Aku merasa di buru-buru waktu, entahlah mengungkapkannya secara ekplisit rasanya memalukan. Tapi percayalah yang kurasakan adalah kegelisahan yang dirasakan semua org. Tapi lagi-lagi aku hanya bisa kontrol apa reaksiku, pikiran memang sering traveling memunculkan rasa takut kekhawatiran masa depan dan trauma masa lalu.
Untuk overthinking yang sering kali minta diladeni tengah malam, " nggak capek apa ganggu hidupku terus?", sendiri dan kesunyian adalah moment yang pas untuk pelampiasan emosi. Membuang air mata tidak lagi menjadi tindakan yang memalukan karena ini bukan keramaian.
Untuk diriku yang masih overmanage, dan terlalu kaku dengan rencana, it's okay semua yang terjadi tak seideal yang diharapkan, tugasmu cuku berusaha yang terbaik yang kamu bisa. Soal hasil, bukan lagi kuasamu. Diriku yang ambisius belajarlah rendah hati menerima ada saatnya kok kamu gagal, terima dan berdamai, yang perlu dipikirkan bagaimana ke depannya.
Percayalah hidup itu penuh kejutan, jadi apa yang kamu pikir buruk di hari ini belum tentu buruk di masa depan. Mungkin terdengar klise untuk diriku sendiri yang hobbi forecasting, tapi ingat lagi sosok positif Annisa kecil di masa lalu, yang semangatnya ga pernah padam dengan segala keterbatasan dan underestimate orang-orang. Nisa belajarlah kembali percaya pada dirimu sendiri. sesekali ramah pada dirimu sendiri nis. Jangan sakitin diri sendiri terus menerus,, boleh mengkrtik diri sendiri tapi kamu perlu apresiasi dengan apa yang sudah kamu upayakan selama ini yang sudah berhasil mengantarkanmu ke titik ini.
Aku tau tulisan ini tak tersusun rapi, hanya kalimat loncat dari sebuah pikiran dan hati yang sedang tidak nyaman.
Terima kasih
No comments:
Post a Comment