Kadang kita tidak pernah tau telah melangkah sejauh apa, karna terkadang tak ada ukuran yang pasti tentang jarak untuk sebuah tempat yang kita tuju. Terlebih jika ini bukanlah langkah eplisit dengan artian berjalan menggunakan kaki atau kendaraan, tapi ini tentang langkah akan mimpi atau sebuah stage dalam hidup.
Sering kali dalam berjalan kita tersadar dan meragu, dan bertanya-tanya "mungkinkah ini akan sampai tujuan, atau nanti malah tersesat dan jauh untuk pulang. Apakah aku seberani ini untuk melangkah jauh pergi?? Ataukah lebih baik aku mundur sekarang setidaknya belum terlalu jauh untuk pulang".
Keadaan menyadarkanku, aku perlu melangkah mundur, tapi tidak buru-buru pulang. Sedikit melangkah mundur dan kembali mencari tau, memikirkan kembali pilihan ini, dan memantapkan hati "apakah aku pulang, atau lanjut berjalan?".
Thursday, 27 December 2018
Monday, 17 December 2018
Ruang Sendiri
Entah angin darimana datang berbisik ke telingaku, tiba-tiba saja bikin postingan judulnya ruang sendiri kayak lagunya Tulus, persis lagunya Tulus yang judulnya ruang sendiri. Tapi emang benar sih postingan ini terinspirasi dari lagunya Tulus, seharian aku mendengarkan lagunya Tulus yang berjudul itu, yang intinya menegurku atau bercerita setiap orang butuh ruang sendiri.
Tangan yang gatal typing dan bercerita, akhirnya menulis lagi disini. Entah, blog ini memang tempatku pulang setelah jauh pergi. Sebulan rasanya aku mengabaikan blog ini. Ujung-ujungnya aku kembali kesini, seperti layaknya orang tua yang selalu menjadi tempat pulangnya anak-anaknya.
Masih tentang ruang sendiri, blog ini memang salah satu tempat atau ruang untukku sendiri. Tempat dimana aku bercerita secara satu arah saja, tanpa aku berharap tau bagaimana sebuah respond, karena memang jarang yang menulis comment juga sih wkwk.
Melewati musim dingin yang panjang dan menciptakan dunia sendiri, itu yang kulakukan selama ini bersama blog ini dan sketch up ku. I'll comeback soon, pada dunia yang aku tinggalkan sebulan terakhir.
Kadang aku merasa lebih leluasa bercerita disini, berpikir dalam, membuat rencana, dan riuh dengan badai pikiranku sendiri yang membuat ruang sendiri ini terasa ramai. I'm a planner. Seorang planner bukan orang yang senang berkata "di pikirin nanti". Semua terencana dan tertata, dan tidak suka perbaikan atau mengulang di kemudian hari. Kadang itulah yang sering kali membuat bathinku tersiksa sendiri. Hahaha, "terlalu kaku hidup mu dek", bergitu celetukan seorang temanku yang usianya memang diatasku.
Yup benar terlalu kaku, kadang aku merasa kesulitan dengan perubahan, seperti naik turunnya moodku yang secara drastis, atau perubahan dari keadaan "high expectation", tiba-tiba jadi "low expectation" dengan kondisi lingkungan yang ada. Aku memang terombang-ambing dalam ketidak stabilan, tapi bukan berarti aku tidak stabil sama sekali. Kedewasaan yang tumbuh seiring bertambahnya usia membuat ku mampu mengendalikan diri sedikit demi sedikit hingga goncangan dari luar teredam dan tetap melanjutkan pelayaran mengarungi samudera kehidupan ini. Btw dari tadi aku ngomong apa ya? wkwk, random amat.
Buat aku ruang sendiri adalah ruang dimana aku mengevaluasi diri, menyerap energi positif, dan mendetoksifikasi energi negatif. Atau ruang sendiri bagiku tempat dimana aku menjadi versi terbaikku, ibarat mesin ruang sendiri bagiku adalah tempat dimana aku memiliki efisiensi yang tinggi. You will judge me as introvert, bukan penilaian salah. Memang kadang aku keluar dari zona ruang sendiri dan berbaur dengan mereka yang membuatku nyaman menjadi pendengar dan banyak berceloteh hal receh, namun setelah itu energi ku seakan terkuras, I'll comeback to my alone room (bener ga ya bahasa inggrisnya? kalau salahpun bodo amat wkwk) buat recharge kembali.
Bagaimana dengan ruang sendiri mu???
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Di postingan sebelumnya saya sudah pernah bahas tentang jurusan teknik sipil itu belajar apa aja, sekarang aku mau bahas suka dukanya belaja...
-
Di postingan sebelumnya saya sudah cerita tentang perjuangan saya sampai keterima di ITB, nah kali ini saya akan bercerita tentang penga...
-
1. Sebuah kolom berukuran 400 mm x 400 mm dengan tinggi 5,5 meter memikul beban mati sebesar 45 ton dan beban hidup sebesar 30 ton. Beban ...
-
Hello semua, Berawal dari sebuah pertanyaan seorang murid SMA yang bertanya mengenai perjuangan saya masuk salah satu kampus idaman sisw...
-
Pada postingan ini, aku mau cerita tentang pengalamanku belajar desain interior secara otodidak alias sebagai amatiran. Perlu di tekankan a...
-
11. Mata kuliah yang menurut kakak paling susah di takhlukan di teknik sipil ada ga? Mata kuliah yang agak sulit menurut saya ad...
-
Ini mie goreng khas Padang yang aku bikin 3 hari lalu... Karena banyak yang nanya resepnya gimana, baiklah aku akan berbagi resep dengan ...
-
Aku mengawali pekerjaan setelah 2 bulan lulus dari kampus menjadi junior civil engineer di konsultan teknik sipil di Bandung. Seleksi masuk...
-
Alhamdulillahirrabil alamin... Saya sangat bersyukur telah menamatkan kuliah S1 saya dan mendapat gelar sarjana. Alhamdulillah saya di b...
-
Waktu dan energi adalah satu kesatuan yang sulit di pisahkan dalam rutinitas sehari-hari, sehingga harus di kelola dengan baik. Waktu, ener...