Sunday, 8 December 2019

Pengalaman saya dalam menjalani hidup minimalis.



Saya menjalani hidup minimalis bukan saya sengaja, namun keadaan hidup yang menuntun saya dan keluarga menjalani hidup minimalis. Sebelum aku mengenal marie kondo, dan siapapun yang menggempar-gemporkan mengenai konsep hidup minimalis tanpa kusadari ternyata aku sudah menjalaninya sudah sejak lama, pelopornya adalah ibuku sendiri.

Bermula dari keadaan, ibuku hanya ibu rumah tangga, dan ayah tenaga outsourcing untuk jadi pengawas proyek yang pendapatnya tidak tetap. Sebagai pengelola keuangan keluarga, ibu benar-benar memangkas pengeluaran sangat ketat. Kami hampir tidak pernah beli baju (hanya memanfaatkan baju yang dikasih adik bungsu ibuku, sisa-sisa jualan di toko), kalaupun beli baju ya seragam sekolah, bahkan seragam sekolahku aku wariskan pula pada adikku, kami sangat-sangat minimalis. Minimalis akibat keadaan wkwk.

Terlepas karena keadaan, kebiasaan yang sudah terbentuk semenjak kecil itu membuat kebiasaan hidup seperti itu hingga dewasa. Membeli sesuatu kalau benar-benar butuh dan penuh pertimbangan kapan perlu feasibility study dulu atau pakai metode AHP (mulai lebay) untuk menentukan pilihan optimum. Oleh karena itulah, saya orangnya menjadi sangat terencana, tidak bisa random tiba-tiba beli ini beli itu, dan sangat benci hal yang mubazir.

Sampai teman saya pernah bertanya "kalau pergi les, kok baju kamu itu-itu aja, pas jalan-jalan bajunya ternyata bervariasi juga". Aku merasa biasa saja dengan pertanyaan itu. Baju yang sedikit juga tetap hidup kok. Yang penting, rapi, bersih dan nyaman. Toh kita juga bukan siapa-siapa, publik figure juga bukan yang mana pakaiannya sampai di soroti.

Saya merasa senang dan bahagia sudah menjalaninya sejak dulu. Karena bagi saya hidup minimalis juga berkontribusi untuk menjaga alam. Contoh simplenya saja, dengan saya memaksimalkan umur pakai barang yang saya gunakan, maka secara langsung saya mengurangi pembelian barang baru dan buangan sampah ke lingkungan.

Contoh simple yang selalu saya terapkan, membawa botol minum isi ulang kemana pergi, selain sangat hemat, mengurangi penggunaan plastik.




Masa lalu walaupun hidup pas-pasan, membuat saya menjalani hidup minimalis tanpa effort keras, karena memang sudah terbiasa dan dibiasakan.

No comments:

Post a Comment