Monday, 5 March 2018

Jangan Terjebak Zona Nyaman

Hampir setiap manusia di dunia ini cendrung beralih ke zona nyaman. Bahkan bagian terkecil dari atom sekalipun seperti elektron, cendrung berpindah dengan menggunakan energi eksitasi yang paling sedikit. Hal yang sama sempat terpikir bagi kawan kawan saya sendiri, lulus dari kampus, frustasi menghadapi rekrutmen, pulang dan menghentikan langkah disana sambil menunggu datangnya jodoh.

Tak ada yang masalah dengan memang memikirkan jodoh. Tetapi ya apa salah nya mencicipi dunia kerja dulu di rantau, menikmati hasil kerja keras menempuh pendidikan, menghasilkan uang, bantu orang tua dulu. Ya berat memang, seorang anak perempuan harus bekerja dan jauh dari keluarga. Itulah yang saya rasakan, menjadi anak pertama perempuan di keluarga. Ayah yang sudah tua, tak akan lama lagi mampu bekerja, adik yang kurang mandiri dan kedua orang tua yang tidak memiliki pensiun di hari tua. Itulah hal mendasar yang membuat saya mengorbankan diri, biarlah saya terlepas ke rantau.

Siapa yang tidak nyaman di kampung halaman sendiri. Berkumpul bersama keluarga dan terjebak pada kenyamanan yang begitu begitu saja. Kalau misalnya punya usaha, atau toko yang bisa di kembangkan ya tak apa. Tapi perekonomian di kampung halaman sangat lemah sekali. Untuk membangun perekonomian disana juga butuh modal yang besar. Daya beli masyarakat disana juga lemah.

Inilah yang menjadi alasan beberapa orang walaupun dengan berat hati meninggalkan kampung halamannya.

No comments:

Post a Comment