Tuesday, 30 January 2018

melawan kesedihan

Siapa yang tidak pernah sedih di dunia ini?? ya siapapun pasti pernah merasakannya, begitupun aku. Hidup terkadang memang tidak dapat mengikuti apa yg kita mau. Tidak semua harapan dan keinginan kita dapat terwujud, ya kita hanya bisa mengusahakan yang terbaik apa yang kita bisa, itulah takdir.

Kita tidak mampu mengubah takdir yang telah terjadi. Tetapi kita bisa mengusahakan takdir yg baik yang akan terjadi, itulah ikhtiar. Berdamailah, bahwa keinginan tak harus di dapatkan hari ini. Bahwa doa tak harus terkabul hari ini. mungkin besok atau lusa, mungkin saja doa2mu telah sampai di surga kelak, terus berusaha, berdoa dan berpengharapan pada-Nya.

Tulisanku ini bukan mencoba untuk menggurui dirimu, aku hanya menasehati diriku yang bersedih.

Monday, 29 January 2018

Pelajaran hidup dari film Jembatan Pensil

Alhamdulillahirrabil alamin... 
Saya sangat bersyukur telah menamatkan kuliah S1 saya dan mendapat gelar sarjana. Alhamdulillah saya di berikan Allah kemudahan untuk menuntut ilmu... 

Di postingan ini saya tidak membahas tentang sinopsis filmnya, tetapi saya akan bercerita tentang apa yang pikirkan tentang film ini. Banyak bagian2 cerita yang menyentuh sisi emosial dari diri saya. Latar ceritanya berada di Pesisir Pantai, saya seperti flashback kembali ke masa kecil saya di waktu SD, saya di besarkan di lingkungan pesisir Pantai. Tetapi kampung dimana saya tinggal jauh lebih maju dimana sudah banyak sekolah terdapat disana.

Mungkin bagi sebagian kita tidak begitu sulit memperoleh pendidikan, tetapi dari filmnya kita melihat bahwa masih ada banyak orang yang mendapatkan pendidikan SD saja susah, hanya 1 bahkan sekolah di desa tersebut, guru pun juga hanya 1, dan tak ada yang membayar. Perjuangan mereka pun untuk bersekolah sangatlah susah, bertaruh nyawa melewati jembatan lapuk yang sudah rusak. Tapi ini bukan hanya film, tapi benar adanya. Pendidikan belum mampu menyentuh semua elemen masyarakat.

Tokoh Ondeng, seorang anak laki-laki yang bersekolah di sekolah gratis itu. Dia seorang anak nelayan. Setiap hari ia menabung untuk membuat jembatan untuk temannya. Setiap hari ia menunggu teman-temannya saat menyebrang jembatan, hingga suatu ketiaka jembatan kayu itu roboh, teman-temannya tenggelam, ialah yang menyelamatkan teman-temannya.

Ibunya Ondeng sudah meninggal, ia hanya tinggal bersama ayahnya yang seorang nelayan. Ondeng selalu takut mendengar petir karena mengkhawatirkan ayahnya di laut sana. Ayahnya begitu sayang padanya. Suatu hari tasnya terjatuh di sungai. Ayahnya berjanji untuk membelikan tas yang baru. Kemudian ayahnya pergi melaut, dan ternyata kapalnya terguling, ia pun meninggal. Ya begitulah nelayan, hidupnya di laut, matinya pun di laut. Sebagai anak pesisir pantai, kabar meninggalnya seorang nelayan yang melaut tidaklah asing. Bagian ini sangatlah sedih bagi saya, saya menjadi teringat ayah yang sudah tua, saya sering khawatir dengan keadaan ayah yang sering berpergian ke luar kota ratusan kilometer mengendarai motor, pernah suatu hari ayah kecelakaan, kakinya terluka, saya selalu lirih megingat ini. Perjuangan seorang ayah demi keluarganya. Keinginan saya saat ini adalah saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya di sisa umurnya, saya sangat menyayangi mereka.

Kembali ke film, suatu hari Ondeng sakit karena sangat merasa kehilangan ayahnya. Kemudian Ondeng pergi ke laut, tenggelam dan meninggal. Ondeng pernah berpesan kepada gading kawan ayahnya melaut bahwa buatkan jembatan untuk teman-temannya dari uang tabungannya. Akhirnya diakhir cerita jembatan itu dibuat. Saya berharap semoga pemerintah tidak hanya membangun jembatan-jembatan bagus saja sebagai landmark kota, tetapi juga lebih membangun jembatan-jembatan di pelosok desa yang dapat menghubungan desa2 kecil sehingga kemudahan akses ini dapat memudahkan masyarakat dalam mobilitas dan akses dalam berkegiatan. Saat melakukan review design jembatan baja, saya sangat berharap semoga jembatan itu aman, dan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang menggunakannya.

Mungkin sekian cerita saya mengenai film ini. Sekian, terima kasih.



Friday, 19 January 2018

Tips Sukses Akademik Selama di Perkuliahan

Tulisan ini sengaja saya buat untuk adik-adik SMA yang sering bertanya bagaimana sih cara nya agar sukses melewati masa perkuliahan?. 

Sebagian orang membayangkan sukses perkuliahan itu seperti ini, lulus dengan nilai memuaskan, aktif di organisasi, juara lomba, ikut conference ini itu di luar negeri, yup arti sukses bagi setiap orang beda-beda kan ya. Nah di postingan ini saya ingin berbagi sedikit tips untuk sukses di bidang akademik.

Based on yang saya alami kuliah itu suasanya nggak kayak di FTV-ftv wkwk.., yang mana mahasiswanya pulang jam 1 siang, ke kampus cuma bawa tas kecil yang isinya hp, power bank, alat-alat make up, headphone haha, pulang kuliah hang out bareng teman-teman di kafe. 

Seperti apa sih kuliah yang saya alami??. Saya kuliah seringnya masuk pagi, siang praktikum, abis itu masuk kuliah lagi hingga sore pukul 5, setelah itu asistensi tugas. Kadang pulang pukul 7, kadang pukul 9 kadang sampai 11 malam pun. Pulang dari kampus ngapain, ya ngerjain tugas. Perkuliahan ini bikin lelah dan capek banget? awalnya saya merasa hal yang sama. Awal-awal berkuliah di Teknik Sipil ITB bisa di bilang saya agak sedikit shock dengan culture belajar yang ada, karena di SMA saya terbiasa santai, di SMA tu saya sekolah hanya sampai pukul 1 siang, setelah itu ya saya me time mendengarkan musik, membersihkan kamar, tidur siang, malam barulah belajar.

Berikut salah beberapa tips untuk dapat beradaptasi selama di perkuliahan:

1. Baca Materi Kuliah

Biasaya di minggu pertama perkuliahan saya minta materi kuliah 1 semester penuh dari kakak tingkat yang sudah melewati semester tersebut, kalau bisa usahakan dosennya juga sama. Dengan begitu kita bisa lebih prepare, misal dengan sedikit screening presentasi dari dosen, dengan begitu kita dapat gambaran mengenai yang akan di pelajari di kelas, dan siapkan pertanyaan jika memang ada yang tidak di mengerti.

2. Fokus dan Catat Materi yang Disampaikan Dosen

Di kelas, pusatkan konsentrasi penuh untuk mendengarkan penjelasan dari dosen, sambil mendengarkan catat apa yang di terangkan dosen. Usahakan mencatat dengan rapi. Alternatif lain teman saya memang ada yang malas mencatat dan memfotokopi catatan teman. Tetapi bagi saya pribadi, saya lebih senang dan merasa lebih mudah membaca catatan sendiri, karena saat mencatat materi kuliah kita melibatkan hampir seluruh panca indra yang saya miliki sehingga saya bisa lebih mudah memahami dan mengingat-ingat apa yang telah di ajarkan di kelas.

3. Duduk di Depan

Saya lebih prefer duduk di depan, karena pengalaman saya ketika duduk di belakang itu kuranglah enak, fokus saya berkurang, gangguannya banyak, seperti ada teman yang ngobrol, trus nggak keliatan karena mata saya minus, trus misal ketika kita tidak mengerti agak sulit bertanya karen posisinya jauh. Tapi siap-siap aja di cap ambis kalau sering duduk di depan wkwk. Tapi nggak bisa di pungkiri juga, bangku depan itu kadang sering kosong.

4. Memiliki Kelompok Belajar

Nggak bisa di pungkiri, memang tak semua materi pelajaran dapat kita mengerti sendiri, adakalanya ketika stuck belajar sendiri, maka cobalah untuk belajar bersama. Teman belajar ini menurutku penting, karen kita bisa lebih enak berkomunikasi menanyakan tugas, atau bertanya jika tidak mengerti mengerjakan tugas atau ketika ujian. Selain itu cara lain untuk tugas yang benar-benar nguli atau banyak banget, kalau punya teman belajar kan bisa bagi-bagi tugas biar cepat selesai dan bisa saling ngoreksi gitu. Kalau saya baru benar2 punya kelompok belajar kira-kira ketika semester 6 hingga 8.

5. Jaga Kesehatan dan Jangan Sering Begadang

Tidur yang cukup itu penting, tapi kalau banyak deadline bagaimana dong?. Ya itulah pentingnya mencicil tugas jauh-jauh hari. Kalau memang sudah sangat tengat deadline tapi belum selesai, saya biasanya ngerjain pagi-pagi banget sekitar pukul 3 atau pukul 4 pagi. Jangan lupa jaga kesehatan dan makan yang teratur. Karena kalau sakit, akademik bisa jadi keteteran.



Ya, mungkin itu saja sekiranya tips dari saya, jika ada tambahan atau pertanyaan silahkan isi di kolom komentar.
















Instagram anda bermasalah? tidak bisa like, follow, comment, upload? solusi ini patut di coba

Mungkin kita pernah, punya akun yg followersnya lumayan byk, foto juga udah banyak, tapi tiba-tiba nggak bisa diapa-apain gara-gara masalah tertentu. Penyebab akun instagram tiba-tiba tidak bisa like, follow dll, itu dikarenakan aktivitas yang nggak wajar, misalnya ngelike terlalu banyak, ngefollow terlalu sering. Aku sendiri telah 2 kali mengalami hal semacam itu, dan sempat kesal juga sih, tapi sekarang udah kapok terlalu sering ngelike.

Awalnya aku sering ngelike foto yang di hastag "nature", karena foto-foto disitu bagus bagus, dan beberapa diantaranya ada juga yang likeback walaupun nggak banyak. Tapi yang terjadi adalah akun instagramku nggak bisa diapa-apain lagi selain cuma buka beranda dan buka profi..

Tapi sekarang sudah bisa kembali seperti semula, namun cukup trauma untuk terlalu sering ngelike. Berikut cara mengembalikan akun instagram yang bermasalah tersebut:
1. log out, coba login lagi. Kalau ga bisa lanjut langkah 2.
2. uninstall akun, dan install kembali. kalau ga bisa lanjut kelangkah ke 3
3. buka instagram dari pc, nanti akan keluar semacam code verifikasi dan kemudian bisa dibuka kok. Nah jika di pc sudah bisa, kembali login di android, insya allah bisa. Kalau masih nggak bisa? bikin akun baru aja hahahahaha.

Eitss... jangan lupa follow instagramku juga ya, https://www.instagram.com/annisa_wisdayati/ . siapa tau kamu bisa dapat inspirasi dari instagramku...


Sunday, 14 January 2018

Bangun Rumah Sendiri atau Beli dari Developer???




Postingan ini saya tuliskan terinspirasi ketika saya membuka story salah satu selebgram yang saya follow di instagram. Di postingan video tersebut ia tengah berada di sebuah mobil bersama seorang laki2, mempromosikan 2 tipe rumah. Rumah yang pertama seharga 1 M, rumah yang ke 2 seharga 699 juta dengan tipe 70 m2 , dengan sedikit halaman, saya perkirakan luas tanahnya mungkin 90m2 berlokasi di Padang.

Tiba-tiba sayapun mencoba mengestimasi berapa sih biaya kalau misalnya kita bangun sendiri, alias nggak ngelibatin developer gitu. Jadilah saya cobain tuh ilmu estimasi biaya yang pernah saya pelajari selama kuliah di sipil. 

Asumsi2 yang di gunakan dalam perhitungan:
- Ini adalah estimasi konseptual, belum ada gambar detail untuk mengestimasi volume peerjaannya
- Rumah 1 Lantai dengan pondasi batu kali
- Kolom dan Pelat Lantai Beton
-Atap Baja Ringan
-Tanpa Pagar seperti video
- Lokasi dilihat tidak berada di daerah ramai/niaga, sehingga kemungkinan harga tanah murah asumsi 750 ribu/m2
- Engineer, Arsitek, Kontraktor dan Kepala Mandornya saya sendiri wkwk,,, jd ga perlu di hitung biaya desain dsb

Pondasi beserta galian: 15 jt terpasang
Pelat Lantai : 7,35 jt terpasang
Kolom: Kolom 3,024 jt terpasang
Pasangan Bata : 24 jt terpasang
Atap: 24 juta terpasang
Plesteran: 12,1 jta terpasang
Acian: 6,5 jta terpasang
Cat: 13 jt include interior dan exterior terpasang
Keramik: 6,3 terpasang
Tulangan (asumsi 1% beton) : 29 juta terpasang
Pekerjaan Elektrikal lumpsump: 5 juta terpasnag
Pekerjaan Mekanikal Lumpsump 6 juta terpasang
Pintu jendela kanopi : 16 jt terpasang
Pekerjaan Ceiling: 9 jt terpasang
Pekerjaan finishing minimalis: 15 jta terpasang
Harga Tanah: 86 juta
------------------------------------------------------------+
235 juta
asumsi lagi nih, mungkin aja hitungan saya eror 50% (soalnya estimasi konseptual itu kisaran eror nya 50%)
Jadi biaya total + kemungkinan eror = 352.5 juta


Jauh lebih murah kan kalau kita bangun sendiri??. 

Kalau beli ke developer wajar jadi lebih mahal, karena kita terima jadi. Mereka butuh margin juga untuk hasil usaha mereka. Mengapa di developer bisa lebih mahal? ada indirect cost yang belum kita perhitungkan, seperti overhead kantor dan lapangan, pajak, biaya marketing, biaya perizinan, biaya desain, biaya resiko, contingensi (salah satunya bayar uang keamaanan). Yup banyak sekali kan ya, apalagi jadi developer jual rumah itu nggak bisa laku cepat, buat nunggu rumah terjual itu lumayan lama, nah karyawan kantor kan tetap harus di bayar, trus sewa kantor jalan terus, ditambah lagi tagihan bank beserta bunganya.

Keuntungannya beli rumah dari developer ya kita terima instan dan jadi, bisa langsung di tempatin kapan aja.

Kerugiannya: kita nggak tau kualitas rumah tersebut lebih detail. Tahan gempa apa enggak wkwk. Nggak tau juga itu sengkang tulangannya di pasang kayak apa. 

Karena saya lulusan teknik sipil, dan ayah saya arsitek, saya lebih prefer untuk ngebangun rumah sendiri tanpa developer, walaupun prosesnya lama. Hitung-hitung saya nerapin ilmu ketekniksipilan saya, atau hitung-hitung belajar jadi kontraktor dalam skala kecil.




Thursday, 11 January 2018

Masa Depan

Masa depan adalah rahasia dari Allah.
Dan masa lalu adalah pelajaran.
Masa sekarang adalah perjuangan.

Ada yang tau ga kita hidup sampai kapan? Mati itu adalah masa depan. Kapan tanggalnya, cara meninggalnya kita tidak akan pernah tahu.

Seperti mati, Akhirat juga masa depan.

Untuk masa depan yang baik, perlu persiapan yang baik sejak dini.

Tulisan ini hanya sekedar share di tengah malam

Wednesday, 10 January 2018

Woman in Engineering





Postingan ini terinspirasi dari suatu ketika saya melihat seorang perempuan berumur 26-30 tahun yang bekerja di kontraktor. Kesan  pertama saya ketika bertemu bahwa dia adalah sok-sok perempuan yang mandiri, rajin, smart,  strong and brave. Sangat cool sekali saya lihat ketika dia menjelaskan mengenai pekerjaan yang sedang berjalan di lapangan yang penuh tekanan, tak banyak saya lihat perempuan seperti ini.

Dewasa ini dapat kita lihat bahwa jumlah perempuan berkuliah di jurusan teknik semakin banyak, entah memang emansipiasi atau entah pengaruh globalisasi yang mana semakin tebukanya informasi bahwa di dalam pendidikan ini tidak lagi mengenal gender. Namun ketika lulus, beberapa pekerjaan ada yang membatasi persyaratannya gender. Hal ini saya buktikan sendiri waktu itu, CV saya di tolak sebuah perusahaan tambang karena saya perempuan. 

Ya perempuan tetaplah perempuan. Secara fisik perempuan memanglah lebih lemah di banding laki-laki. Namun hasil riset saya dengan cara membaca-baca pengalaman para perempuan di lapangan, ternyata perempuan banyak terlibat dalam problem solving ketika di lapangan, karena dalam negosiasi ternyata perempuan lebih pandai wkwk.

Dalam pandangan saya, woman in engineering adalah sok-sok perempuan yang tidak hanya ingin perannya sekedar di dapur dan di kasur, tetapi mereka-mereka ini adalah orang-orang yang membangun peradaban baru, bahwa perempuan mestilah pintar dan kuat. 

Saya sering kali mendapat pertanyaan seperti ini:
"Mengapa kamu masuk jurusan teknik?, ini kan jurusan laki-laki, kenapa bukan jurusan Manajemen, Kedokteran atau Akuntansi saja?".

Kadang aku bertanya balik, "Memangnya salah ya perempuan kuliah teknik?. Bagi saya pribadi, saya memilih masuk jurusan teknik sipil karena memang suka dan tertarik mempelajarinya. Walaupun seandainya 5 tahun ke depan saya hanya menjadi ibu rumah tangga pun, tak ada penyesalan bagi saya, saya tidak akan merasa ilmu saya tidak berguna. Karena bagi saya sekolah ataupun kuliah itu untuk mencerdaskan, mengasah cara berpikir, dan memperluas pengetahuan".

Tak usah khawatir, jika memang setelah lulus banyak pekerjaan yang tidak feasible bagi seorang perempuan lulusan teknik, saya justru merasa banyak lahan pekerjaan yang sesuai dengan perempuan, seperti : bekerja di konsultan, menjadi PNS, menjadi dosen, dan menjadi penulis.







Friday, 5 January 2018

Dahulu

Dahulu kita adalah bayi kecil yang terlahir dengan suara tangis
Menghirup udara kemerdekaan dan melihat dunia 
Tumbuh dan dibesarkan ayah dan bunda penuh kasih sayang 
Pelan pelan kita mulai pandai berbicara dan berjalan 

Di taman kanak-kanak ibumu menunggu di luar kelas 
Sebuah kotak nasi dan air minum telah ia siapkan untukmu 
Bell sekolah berbunyi menandakan waktu istirahat
Kau membawa buku tulis dan memperlihatkan jumlah bintang yang kau dapat

Hari demi hari berlalu, kau semakin tumbuh besar 
Kadang kau merajuk karena keinginanmu tak terpenuhi 
Kadang kau mengganggu adikmu yang masih kecil 
Kadang-kadang kau bermain hingga larut sore 

Kini kau dewasa dan pergi jauh dari rumah 
Ayah dan ibumu makin renta dan menua 
Di sebuah persimpangan kau kebingungan 
Apa aku terus mengejar mimpi atau aku harus pulang?

oleh: Annisa W


Aku Ingin Kembali Ke Masa Lalu

Aku ingin kembali ke masa lalu
Menjadi anak gembala
Melintasi pematang sawah
Di waktu menjelang petang

Aku ingin kembali ke masa lalu
Berlarian bersama teman-teman
Tertawa bahagia
Di bawah derainya hujan

Aku ingin kembali ke masa lalu
Menghirup aroma pantai
Menulis sajak-sajak puisi
Dari bisikan ombak

Aku ingin kembali ke masa lalu
Menapaki pematang yang kecil
Dan memandangi luasnya sawah
Bersama rasa kebebsan

Aku ingin kembali ke masa lalu
Menembus ruang dan waktu
Dalam sketsa cerita masa muda
Yang begitu berharga

Karya : Annisa Wisdayati

Mengejar Bayang-Bayang Dan Kemana Aku Akan Pulang (2)

Sebut saja ini adalah kisah seseorang yang sampai detik ini mencari jati dirinya, seseorang yang tersesat di suatu malam yang sunyi, berjalan sendiri di saat udara begitu dingin, tak ada seorangpun yang berani keluar rumah kecuali dia, yang terlihat hanya jendela tertutup rapat dan lampu pijar benderang. 

Aku tidak tahu akan memulai cerita ini darimana, entahlah aku tidak tahu kata pengantar yang tepat untuk memulai kisah ini. Setiap orang dalam hidup ini pasti memiliki mimpi, begitupun aku, dan orang-orang sekitarku. Baik, tanpa mukadimah yang panjang, aku ingin mulai saja cerita bersajak ini, apa kau tau maksud nya mengejar bayang-bayang?.

Sebenarnya ini hanyalah kisah klasik yang sering dialami anak-anak SMA yang memiliki cita-cita yang tinggi dan ingin membuat bangga keluarganya, ataupun orang lain disekitarnya. 

"Wah si tetangga masuk SMA favorit, mungkin saja aku bisa ... ", 

Yup takdir terus melaju mengantarkanku pada apa yang kau pikirkan, kau menggerakan setir kehidupan ke arah sana, kau meninggalkan teman-teman smp dan bertemu orang-orang baru. Tak mengapa, kau ingin sedikit lebih maju, pikirmu. Kehidupanpun berjalan damai.

Para alumni dari universitas datang, mengenakan jaket almamaternya dan siap membuatmu jadi pemimpi berikutnya.

"Wah keren sekali, kampusnya yang bergengsi, andai aku dapat berkuliah disana juga ya?", 

Kau kembali bermimpi, dan mengusahakan dengan apa yang kau lihat. Jika kehidupan ini adalah sebuah perjalanan, dan kau mengendarai dirimu. Lagi-lagi keinginanmu terwujud, entah ini permainan takdir, atau hanya keberuntungan semata. 

Kehidupanpun terus melaju, dan kau pun tak ingin diam, terus melaju dan seiring berjalannya waktu kau terus bergerak maju dengan setir kehidupanmu mengikuti bayang-bayang yang kau tuju. Sampai bayang-bayang yang kau ikutipun hilang. Dan kau terhenti, kau kembali sadar, mengapa selama ini mengejar bayang-bayang, walaupun kau mengedalikan setir hidupmu, tapi bukan kau yang menentukan arahnya, kau hanya mengikuti bayang-bayang.

Yup, bayang-bayang itu menuntun alam bawah sadarmu. Apa ini permainan takdir, ataukah hanya sekedar konsekuensi logis dari tindakan dan keputusan yang telah kau lakukan belakangan ini. Benar ataupun salah dengan yang telah terjadi, tak mengapa, ini semua hanyalah mengenai pilihan hidup, mencoba dan terus mencoba, dan biarkan takdir yang membenturkan diri ini, yup percayalah takdir akan pelan-pelan membimbingmu pulang, walau kau jauh tersesat setelah berjalan ribuan kilometer mengejar bayang-bayang.









Mengejar Bayang-bayang dan kemana akan kembali pulang

Waktu yang terus bergerak, atau aku yang tetap disini.
Aku pernah berpikir, apakah aku yang tidak mampu mengiringi jalannya waktu?.
Aku berhenti sejenak, mengumpulkan sisa-sisa tenaga di dalam tubuhku,
Sejenak aku duduk dan terdiam menghimpun tenaga dari alam,
Aku tanyakan pada diriku, apakah aku bergerak sampai detik ini mengikuti mauku?
Apakah aku bergerak karena aku mengikuti bayang-bayang orang lain di depanku?
Beberapa tahun lalu, iya...
Bayang-bayang itu berlari begitu cepat, dan menghilang di suatu perimpangan,
Aku kebingungan...
Persimpangan ini begitu sunyi, aku tak melihat notifikasi atau petunjuk,
Aku yang semula tak punya tujuan,
Aku buta dengan langkah ini,
Persimpangan ini begitu sunyi,
Aku tak melihat siapapun agar aku dapat bertanya,
Apa karena aku berjalan saat dini hari?
Apa karena aku tidak sabar, untuk diam sejenak menunggu pagi?
Aku bergerak dengan intuisi yang ku miliki,
Berjalan melewati lorong-lorong gang sempit,
Aku kembali bertanya, apa aku tersesat?
Ini bukan seperti tujuanku,
Aku menyadari, sudah teralu jauh berjalan dari rumah,
Apa aku kembali pulang saja?
Atau aku harus menunggu pagi dan menikmati ketersesatan ini?