Pada postingan ini, aku mau cerita tentang pengalamanku belajar desain interior secara otodidak alias sebagai amatiran. Perlu di tekankan aku bercerita disini bukan berarti aku sudah mahir, aku hanya seorang amatiran yang belajar dengan penuh semangat, walaupun aku belum menghasilkan sepersenpun uang dari hobby baru ini. Sempat beberapa kali aku mendapat tawaran untuk diajak freelance pekerjaan ini, tapi skill ku belum memadai, aku menolak karenaku tidak ingin mengecewakan hehe.
Program Komputer
Banyak yang bertanya, apa aplikasi yang aku gunakan untuk membuat desain?
Jawabannya: Sketchup. Yup, program komputer yang satu ini memang banyak sekali digunakan untuk membuat 3D design. Karena memang mudah di gunakan. Beda ya dengan program komputer 3D seperti SAP2000 yang digunakan untuk pemodelan dan analisis struktur, yang mana memang harus punya basic ilmu structure atau minimal civil engineering yang mana banyak sekali engineering judgment yang diterapkan (sehingga bisa software tanpa ilmunya, sangat berbahaya, bisa bunuh orang kalau andaikata di terapkan di hasilnya di lapangan wkwk).
Awalnya Pakai Skecthup
Pertama kali menggunakan program ini sekitar tahun 2017, yang mana saat itu aku sedang tugas akhir. Tugas akhirku ini judulnya, "Perencanaan Metode Pelaksanaan, Penjadwalan, dan Estimasi Biaya Konstruksi Stasiun Intermoda Joyoboyo". Kamu bisa temuin abstract, tugas akhirku di internet. Nah, untuk tugas akhir seperti ini, aku jadi banyak berimajinasi dan membayangkan proses pengerjaan proyek dilapangan, karena ya maklumlah ya di kuliah belajarnya banyak teori jadi aku harus sering nonton di youtube gimana pekerjaan konstruksi di lapangan.
Dari judul tugas akhir ku diatas, "Perencanaan", salah satu bentuk perencanaan di proyek adalah adanya perencanaan site plan. Sebetulnya site plan bisa di buat menggunakan Auto Cad, tapi aku memang pengen beda dan pengen repot, aku pengen bisa bikinnya 3D, dan nyaman di pandang, jadilah aku gunain Sketchup.
Aku belajar saja secara otodidak gunain tools yang ada. Oktober 2017 akhirnya wisuda, kemudian aku memasuki masa pengangguran. Yang dulunya pas kuliah sibuk total, tiba-tiba banyak waktu senggang, aku yang ga suka kalau waktuku tidak produktif jadilah kembali otak atik sketchup lagi, cobain bikin rumah, bikin kolam renang dan lain-lain.
Dalam hati, sering bertanya-tanya kok gambar orang bagus-bagus dan mulus ya hasil sketchup nya? kok aku enggak?. Belum bisa ngerender sih wkwk.
Belajar Dari Siapa Saja
Sebagian dari kita suka malu untuk bertanya kepada orang lain terutama di dunia maya, atau memandang seseorang lulusan dari mana atau sebagainya. But, aku tak begitu. Di mataku semua orang sama, jika memang ada ilmu yang bisa ku pelajari darinya aku akan bertanya padanya. Aku sering lihat-lihat postingan ig dari hastag #tekniksipil, karena aku bisa tau kegiatan anak-anak teknik sipil di kampus lain seperti apa. Ternyata aku sering menemukan hasil desain rumah, atau sejenisnya dari anak smk atau mahasiswa sipil lainnya, beberapa ada yang aku like. Dan mereka memfollowku. Aku pun mulai bertanya, kok bisa hasil gambarnya mulus gitu?, "itu di render mbak". Gimana caranya, aku juga pengen bisa kayak gitu. Akhirnya mereka kasih taulah caranya, walaupun bisa render dengan setingan default, ya not bad lah, yang penting tau dulu caranya.
Aku Yang Tidak Puas
2 bulan setelah lulus, aku bekerja di sebuah konsultan, pekerjaanku jauh sekali dari penggunaan Sketchup. Tapi aku masih punya waktu luang untuk belajar hal lain. Aku kembali menyentuh program sketchup. Perasaanku masih tidak puas, mengapa renderanku kayak kartun begini? mengapa hasil renderan mereka bisa tampil realistik?. Akupun terus mencari, jadilah aku membaca postingan blog, sampai nonton berbagai tutorial yang ada di youtube. Namun tak semuanya membuatku puas dengan hasilnya, akhirnya aku menemukan video tutorial dan langsung praktekin, wah mayan bagus hasilnya. Aku cari taulah siapa yang bikin tutorial itu dan sampai aku follow ig nya haha.
Aku Yang Tidak Tahu Malu
Setiap aku berhasil membuat desain dan merendernya, aku sering pajang-pajang hasil karyaku di ig, dilihat ribuan orang, entah apa yang mereka pikirkan. Entah mereka memuji atau mengejek, aku sih orangnya berpikir "bodo amat", yang penting bagiku, aku memperlihatkan hasil portofolio hasil belajarku. Dari ketidaktahu maluan ini, aku berhasil mendapatkan komentar dan masukan-masukan yang membangun dari mereka-mereka yang memang sudah lama berkecimpung di dunia persilatan ini, eh dunia perdesainan ini.
Mimpi Yang Dulu Tak Diwujudkan
Sebetulnya dari kecil cita-citaku adalah ingin menjadi arsitek, tapi orangtuaku berkata "mendingan kamu masuk Sipil", ok akhirnya 4 tahun aku kuliah Teknik Sipil. Aku begitu bersemangat waktu belajar gambar teknik, tapi setelah itu aku belajar beton bertulang, baja, dan sederet hitung-hitungan yang memusingkan. Aku suka ngiri lihat anak arsitektur bikin maket wkwk. Aku masih suka ngiri lihat mereka mendesain rumah idaman wkwk. Aku lihat slide kuliah anak arsitektur, penuh warna dan bentuk-bentuk keindahan, sementara slide kuliah di Sipil gambarnya, beton yang retak, atau rumus-rumus yang bikin otak rasanya abis di timpuk beton haha.
Mimpi Yang Dulu Tak Diwujudkan
Sebetulnya dari kecil cita-citaku adalah ingin menjadi arsitek, tapi orangtuaku berkata "mendingan kamu masuk Sipil", ok akhirnya 4 tahun aku kuliah Teknik Sipil. Aku begitu bersemangat waktu belajar gambar teknik, tapi setelah itu aku belajar beton bertulang, baja, dan sederet hitung-hitungan yang memusingkan. Aku suka ngiri lihat anak arsitektur bikin maket wkwk. Aku masih suka ngiri lihat mereka mendesain rumah idaman wkwk. Aku lihat slide kuliah anak arsitektur, penuh warna dan bentuk-bentuk keindahan, sementara slide kuliah di Sipil gambarnya, beton yang retak, atau rumus-rumus yang bikin otak rasanya abis di timpuk beton haha.
Belajar dan Terus Belajar
Meskipun hasil renderanku ya masih jauh, untuk menjadi mahir memang butuh ketekunan, butuh waktu, dan semua tidak bisa di peroleh secara instan. Aku mempelajari sedikit demi sedikit tentang desain interior ya lewat media paling mudah diakses yaitu internet. Banyak yang bertanya, kenapa ga lanjut S2 jurusan desain interior saja? Haha, sulit sih buat jelasinnya kepada interviewer beasiswa kalau aku milih jurusan ini, karena basic aku di sipil, kecuali aku sudah betul-betul bekerja di bidang interior, aku punya basic yang kuat untuk menjawabnya. Aku memutuskan untuk tetap belajar desain interior, tetapi dengan otodidak.
Itulah sedikit perjalanan panjang dari hobi baruku :). Terima kasih sudah membaca tulisan absurd ini.
Itulah sedikit perjalanan panjang dari hobi baruku :). Terima kasih sudah membaca tulisan absurd ini.