Friday, 31 March 2023
Sunday, 26 March 2023
What are the negative impacts of dating?
Dating can have both positive and negative impacts on individuals. Here are some of the negative impacts that dating can have:
- Heartbreak: One of the biggest negative impacts of dating is the possibility of heartbreak. If the relationship ends badly, it can be emotionally devastating and can take a long time to recover from.
- Time and energy: Dating can be time-consuming and can require a lot of energy, especially if you are seeing multiple people or going on a lot of dates.
- Financial burden: Dating can also be expensive, especially if you are constantly going out to dinner, movies, or other activities.
- Unrealistic expectations: Some people may have unrealistic expectations when it comes to dating, which can lead to disappointment and frustration.
- Pressure to conform: There may be pressure to conform to societal expectations of what a relationship should be like, which can lead to stress and anxiety.
- Jealousy and possessiveness: Dating can sometimes bring out feelings of jealousy and possessiveness, which can be unhealthy and damaging to the relationship.
- Risk of abuse: Dating can also put individuals at risk of abuse, whether it be emotional, verbal, or physical.
It is important to remember that not everyone will experience these negative impacts, and dating can also bring many positive experiences and benefits. It's important to approach dating with an open mind and to prioritize your own well-being and safety.
Friday, 24 March 2023
Trust Issue sama diri sendiri
Hari ini lagi pusing beli tiket lebaran, bener-bener bingung beli tanggal berapa, gue salah beli tiket, ga efektif milih tiket aja ga dapat best choice dan best price aja rasanya sebel sama diri sendiri... gimana salah milih pasangan coba?
Makanya ngerasa trust issue sama diri sendiri, karena ga pinter milih, ga pinter ngambil keputusan, gampang stres kalau disuruh ngambil keputusan, selalu butuh validasi ketika disuruh ngambil keputusan.
Sampai kapan kayak gini? selalu marahin diri sendiri, tiba-tiba nangis, tiba2 ngerasa terpukul. Ini tuh ga cuma soal beli tiket, tapi soal gimana gue selama ini milih pasangan hidup, kenapa masih sendiri di usia segini karena itu, ga pinter milih, ga hoki, ga beruntung, ga nemu moment terbaiknya.
Selalu ketemu seseorang di waktu yang salah, selalu ngeperjuangin orang yang salah, wasting time, pusing dan jadinya overthinking, tapi berasa di kejar waktu kayak harga tiket, terlalu lama nunggu kepastian pengumuman cuti lebaran, dan tapi kalau terburu2 ya suka salah beli di tanggal berapanya.
Dan itu bener2 sama kayak nemuin pasangan hidup, usia under 30 rasanya ga siap, tapi kebingungan, milih A terlalu cepat pengen serius, pilih yang B rasanya dia terlalu main2 ga ada keseriusan juga tapi ngerasa cocok, pilih yang C kurang sreg tapi cukup kenal baik, setiap orang datang silih berganti, satu persatu, A, B, C pun menemukan pasangan hidupnya. B yang di kira sulit untuk serius ternyata malah serius dg org lain. Kadang nemu yang tepat tapi momennya ga tepat. Ketika usia diatas 30 mulai insecure udah jarang bgt yang ngedeketin.
Salah satu yang sering kepikiran kalau memutusan tergesa2, ga semua orang mentalnya stabil dan ga semua orang mentalnya dewasa banget, menikah ga ngelibatin diri sendiri doang, ada keluarga pasangan, ketika masih belum stabil tanpa disadari kamu bisa aja ga wise menghadapi mereka, maka terjadi cekcok. Saat belum mampu ngurus diri sendiri dengan benar, malah jadi kena marah karna ga bisa ngerawat suami dengan benar. Pengen nunda punya anak biar mendewasa dulu, tapi ternyata ga di bolehin, di khawatirkan ini itu, padahal yang tau mental kamu siap apa enggak ya dirimu sendiri. Tapi jawaban2 mereka adalah ya paksakan, siap ga siap harus siap, jangan cengeng, ditambah punya suami yang ga kooperatif, udah tau susahnya jaga bayi, ga bantuin cari baby sitter dsb, dan di rumah pengennya tau beres aja. Dan kekacauan ini kamu belum bisa handle, anak nangis terus rumah berantakan, dan bentar lagi harus masuk kantor.
Drama masuk kantor, pagi-pagi udah rempong nganterin anak ke daycare atau tempat penitipan, trus macet2an di jalan berangkat kerja, dan tiap hari 5/7 seperti itu. Pendapatan sebulan habis di jalan dan bayar penitipan anak. Udah ga bebas ketemu teman2, jalan2 dsb.
Ketika dekat sama seseorang gue selalu gamang, dan banyak pikiran2 yang berkeliaran "apa dia bisa kerja sama dg gue nanti?", "apakah dia akan ngepush gue ini dan itu?", "apakah dia akan mencoba untuk mengerti gue, saat messy conditian dia bantu gue sama2 cari solusi?", "atau gmana?".
Pertanyaan-pertanyaan yang suka ganggu, ketika nemu org yg katanya niat serius aku lihat dia terlalu demanding, ga punya hobbi yang sama, dan sebagainya, terlalu menggurui dan predict dia ga fun karena penuh tuntutan. Ketika nemu yang rasa-rasanya, kayaknya nyaman, bisa kerjasama, kayaknya mau sabar dan mau ngertiin, tapi ga ngeperjuangin dengan ortunya sampai tuntas, tapi ternyata belum selesai sama dirinya sendiri. Gitu aja terus siklusnya sampai frustasi, sampai udah nggak percaya sama maunya diri sendiri. Sampai rasanya capek sendiri. Suka ngiri lihat kisah orang-orang less drama, dan tau-tau nikah aja.
Rumput tetangga emang kelihatan lebih hijau, tapi ga pernah tau kisah yang sesungguhnya, ga ada yang tau strugglingnya orang-orang tersebut demi keutuhan rumah tangga, ada yang nekan ego sedalam-dalamnya, ada yang ngikhlasin mimpinya, ada yang rela capek bekasi jakarta karena keputusan bersama memilih tempat tinggal dengan suaminya.
I know what you feel nis, sebenarnya kamu nyaman hidup sendiri, less drama, less tuntutan, gampang ngambil keputusan karna yg di pertimbangin diri sendiri. Contoh, ga butuh sewa apartemen, atau nyicil rumah selama kerja di jkt, cukup nyewa 1 kamar dan lebih mudah kemana2 bisa pilih dekat kantor aja, dan lebih gampang nabung. Tapi ketika punya pasangan, kamu musti mikir space yang lebih luas, dengan harga yang sanggup di bayar, terkadang terpaksa mengorbankan jarak dan durasi di jalan yang lebih lama.
Saat sendiri pulang kantor jam 6, masih ada waktu buat side hustle dari jam 7 - 11 malam, kalau udah berkeluarga udah ga bisa gitu. Ini tuh nyaman banget buat kamu nis, tapi kamu suka worry kan, emang sampai kapan aku dalam zona nyaman seperti ini? apa ini aku selamanya hidup sendiri dan terus2an insecure lihat org2 sibuk dengan tumbuh kembang anaknya?.
pilihan yang dilema bukan?
Allah lebih tau tentangku daripada diriku sendiri, kalau aku yang milih berbagai opsi dan konstraint yang ada, aku sering salah milih. Bantu aku milih ya Allah, pilihin pilihan yang bikin aku nyaman :( .
Saturday, 11 March 2023
Asing
Ia masih asing bagiku, aku baru mengenalnya sebulan belakangan, diapun masih dalam tahap profiling aku. Ia dan pikirannya hanya teka teki bagiku. Aku hanya sibuk dengan perasaanku sendiri.
Aku juga tidak melihat sebuah ujung, aku hanya butuh manage ekspektasiku.
Aku tidak tau, aku rasanya kehilangan kepercayaan diri.
Aku ngerasa hanya akan jadi target yang akan di putuskan
Yang ku kelola hanya ekspektasiku
Kadang hidup itu membingungkan
I wish dia tidak mengenalku lebih jauh lagi
Aku bukan seperti org2 di sekitar dia yg setiap hari berbaur dengan dia
Apa ini yang dinamakan avoidant attachment, merasa risih ketika org lain menyelami kehidupan diri sendiri,
Tuesday, 7 March 2023
Apakah manusia adalah hormonnya?
Mengurai tentang manusia dan segala macam bentuk respondnya adalah seperti mengurai benang kusut satu persatu, ruwet dan kompleks, terutama tentang jiwa manusia, makanya ada keilmuan psikiatris. Manusia dapat berfungsi, berperan, dan produktif dengan baik ketika hormon-hormon di tubuhnya seimbang. Respondnya terhadap suatu kejadian bisa lebih stabil ketika hormonnya stabil.
Stres, tekanan, luka, genetik, trauma, cemas dan pengalaman membuat manusia kadang kehilangan kestabilan hormonnya.
Contohnya saat patah hati, tentu suasana hati sedang sedih, memakan makanan yang kamu sukapun tidak enak, padahal biasanya senang sekali, melakukan hobipun tidak bergairah. Apalagi sedang berduka trus terjadi sesuatu yang tidak mengenakan hati, maka rasanya cukup terpuruk ya.
Tapi ketika hari itu senang, bawaannya bahagia, sekalipun mengalami hal-hal yang mengesalkan di hari itu, dapat direspond dengan baik, tetap, tentram dan tersenyum.
-
Di postingan sebelumnya saya sudah pernah bahas tentang jurusan teknik sipil itu belajar apa aja, sekarang aku mau bahas suka dukanya belaja...
-
Di postingan sebelumnya saya sudah cerita tentang perjuangan saya sampai keterima di ITB, nah kali ini saya akan bercerita tentang penga...
-
1. Sebuah kolom berukuran 400 mm x 400 mm dengan tinggi 5,5 meter memikul beban mati sebesar 45 ton dan beban hidup sebesar 30 ton. Beban ...
-
Hello semua, Berawal dari sebuah pertanyaan seorang murid SMA yang bertanya mengenai perjuangan saya masuk salah satu kampus idaman sisw...
-
Pada postingan ini, aku mau cerita tentang pengalamanku belajar desain interior secara otodidak alias sebagai amatiran. Perlu di tekankan a...
-
11. Mata kuliah yang menurut kakak paling susah di takhlukan di teknik sipil ada ga? Mata kuliah yang agak sulit menurut saya ad...
-
Ini mie goreng khas Padang yang aku bikin 3 hari lalu... Karena banyak yang nanya resepnya gimana, baiklah aku akan berbagi resep dengan ...
-
Aku mengawali pekerjaan setelah 2 bulan lulus dari kampus menjadi junior civil engineer di konsultan teknik sipil di Bandung. Seleksi masuk...
-
Alhamdulillahirrabil alamin... Saya sangat bersyukur telah menamatkan kuliah S1 saya dan mendapat gelar sarjana. Alhamdulillah saya di b...
-
Waktu dan energi adalah satu kesatuan yang sulit di pisahkan dalam rutinitas sehari-hari, sehingga harus di kelola dengan baik. Waktu, ener...