udah lama banget aku ga nulis, karena hobi ini sempat aku ganti dengan bersepeda dengan seseorang yang pernah berarti dalam hidupku. ya sudah 2 hari aku dan dia hanya bisa menjadi sahabatnya saja, karena habit, kebiasaan dan kharakterku tidak dapat di terima orang tuanya, jadi untuk dilanjutkan mereka tak dapat bisa menerimanya,
banyak kenangan yang tak mungkin bisa dilupakan dalam ingatan, ya sedih sesak itu pasti akan terasa, kalau tak terasa sakit berpisah artinya tidak pernah mencintai. setiap tiitk di kota bandung seperti titik-titik kenangan, setiap ruas jalan, dan sebagainya, ya berat melupakan kenangannya, yang berat memang merubah kebiasaan.
berakhir bersamanya memberikan banyak pelajaran, aku menjadi tahu posisiku, aku menjadi tahu kekurangan diriku, andaipun aku memperbaiki diriku yg salah ini belum tentu org tuanya kembali menerimaku, harapan seperti itu benar-benar sangat tertutup, tapi tak apa aku tetap memperbaiki diri, bukan mengharapkan apa-apa darinya, tapi untuk kebaikan hidup di masa depan.
Soal jodoh? aku sempat pesimis bagaimana jika tak ada yang menjadi jodohku? aku tepis dengan "jodoh belum tentu ada di dunia ini, tapi kematian pasti ada, mengapa tak ku siapkan hati dan diriku menghadapi itu". apapun kesalahan masa lalu, semoga Allah mengampuninya, semoga rasa sakit di hati menjadi penggugur dosa-dosa yang telah lalu.
sudahlah, hidup tak hanya soal pasangan hidup, banyak yang mesti di pikirkan. Ada baiknya aku memikirkan keluargaku, perhatian pada keluarga, membantu ekonomi keluarga.
bukan ku tak mau menikah, kalau dapat ya syukur sekali karena menikah itu ibadah seumur hidup, tapi kalau tak ada jodohnya tak ada yang bisa di paksakan. aku coba untuk terus berlogika agar rasa sesak di dada reda.
menyesal telah bertemu dengannya? tidak. setiap pertemuan dan perpisahan sudah diatur Allah menyesali pertemuan sama halnya dengan menyesali ketentuan Allah, tak baik seperti itu.
luka fisik saja perlu waktu untuk sembuh, luka hatipun begitu.
tak apa, healing, tak perlu menolak kenyataan.
ya memang tak ada yang menjual obat hati, tapi entah berhasil atau tidak aku coba berdoa ke pada Allah, perasaan luka itu reda, kemudia beberapa saat lagi sakit lagi, ya benar. Kehidupan berantakan , belum fokus, malas melakukan apapun, itu memang hal yang lazim hadir. penyembuhan luka memang tak instan.
semoga Allah berikan takdir terbaik dalam bentuk apapun itu. Amiiin
semangat nisaa! insyaAllah keputusan Allah itu yang terbaik.
ReplyDelete