aku menggali informasi sebanyak-banyaknya. Saat itu aku bercita-cita ingin menjadi arsitek, dan di ITB terdapat di fakultas SAPPK (sekolah arsitektur dan perencanaan wilayah dan kota), nama fakultasnya keren ya. SAPPK ini tingkat kesulitannya termasuk menengah di ITB. Detik itu juga saya seperti menemukan tujuan yang terarah yaitu masuk SAPPK ITB. Semenjak itu mulai awal semester 1 kelas 11, aku rajin belajar. Saya membahas soal-soal sbmptn dari buku yang aku pinjam di perpus, setiap minggu aku harus memperpanjang peminjaman buku tersebut. Setiap hari saya menargetkan membahas 5 soal. Dan itu memang konsisten saya jalani setiap hari sampai buku-buku tersebut khatam.


Prestasi saya meningkat, nilai saya yang awalnya selalu di bawah 80 menjadi diatas 90, dan di beberapa lomba pun aku mampu masuk sebagai finalist. Dari sini saya menyimpulkan, jika kita memiliki tujuan yang jelas, maka alam bawah sadar membuat kita berusaha menuju apa yang kita inginkan dan semestapun mendukung, jadi jangan takut bermimpi, tapi kerahkan seluruh tenaga untuk menggapainya. 

Saya berasal dari keluarga sederhana, saat SMA saya tidak pernah les atau bimbel (padahal sekarang saya jadi pengajar les wkwk), selama SMA aku benar-benar mengandalkan belajar sendiri di kosan (sedari SMA saya sudah kos, belajar hidup mandiri, memasak, dan mencuci pakaianpun saya lakukan sendiri). Rata-rata teman sekelas saya mengikuti les, tapi itu tidak menyulutkan semangat saya, saya belajar dengan cara saya sendiri. Saat itu saya sering belajar menggunakan hp yaitu lewat fanpage facebook yang sering terdapat kuis-kuis mafiki, saya sering memenangkan kuis dan mendapatkan reward berupa pulsa.

2012
Orang tua saya mulai mengetahui keinginan diam-diam saya saat itu adalah ingin masuk ITB, dan mereka melihat diantara selipan catatan-catatan buku saya. Saat itu orang tua saya berterus terang tidak mampu menyekolahkan saya kesana dan terlebih lagi orang tua saya mengira bahwa saya tidak akan mampu hidup sendiri di rantau orang sana. Tetapi, saya mencoba meyakinkan orang tua saya, bahwa saya akan mencari beasiswa dan saya saat itu saya ingin mendapatkan beasiswa Bidikmisi yaitu beasiswa dari menteri pendidikan dengan mengcover biaya kuliah dan memberikan biaya hidup juga. Orang tua saya tetap menolak. Saat itu saya terdiam, apa saya akan melanjutkan mimpi ini atau tidak. Tapi ternyata hati saya tidak berubah, pikiran saya masih saja tertuju ingin berkuliah di ITB. Lambat laun akhirnya orang tua saya mengizinkan kan walaupun saya tahu ketika itu ayah berkata pada Ibu "biarkan saja dulu, jangan patahkan semangatnya, toh dia belum tentu bias lulus ITB".

Zoom In ITB 2013
Ini adalah salah satu event tahunan yang di selenggarakan mahasiswa ITB yang berasal dari Sumbar. Praevent nya adalah kakak kelas saya dating ke kelas-kelas di SMA untuk sharing pengalaman dan memberikan informasi mengenai bagaimana berkuliah di ITB. Acara besar zoom in ini dilaksanakan di Universitas Andalas Padang. Saya pun datang ke acara ini bersama teman-teman sekolah saya. Saya sangat antusias. Disitu terdapat acara seminar berupa penjelasan mengenai fakultas di ITB, penampilan dari UKM, dan terdapat stand2 seperti stand fakultas dan beasiswa.  Saat itu saya senang sekali dan gemes melihat jaket hijau Tosca ITB dan bergumam semoga tahun depan saya dapat memakai jaket tersebut dan menjadi Panitia Zoom In ITB (Alhamdulillah ternyata keinginan ini tercapai setelah setahun kemudian, saya menjadi anggota dana usaha dan datang ke sebuah Bimbel di kota Padang untuk mengajukan proposal dana).


2013
Impian semakin dekat, ujian nasional pun akan dimulai. Semangat belajar saya pun semakin membara. Saya dan teman-teman sekelas menuliskan impiannya masing-masing di dinding kelas. Dan saya menulis ini.
Amiin


Di bangku sekolah saya terdapat ini.


Saat itu saya bingung menentukan mana yang saya pilih antara FTSL dan SAPPK, karena dari kecil saya sangat tertarik dengan infrastruktur. Setelah saya cari tahu ternyata minat saya lebih cocok FTSL karena saya lebih minat di Teknik Sipil. Akhirnya pada memasukan data SNMPTN saya pilih Teknik Sipil.

Saat itu beberapa orang dari teman saya di kelas diajukan untuk beasiswa BM, tetapi saya tidak diajukan oleh sekolah. Oleh karena itu saya dating ke guru BK dan menceritakan keadaan diri saya dan saya butuh beasiswa itu. Guru BK pun mengurus data diri saya dan membimbing saya untuk melengkapi persyaratan-persyaratannya. 

Pandangan Orang Terdekat
Suatu hari orang tua saya dating ke rumah salah satu keluarga saya, mereka bertanya "Annisa ingin kuliah dimana?", orang tua saya menjawab "Katanya ingin mencoba daftar di ITB". Salah seorang dari keluarga tersebut langsung mengatakan seperti ini "Emangnya ada uang 50 juta? ITB uang masuknya segitu. Masuk ITB itu harus punya uang dan harus pintar", dengan ekspresi yang kurang mengenakan. Orang tua sayapun menjelaskan sebenarnya sekarang sudah ada beasiswa, tapi ya mereka yang mendengar tetap tidak mempercayai dan terkesan mematahkan. 

Walaupun saya tidak mendengar langsung, ya saya sedih orang tua saya dianggap seperti itu. Saya sadar bahwa saya berasal dari orang sederhana, tapi kata-kata yang pedih diatas saya jadikan motivasi bagi diri saya untuk membuktikan bahwa saya bisa berkuliah di ITB dengan beasiswa. Semenjak peristiwa itu, orang tua saya tidak pernah lagi menjawab kalau saya akan berkuliah di ITB, setiap teman-teman ataupun keluarga yang bertanya kedua orang tua saya selalu mengatakan bahwa saya akan masuk Teknik Sipil Unand. Iya tak apa, orang lain tak perlu tahu mimpi saya seperti apa, yang jelas saat itu saya focus saja untuk belajar.

Mei 2013
Pengumuman SNMPTN undangan
Hari itu akan diummkan hasil SNMPTN undangan, saya tidak berharap banyak, karena saya hanya ranking 11 di kelas, biasanya yang lolos SNMPTN undangan dari sekolah saya hanya yang juara 3 besar umum dari sekolah saya. Tapi sore itu ternyata Allah berkehendak lain, impian saya di kabulkan, saya di terima di FTSL ITB. Ya betapa senangnya saya saat itu. Tapi di hari yang sama saya sedih, terbayang bahwa saya akan meninggalkan keluarga dan hidup di rantau orang sendirian.

Saya di antarkan ibu ke Bandung, dan ditemani sampai saya mendapat asrama. 2 Hari pertama di Bandung, saya sedih, saya tidak sanggup meninggalkan keluarga. Tetapi ibu selalu menguatkan saya bahwa saya disini untuk masa depan saya, dan Ibu slalu mendoa untuk kesuksesan saya. Akhirnya saya masuk asrama, di asrama saya menemukan 2 orang teman orang Minang yaitu Dela dan Fitra. Kita pun sering bersama-sama. Ibupun akhirnya kembali ke Padang. Sedih ya pasti, homesick diawal-awal ya pasti ada, tapi akhirnya saya pun terbiasa.
 OSKM ITB

Ketika Matrikulasi ITB