Sunday, 31 December 2017

Resolusi Untuk 2018

“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”

Berdasarkan kutipan hadist diatas, maka saya tidak ingin hari ini akan sama dengan hari sebelumnya, apalagi jika lebih buruk daripada hari sebelumnya. Sebagai reminder bagi diri saya sendiri, saya ingin ke depannya menjadi lebih baik lagi, dan saya harus ngapain ke depannya, secara garis besar saya ingin melakukan hal ini ditahun 2018:

1. Agama/Ibadah:
- Sholat di awal waktu dan Tidak meninggalkan sholat
- Membaca Al-Quran minimal 5 ayat sehari
- Mengganti hutang puasa

2. Kesehatan
- Bangun Subuh dan kurangi begadang
- Rajin memasak, makan sayur dan buah
- Mengurangi atau menjauhi makanan berkolesterol tinggi
- Olahraga
- Minum air putih yang cukup
- Keep Positif thinking

3. Karir/Pendidikan:
- Tetap continue belajar bahasa inggris
- Mempersiapkan dokumen keperluan S2 ataupun Beasiswa
- Mempersiapkan diri dengan mengerjakan soal2 CPNS
- Kurangi Buka Sosmed kalau tidak ada yang diperlukan
- Baca berita terupdate 
- Mengikuti kegiatan sosial 
- Tetap menulis hal-hal yang dapat bermanfaat
- Menabung untuk beli kamera wkwk 

4. Relationship
- Menjaga hubungan baik dengan keluarga, sahabat, dan teman
- Menambah teman-teman baru 
- Stay humble kepada orang lain 

Itulah perencanaan saya di tahun ini, semoga tahun ini saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Menutup Tahun 2017

Akhirnya kita sampai di penghujung tahun 2017, dan disambut dengan tahun baru 2018. Malam 31 Desember itu aku merenung panjang, mengenang beberapa perstiwa yang telah dilalui. Apa saja yang ku lalui?
1. Menemui Si Alinyemen Cantik Kelok Sembilan (Januari)
2. Ke Pekanbaru dengan nekat pakai google Map (Januari)
3. Sekedar pergi main ke Kota Baru Parahyangan dan Masjid Al-Irsyad Bandung
4. Berpetualang ke Stone Garden, yang mana menjadi the last adventure bareng Nci (Februari)
5. Awal Tugas Akhir Terminal Intermoda Joyoboyo (Februari)
6. The last Outbond - Arung Jeram di Situ Cileunca (Maret)
7. Pelatihan Toefl di UPT Bahasa ITB (Maret-Mei)
8. Sidang Proposal TA (April)
9. UAS, ketinggalan kuliah lapangan (Mei)
10. Tugas Akhir yang penuh drama wkwk (Mei Juni)
11. Masih bekerja freelance sebgai surveyor, atau pengajar les privat (Mei Juni)
12. Menunggu seminar progress yang tak kunjung terwujud akhirnya pulang ke Padang (Juni)
13. Sambil TA mengisi waktu dengan menulis dan belajar masak (Juni)
14. Merecharge energi ke Lembah Harau Payakumbuh dan Berjalan2 ke Batusangkar
15. Sidang Progress TA (Juli)
16. Main ke rumah Nci di Serang selama 3 hari dan Pergi wisata ke Banten Lama dan Danau, sekaligus menikmati es kuwut Kuta Bali (Agustus)
17. Sidang TA dan Revisi, dan Masih jadi Asisten Esbikon (Agustus-September)
18. Persiapan wisuda dan dokumentasi setiap sudut kenangan di Bandung bersama Dela dan Rani
19. Tidak dapat mendaftar CPNS karena belum punya Ijazah, ;(
20. Wisuda Oktober dan Job Fair
21. Evaluasi, dan upgrading untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja, ya masih sering ikut seminar2 di kampus (November)
22. Bikin 4 tampilan CV dan Apply Kerja (November)
23. Pelatihan Entrepreneurship IA ITB selama 4 hari (November)
24. Beberapa interview (Desember)
25. Mulai beranjak ke Plan B menyusun strategi untuk seleksi CPNS, S2, dan Beasiswa (Desember)

Thursday, 14 December 2017

Tahun Pertama TPB (Tahap Persiapan Bersama) ITB



Di postingan sebelumnya saya sudah cerita tentang perjuangan saya sampai keterima di ITB, nah kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya di tahun pertama di ITB.

OSKM ITB Agustus 2013


OSKM, apa sih OSKM? OSKM adalah singkatan dari Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa, ya semacam MOS kalau di SMAnya. Jadi lewat OSKM ini kita akan belajar mengenali lingkungan kampus, dan juga mengenali tentang nilai-nilai kemahasiswaan.

Senin Agustus 2013, hari itu adalah hari gladi bersih pelantikan mahasiswa baru ITB. Pagi pukul 06.00 bersama teman-teman di asrama kita pergi ke kampus naik angkot kalapa dago yang sudah menunggu sedari tadi di depan asrama.

Pagi itu mahasiswa baru ITB menggunakan seragam sekolah putih abu-abu dan di baluti jaket almamater ITB berwarna biru tosca. Baru sampai di gerbang belakang ITB, aku bersama teman-teman di bimbing menuju depan Sabuga untuk berbaris sesuai dengan kelompok yang sudah di bagi. Kelompok ini adalah kelompok taplok, dimana dalam satu itu terdiri dari minimal 1 orang di setiap fakultas, dan terdapat 3 orang kakak taplok yang mana 1 tahun angkatannya diatas kita.

Apakah OSKM itu ospek?
OSKM itu bukan ospek kok, di  ITB ospek jurusan itu di mulai saat setelah masuk jurusan. Lamanya OSKM sekitar 6 hari, setelah itu seninnya kita masuk kuliah. Hello guys, kita sudah bukan SMA lagi ternyata, 6 Hari menggunakan seragam sekolah SMA putih abu-abu saat OSKM seakan-akan menjadi salam perpisahan dengan putih abu-abu dan di sambut oleh sebuah almamater.

SEMESTER 1 Kuliah

Di ITB tahun pertama kuliah kita tidak langsung di cemplungin masuk jurusan yang di inginkan, kita harus melewati 1 tahun pertama yaitu namanya TPB yaitu tahap persiapan bersama, ada juga yang bilang TPB itu adalah tahap paling bahagia wkwk.

Di TPB kita akan belajar kembali pelajaran SMA, sehingga banyak yang menyebut TPB itu sebagai SMA kelas 4, tetapi materi kuliah di TPB lebih berat daripada di SMA, soal-soal ujian kita kayak soal-soal olimpiade gitu. Kenapa begitu, jadi mungkin ITB ingin menyetarakan kemampuan dasar semua mahasiswa baru yaitu terutama Mafikinya, karena pendidikan Indonesia itu bisa di bilang tidak merata, ada yang SMA nya bagus banget, gurunya kompeten dsb, ada juga yang tidak, jadi untuk itu perlu penyetaraan.

Apa aja sih mata kuliah TPB? 
Aku akan kasih tau mata kuliah TPB untuk fakultas FTSL
Semester I
1. Kalkulus 4 SKS
2. Fisika 4 SKS, ada Praktikum
3. Kimia 3 SKS, ada Praktikum
4. PRD (Pengantar Rekayasa Desain) 2 SKS
5. PTI (Pengantar Teknologi Informasi) 2 SKS, Ada Praktikum
6. Bahasa Inggris 2 SKS

Semester II
1. Kalkulus 4 SKS
2. Fisika 4 SKS, ada Praktikum
3. Kimia 3 SKS, ada Praktikum
4. PRD (Pengantar Rekayasa Desain) 2 SKS
5. Gamtek (Gambar Teknik) 2 SKS
6. TTKI (tata tulis karya ilmiah) 2 SKS
7. Olahraga, 2 SKS

Minggu Pertama Kuliah
Minggu pertama kuliah itu indah banget, hehe belum ada kesibukan yang berarti, praktikum belum di mulai, belum sibuk kegiatan organisasi, ya you will say "I'm free". Tapi ternyata itu berlaku 2 minggu pertama,

Minggu Ketiga Kuliah
Minggu ke-3 kita sudah mulai disibukan oleh aktifitas Praktikum, tugas, kuis dan UTS. Selama TPB itu kita kuliah Senin sampai Jumat, dan ujian hari Sabtu, dan itu berlaku setiap minggu. Jadi memang tidak ada waktu khusus untuk ujian. Di Minggu ketiga kuliah, akan ada yang namanya OHU (open house unit), di ITB terdapat lebih dari 80 unit kegiatan mahasiswa, daftarlah ke unit yang kamu minati dan sesuaikan jadwal kegiatannya dengan aktivitas akademik mu. Intinya kuliah itu akademik dan organisasi haruslah ada porsinya masing-masing.

Nah waktu itu saya mendaftar Gamais ITB dan UKM (unit kesenian minangkabau), tetapi saya tidak berlanjut sampai ke pelantikan, karena saat itu saya ingin memfokuskan diri ke akademik. Karena awal kuliah di ITB saya agak kesulitan beradaptasi karena materi yang diajarkan sangat cepat dan materinya bagi saya saat itu sulit.

Waktu di TPB itu based on pengalaman saya mendapatkan nilai tinggi itu sangatlah sulit. Padahal batas nilai A nya tidaklah setinggi di jurusan. Misalnya Kalkulus batas nilai A yaitu 80, Fisika batas nilai A 75, Kimia batas nilai A nya 72. Jadi jangan kaget juga pada saat SMA nilai ulangannya > 90 tiba-tiba nge anjlok. Waktu itu nilai UTS Fisika ku 54, tapi saya masih bersyukur karena masih banyak juga yang lebih rendah daripada saya nilainya, UTS Kalkulus saya 74, dan UTS kimia saya 53 Haha. Tapi sabar, masih ada UTS II, Nilai Praktikum, Nilai RBL, Nilai Tugas, Nilai Kuis, disitulah saya mengejar kekurangan nilai saya.

Pengenalan Jurusan
Di ITB pada tahun pertama akan ada yang namanya pengenalan jurusan di masing fakultas, setiap jurusan akan mempresentasikan mengenai jurusan dan seperti apa lapangan kerjanya, lingkup yang di pelajari dan sebagainya. Kalau saya memang dari awal sudah memantapkan hati untuk memilih jurusan Teknik Sipil.

Hororweek Ol.Akademik
Setelah melewati 16 minggu perkuliahan dan serangkaian ujian di ITB, akhirnya datanglah masa penantian di akhir semester di ITB yaitu IP. Itu adalah IP perdana ku selama perkuliahan di ITB. Ada rasa dag-dig-dug ketika membuka nilai di Ol.akademik. Nah alhamdulillah saya mendapatkan IP>3, tapi jangan salah, banyak juga teman-teman yang IP nya 4, atau nyaris 4, ada juga yang di bawah 3 alias 2 komaan, ya IP mahasiswa ITB itu bervariasi. Nah di ITB sendiri sering di dengar tidak boleh membicarakan SARIP (Suku Agama Ras dan IP) untuk menghormati perasaan teman kita hehe.

Sekian dulu cerita masa TPB saya kali ini, next di lain waktu saya akan berbagi cerita lagi.








Friday, 8 December 2017

Kisah Perjuanganku Masuk ITB

Hello semua, 
Berawal dari sebuah pertanyaan seorang murid SMA yang bertanya mengenai perjuangan saya masuk salah satu kampus idaman siswa SMA yaitu ITB.
Baiklah, kali ini saya akan bercerita. 

2010
Saya seorang anak desa, yang bersekolah di salah satu sekolah SMA favorit di kota Pariaman, yaitu SMA N 1 Pariaman. Saya memilih bersekolah disini karena tenaga pengajarnya yang bagus, siswa-siswanya pandai, tanpa spp dan lingkungan sekolahnya yang nyaman. Saat itu aku masuk kelas unggul, kelas dimana kami dikumpulkan bedasarkan seleksi nilai rapor, wawancara, serta prestasi selama di SMP. Mungkin yang membuat saya terdampar di kelas ini adalah karena semasa SMP saya pernah meraih juara umum, aktif di kegiatan sekolah dan berbagai perlombaan akademik. Pertama kali di lokal unggul ini Alhamdulillah aku meraih ranking 6 di kelas.

Mei 2011
Tahun 2011 adalah tahun dimana mulai adanya jalur SNMPTN undangan, dan adanya beasiswa Bidikmisi. Saat itu ada seniorku yang berinisial Y, lulus SNMPTN undangan dengan beasiswa Bidikmisi di ITB, fakultas STEI. Yeah, itulah awal pertama kali ku mendengar nama ITB. Sebelumnya aku tidak pernah berfikir untuk kuliah disini, karena yang saya tahu saat itu nama kampus hanya 2 yaitu Unand dan UNP. Guru matematika saya sangat membanggakan prestasi bang Y ini, dan saya dengar siswi yang menjadi juara kelas di kelasku menginginkan masuk universitas itu juga. Saya semakin penasaran, bagaimana sih kampus ini?. Berawal dari situ saya mencari tahu mengenai ITB lewat bantuan mbah google, dari situ saya melihat data-data yang ada bahwa untuk masuk ITB persaingannya cukup ketat.

September 2011
Libur panjang lebaran usai sudah, saya kembali masuk sekolah. Saya mencoba menghubungi bang Y ini lewat fb meskipun sebelumnya tidak kenal. Dari situ aku menggali informasi sebanyak-banyaknya. Saat itu aku bercita-cita ingin menjadi arsitek, dan di ITB terdapat di fakultas SAPPK (sekolah arsitektur dan perencanaan wilayah dan kota), nama fakultasnya keren ya. SAPPK ini tingkat kesulitannya termasuk menengah di ITB. Detik itu juga saya seperti menemukan tujuan yang terarah yaitu masuk SAPPK ITB. Semenjak itu mulai awal semester 1 kelas 11, aku rajin belajar. Saya membahas soal-soal sbmptn dari buku yang aku pinjam di perpus, setiap minggu aku harus memperpanjang peminjaman buku tersebut. Setiap hari saya menargetkan membahas 5 soal. Dan itu memang konsisten saya jalani setiap hari sampai buku-buku tersebut khatam.


Prestasi saya meningkat, nilai saya yang awalnya selalu di bawah 80 menjadi diatas 90, dan di beberapa lomba pun aku mampu masuk sebagai finalist. Dari sini saya menyimpulkan, jika kita memiliki tujuan yang jelas, maka alam bawah sadar membuat kita berusaha menuju apa yang kita inginkan dan semestapun mendukung, jadi jangan takut bermimpi, tapi kerahkan seluruh tenaga untuk menggapainya. 

Saya berasal dari keluarga sederhana, saat SMA saya tidak pernah les atau bimbel (padahal sekarang saya jadi pengajar les wkwk), selama SMA aku benar-benar mengandalkan belajar sendiri di kosan (sedari SMA saya sudah kos, belajar hidup mandiri, memasak, dan mencuci pakaianpun saya lakukan sendiri). Rata-rata teman sekelas saya mengikuti les, tapi itu tidak menyulutkan semangat saya, saya belajar dengan cara saya sendiri. Saat itu saya sering belajar menggunakan hp yaitu lewat fanpage facebook yang sering terdapat kuis-kuis mafiki, saya sering memenangkan kuis dan mendapatkan reward berupa pulsa.

2012
Orang tua saya mulai mengetahui keinginan diam-diam saya saat itu adalah ingin masuk ITB, dan mereka melihat diantara selipan catatan-catatan buku saya. Saat itu orang tua saya berterus terang tidak mampu menyekolahkan saya kesana dan terlebih lagi orang tua saya mengira bahwa saya tidak akan mampu hidup sendiri di rantau orang sana. Tetapi, saya mencoba meyakinkan orang tua saya, bahwa saya akan mencari beasiswa dan saya saat itu saya ingin mendapatkan beasiswa Bidikmisi yaitu beasiswa dari menteri pendidikan dengan mengcover biaya kuliah dan memberikan biaya hidup juga. Orang tua saya tetap menolak. Saat itu saya terdiam, apa saya akan melanjutkan mimpi ini atau tidak. Tapi ternyata hati saya tidak berubah, pikiran saya masih saja tertuju ingin berkuliah di ITB. Lambat laun akhirnya orang tua saya mengizinkan kan walaupun saya tahu ketika itu ayah berkata pada Ibu "biarkan saja dulu, jangan patahkan semangatnya, toh dia belum tentu bias lulus ITB".

Zoom In ITB 2013
Ini adalah salah satu event tahunan yang di selenggarakan mahasiswa ITB yang berasal dari Sumbar. Praevent nya adalah kakak kelas saya dating ke kelas-kelas di SMA untuk sharing pengalaman dan memberikan informasi mengenai bagaimana berkuliah di ITB. Acara besar zoom in ini dilaksanakan di Universitas Andalas Padang. Saya pun datang ke acara ini bersama teman-teman sekolah saya. Saya sangat antusias. Disitu terdapat acara seminar berupa penjelasan mengenai fakultas di ITB, penampilan dari UKM, dan terdapat stand2 seperti stand fakultas dan beasiswa.  Saat itu saya senang sekali dan gemes melihat jaket hijau Tosca ITB dan bergumam semoga tahun depan saya dapat memakai jaket tersebut dan menjadi Panitia Zoom In ITB (Alhamdulillah ternyata keinginan ini tercapai setelah setahun kemudian, saya menjadi anggota dana usaha dan datang ke sebuah Bimbel di kota Padang untuk mengajukan proposal dana).


2013
Impian semakin dekat, ujian nasional pun akan dimulai. Semangat belajar saya pun semakin membara. Saya dan teman-teman sekelas menuliskan impiannya masing-masing di dinding kelas. Dan saya menulis ini.
Amiin


Di bangku sekolah saya terdapat ini.


Saat itu saya bingung menentukan mana yang saya pilih antara FTSL dan SAPPK, karena dari kecil saya sangat tertarik dengan infrastruktur. Setelah saya cari tahu ternyata minat saya lebih cocok FTSL karena saya lebih minat di Teknik Sipil. Akhirnya pada memasukan data SNMPTN saya pilih Teknik Sipil.

Saat itu beberapa orang dari teman saya di kelas diajukan untuk beasiswa BM, tetapi saya tidak diajukan oleh sekolah. Oleh karena itu saya dating ke guru BK dan menceritakan keadaan diri saya dan saya butuh beasiswa itu. Guru BK pun mengurus data diri saya dan membimbing saya untuk melengkapi persyaratan-persyaratannya. 

Pandangan Orang Terdekat
Suatu hari orang tua saya dating ke rumah salah satu keluarga saya, mereka bertanya "Annisa ingin kuliah dimana?", orang tua saya menjawab "Katanya ingin mencoba daftar di ITB". Salah seorang dari keluarga tersebut langsung mengatakan seperti ini "Emangnya ada uang 50 juta? ITB uang masuknya segitu. Masuk ITB itu harus punya uang dan harus pintar", dengan ekspresi yang kurang mengenakan. Orang tua sayapun menjelaskan sebenarnya sekarang sudah ada beasiswa, tapi ya mereka yang mendengar tetap tidak mempercayai dan terkesan mematahkan. 

Walaupun saya tidak mendengar langsung, ya saya sedih orang tua saya dianggap seperti itu. Saya sadar bahwa saya berasal dari orang sederhana, tapi kata-kata yang pedih diatas saya jadikan motivasi bagi diri saya untuk membuktikan bahwa saya bisa berkuliah di ITB dengan beasiswa. Semenjak peristiwa itu, orang tua saya tidak pernah lagi menjawab kalau saya akan berkuliah di ITB, setiap teman-teman ataupun keluarga yang bertanya kedua orang tua saya selalu mengatakan bahwa saya akan masuk Teknik Sipil Unand. Iya tak apa, orang lain tak perlu tahu mimpi saya seperti apa, yang jelas saat itu saya focus saja untuk belajar.

Mei 2013
Pengumuman SNMPTN undangan
Hari itu akan diummkan hasil SNMPTN undangan, saya tidak berharap banyak, karena saya hanya ranking 11 di kelas, biasanya yang lolos SNMPTN undangan dari sekolah saya hanya yang juara 3 besar umum dari sekolah saya. Tapi sore itu ternyata Allah berkehendak lain, impian saya di kabulkan, saya di terima di FTSL ITB. Ya betapa senangnya saya saat itu. Tapi di hari yang sama saya sedih, terbayang bahwa saya akan meninggalkan keluarga dan hidup di rantau orang sendirian.

Saya di antarkan ibu ke Bandung, dan ditemani sampai saya mendapat asrama. 2 Hari pertama di Bandung, saya sedih, saya tidak sanggup meninggalkan keluarga. Tetapi ibu selalu menguatkan saya bahwa saya disini untuk masa depan saya, dan Ibu slalu mendoa untuk kesuksesan saya. Akhirnya saya masuk asrama, di asrama saya menemukan 2 orang teman orang Minang yaitu Dela dan Fitra. Kita pun sering bersama-sama. Ibupun akhirnya kembali ke Padang. Sedih ya pasti, homesick diawal-awal ya pasti ada, tapi akhirnya saya pun terbiasa.
 OSKM ITB

Ketika Matrikulasi ITB















Saturday, 2 September 2017

Pengecekan Kolom Menggunakan Metode Reciprocal

Diketahui:
Fc’ = 40 Mpa
Fy = 400 Mpa
B = 500 mm (sisi kolom persegi)
P = 511,29 kN (Beban aksial yang terjadi)
Mx = 8,432 kNm
My = 27,441 kNm
β = 0.764
d = 435,5 mm 
d’ = 64,5 mm
d’’ = 250 mm

Langkah 1: Tentukan ex dan ey (e=eksentrisitas)

Menentukan ex = My/P = 27,441/511,29 = 53,67 mm 
Menentukan ey = Mx/P = 8,432/511,29 = 16,492 mm 

keterangan: sumbu x dan y sesuai dengan yang terlihat pada gambar.

Langkah 2: Tentukan dimensi awal penampang
Untuk kasus ini dimensi awal penampang memang sudah di desain pada Preliminery desain dengan dimensi 500 mm x 500 mm.

Cek hasil desain dengan metode beban "reciprocal"
Langkah 3: Hitung Puo
Pno = 0.85 x fc’ (Ag – Ast) + fy x Ast
Pno = 0.85 x 40 Mpa x (500 mm X 500 mm – 8 x 〖29〗^2/4 x Ï€ mm^2 )+400 x8 x 〖29〗^2/4 x Ï€ mm^2
Pno = 10.434kN
Pno (maks)= 0,8 x Pno = 8347,2 kN
Puo = 0.65 x Pno = 6782,1 kN

Langkah 4: Hitung Pux

a. Cek kondisi balanced
    Batasan: εcu=0.003
                εs=0.002

C = 3/5 d =3/5 x 435,5 = 261,3 mm 
a= βxc= 0.764 x 261,3 = 199,7 mm
εs1=(c-d')/c x εcu
    =(261,3-64,5)/261,3 x 0.003=2,259 x 〖10〗^(-3) > 0,002 (leleh)

εs2=(c-d'')/c x εcu
    =(261,3-250)/261,3 x 0.003=1,297 x 〖10〗^(-4) < 0,002 (belum leleh)

fy2 = εs2 xE= 1,297 x 〖10〗^(-4)   x 2x〖10〗^5=25,947 Mpa

Cc = 0.85 x fc’ x b x a 
Cc = 0.85 x 40 Mpa x 500 mm x 199,7 mm =3394,9 kN

Cs1 = fy x Ast = 400 Mpa x3x (Ï€x〖29〗^2)/4=792,624 kN
Cs2= fy x Ast = 25,947 Mpa x2x (Ï€x〖29〗^2)/4=34,277 kN
Ts = fy x Ast = 400 Mpa x3x (Ï€x〖29〗^2)/4=792,624 kN
P= CC +Cs1+ Cs2-Ts = 3360,623 kN
Pu = 0.65 x P =2184,405 kN
Mn = Cc x (250-1/2 a) + Cs1(250-d’) + T(d-250)
Mn = 3394,9 kN x (250- ½ 199,7 mm) + 792,624 kN(250-               64,5) m+792,624 kN(435,5-250)mm
Mn = 803,9077 kNm
Mu = Mn x 0,65 = 522,475 kNm
e = Mu /Pu = 522,475 kNm /2184,405 kN 
e = 239,184 mm > ex dan ey 

b. Cek kondisi compressed control
Batasan εcu=0.003
            εs=0
C =  d = 435,5 
a= βxc= 0.764 x 435,5  = 332,772 mm
εs1=(c-d')/c x εcu
    =(435,5-64,5)/435,5 x 0.003=2,556 x 〖10〗^(-3)   > 0,002 (leleh)
εs2=(c-d'')/c x εcu
    =(435,5-250)/435,5 x 0.003=1,277 x 〖10〗^(-3)   < 0,002 (belum leleh)
fy2 = εs2 xE= 1,277 x 〖10〗^(-3)   x 2x〖10〗^5=255,568 Mpa
Cc = 0.85 x fc’ x b x a 
    = 0.85 x 40 Mpa x 500 mm x 332,772 mm =5657 kN
Cs1 = fy x Ast 
      = 400 Mpa x3x (Ï€x〖29〗^2)/4=792,624 kN
Cs2= fy x Ast 
     = 255,568 Mpa x2x (Ï€x〖29〗^2)/4=337,615 kN
P= CC +Cs1+ Cs2 
  =5657  kN+792,624 kN+337,615 kN=6787,239 kN
Pu = 0.65 x P =4411,706 kN
Mn = Cc x (250-1/2 a) + Cs1(250-d’) + T(d-250)
Mn =  5657 kN x (250- ½ 332,772 mm) + 792,624 kN(250-64,5)m
Mn = 612,519 kNm
Mu = Mn x 0,65 = 398,132 kNm
e = Mu /Pu =398,132kNm /4411,706kN 
e =90,244 mm > ex dan ey 

c. Cek kondisi tekan Murni
Puo = 0.65 x Pno = 6782,1 kN 
M = 0 

       Rangkuman hasil perhitungan pengecekan 3 kondisi diatas:
Berikut adalah hasil Diagram interaksi P vs M

Sebelumnya kita telah mengitung ex pada langkah 1:
ex  = 53,67 mm 
eksentrisitas merupakan gradien dari P vs M. Sehingga jika kita plot sebuah garis dengan gradien ex, maka di dapatkan perpotongan seperti ini.

Yang kita butuhkan untuk menghitung Pux adalah titik perpotongan 2 garis yang (berwarna biru dan abu2) yang terdapat pada gambar diatas.
Dalam kasus ini kita melakukan ekstrapolasi dari 2 titik yang sudah dihitung tersebut (hasilnya akan unconservative, jangan digunakan untuk perhitungan yang menuntu ketelitian tinggi). Sebaiknya dilakukan interpolasi, sehingga butuh titik yang ke 3.


Pux= (e-e2)/ (e1-e2) x (P1-P2) + P2

Pux= (16,492-0)/(90,244-0) x (4411,706 - 6782,1)+6782,1

Pux = 6348,913 kN
Langkah 5: Hitung Puy
Karena bentuk penampang kolomnya persegi sehinggan P dan M yang di dapatkan untuk kondisi balanced, compressed control, dan tekan murni, maka akan sama.

Sebelumnya kita telah mengitung ey pada langkah 1:
ey  = 16,492 mm 
eksentrisitas merupakan gradien dari P vs M. Sehingga jika kita plot sebuah garis dengan gradien ex, maka di dapatkan perpotongan seperti ini.

Dengan langkah yang sama maka kita dapat menghitung Puy.

Puy= (e-e2)/ (e1-e2) x (P1-P2) + P2

Puy= (53,67-0)/(90,244-0) x (4411,706 - 6782,1)+6782,1

Puy = 5372,377 kN


Last Step: Cek tahanan kolom menggunakan metoda reciprocal 

1/Pu=1/Px+1/Py+1/Po
1/Pu=1/(6348,913 )+1/5372,377-1/(8334,258 )=2,2365 x 〖10〗^(-4)
Pu=4471,11339 kN 
Cek: Apakah Pu> P? 
Pu=4471,11339 kN > P=511,29 kN  (Aman)
Kesimpulan:
Jadi dimensi awal beban yang diusulkan cukup memadai untuk menahan kombinasi beban aksial dan momen biaksial yang bekerja.

Referensi:
Iswandi Imran dan Ediansjah Zulkifli: Perencanaan Dasar Struktur Beton Bertulang, 2014 
McGregor, J.G. and Wight, J.K., Reinforced Concrete: Mechanics and Design,Prentice Hall. 



Friday, 25 August 2017

Contoh Soal dan Pembahasan Kolom Langsing

1. Sebuah kolom berukuran 400 mm x 400 mm dengan tinggi 5,5 meter memikul beban mati sebesar 45 ton dan beban hidup sebesar 30 ton. Beban tersebut bekerja dengan eksentrisitas sebesar 75 mm pada bagian atas dan 125 mm pada bagian bawah kolom. Kedua eksentrisitas berada pada sisi yang sama dari centerline kolom. Berapa momen rencana dari kolom tersebut?

2. Kolom AB memiliki ukuran 550 mm x 550 mm. Balok BC memiliki ukuran 250 mm x 500 mm. fc’ = 25 MPa. Hitung momen rencana.
                                                                      Beban Mati                                      Beban Hidup
Aksial (ton)                                                   120                                                      100
Momen bagian atas (ton-m)                             8                                                            6
Momen bagian bawah (ton-m)                 -11                                                                 -8

Pembahasan:
No.1


No. 2

Referensi:
McGregor, J.G. and Wight, J.K., Reinforced Concrete: Mechanics and Design,Prentice Hall.
SNI 2847 2013, Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung

Sunday, 30 July 2017

Menabung dan Segala Macam Manfaatnya

Banyak orang yang merasa kesulitan untuk menabung. Apalagi di era modern ini semuanya di jajakan di depan mata lewat dunia maya. Membuat masyarakat menjadi semakin konsumtif. Siapa yang tidak ngiler dengan barang-barang bagus, dan bermerk. Media online membuat orang yang awalnya tidak ada niat belanja menjadi belanja. Mungkin beda dengan dulu, dulu untuk belanja orang menyediakan uang dulu, baru ke toko atau ke pasar melihat barang-barang yang di inginkan baru, jika cocok baru membeli.

Tak ada masalah dengan keberadaan media online. Media online justru memberikan kita lebih banyak pilihan dan mempermudah mencari apa yang kita inginkan. Tapi yang penting adalah membeli barang sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan saja.

Menabung, seberapa penting sih menabung?

Baik, saya akan bercerita tentang laptop kesayangan saya ber merk Asus dengan processor Intel 5 dibeli seharga 7 juta. Laptop ini saya beli dari hasil tabungan saya dari hingga sma. Pas kuliah saya kesulitan menabung karena pengeluaran akademik saya sangatlah tinggi, baru bisa menabung lagi setelah semester 6 dengan bekerja freelance. 

Dari TK saya tinggal bersama nenek. Keluarga ibu saya adalah keluarga petani dan sekaligus berdagang. Kakek saya memiliki usaha penggilingan padi, berladang, berkebun, sekaligus memiliki kios penjualan beras secara eceran maupun grosiran. Karena tinggal bersama mereka, saya pun sering menjadi bagian logistik dari usaha mereka, seperti menjual biji coklat, menjaga kios minyak dan beras, menjaga jemuran padi, menjual telur angsa dan ayam, bahkan jadi tukang kasih makan ternak sekaligus selain itu juga menjadi tukang tagih hutang pada konsumen. Setiap usai pekerjaan itu, kakek selalu memberi saya semacam reward uang jajan.

Uang saya pun terkumpul. Dari kecil saya tidak terbiasa meminta uang jajan atau minta beli mainan. Jikalau saya memiliki mainan, itu atas inisiatif orang tua yang membelikan atau saya yang membeli mainan dengan uang saya sendiri. Uang yang saya kumpulkan saya titip ke kakek, dan dijadikan modal usaha lagi. Setiap bulannya uang yang saya titipkan diberi tamhan 5% dari modal. Itupun bukan saya yang memintatapi kakeklah yang secara suka rela memberinya.

Kelas 5 sd, saat itu musim sekali anak membeli kertas binder dan bindernya. Jadilah saya saat itu menjadi penjual kertas binder di sekolah, serta menjual buku binder dengan cicilan pun. Sambil menjual biji coklat biasanya saya juga membeli kertas binder yang akan saya jual. Penjualan saya pun cukup banyak, sampai adik kelas dan tetangga-tetanggapun membeli. 

Ketika SMP binder sudah tidak menjadi tren lagi, pekerjaan saya pun beralih menjadi pengajar les, tukang ketik soal ujian, tukang jaga warnet, dan hasilnya kembali saya tabung. Ketika kelas 2 SMP kakek pun meninggal. Uang hasil penjualan binder dan uang logistik bekerja dengan kakek saya tabung ke ibu. Dan ibu membekukannya dengan membelikannya dalam bentuk emas. Setiap tahunnya harga emas selalu naik, dan nilai rupiah tabungan saya pun juga ikut naik.

Dari kecil saya memang bukan tipe anak senang jajan atau membeli hal yang tidak perlu. Sampai sekarang pun kalau diajak ke bioskop saya tidak suka, buang2 uang saja. Bukan berarti saya tidak pernah menonton di bioskop. Saya lebih suka jalan-jalan, karena itu memang hobi saya.

Bagi saya sendiri menabung tak harus rutin. Saya menerapkan cara menabung seperti ini. Misalkan saya mendapat tambahan uang dari hak jajan saya, maka itu akan di ambil sebagai tabungan. Atau juga bisa, saya menabung dari penghematan yang saya lakukan. Misalkan saya berangkat ke kampus dengan jalan kaki, karena saya jalan kaki artinya saya tidak mengeluarkan ongkos, maka uang tersebut masuk dalam bentuk tabungan. Misalnya juga, jatah makan saya dalam 2 hari adalah 60 ribu. Karena saya meluangkan waktu untuk memasak, sehingga pengeluaran saya hanyalah 20 ribu untuk 2 hari. Maka, 40 ribu sisanya menjadi tabungan.

Dengan cara tersebutlah sampai sekarang saya bisa membeli apa yang saya mau. Karena saya tidak terbiasa meminta atau merengek pada orang tua. Dan orang tua saya memberi saya uang jajan tanpa saya memintanya. 

Berhemat bukan berarti pelit. Hemat adalah cara menghindari kemubaziran dan melakukan sesuatu pada tempatnya. Keadaan hidup dari kecil membuat saya harus membiasakan diri hidup hemat. Saat saya masih kecil orang tua saya membeli 1 petak rumah dengan mencicil setiap bulannya, saya sering sakit-sakitan karena daya tahan tubuh lemah. Gaji ayah setiap bulan habis untuk berobat dan mencicil rumah. Ketika berumur 5 tahun, kantor tempat ayah bekerja bankrut, dan ayah di PHK. Akhirnya ayah bekerja serabutan, jadi fasilitator, pengawas proyek dan sebagainya. Ekonomi keluarga kami merosot parah saat ayah mengganggur 1 tahun, dan sakit. Kami hidup dari uang tabungan selama ayah bekerja, ibu pun membantu perekonomian dengan gaji honorer nya sebagai guru smp tidak seberapa di tambah dengan menjual beras. Setiap ayah bekerja ibu selalu menyisihkan uang dapur untuk menabung. Kondisi proyek yang musiman, membuat ibu menjadi was-was dengan keuangan. Aku pun sebagai anak ikut mengerti, hal itu membuat aku tidak pernah meminta ini itu kepada orang tua selain kewajiban mereka seperti membayar uang masuk sekolah dan uang jajan atau ongkos sekolah. Di luar itu seperti beli hp pun tidak aku minta. Di sekolah pun aku tidak pernah les, aku hanya cukup belajar sendiri dari buku di perpustakaan. Kadang-kadang aku mendapat beasiswa waktu SMP, karena berhasil menjadi juara umum. 

Ketika SMA pun aku mencari SMA yang tidak membayar SPP dan tetap bagus. Seperti SMA ku dulu, SMA 1 Pariaman. Ketika kuliah di biayayi kuliah full 4 tahun dan mendapat biaya hidup. Aku merasa beruntung, aku menjadi salah satu anak yang tidak mampu, tetapi Allah memberikan kecerdasan yang bisa menunjang pendidikanku dan diperhatikan pendidikannya oleh pemerintah. Semenjak aku kuliah pun ekonomi keluargaku membaik, ayah tidak pernah lagi menganggur, dan rezeki tak terduga kadang juga sering datang. Dan alhamdulillah dengan menabung dan berhemat hidup kami tidak pernah meminjam uang dan dililit hutang.

Begitulah the power of saving pemirsa. 













Friday, 23 June 2017

Masa kecilku sebagai Anak Desa

Aku dilahirkan 22 tahun lalu di kota Padang, sebuah alasan membuat aku beserta keluargaku pindah ke Kabupaten Padang Pariaman.  Kami tinggal di rumah nenek, dan ayah masih menghuni rumah kami di Padang dan setiap minggu ker Pariaman, pada saat kelas 2 SD ibu dan adikku kembali ke Padang, sementara aku masih bertahan tinggal bersama nenek di Pariaman.

Kami tinggal di sebuah desa di kecamatan Sungai Limau. Kakekku memiliki usaha berdagang beras hingga kios bensin, dan juga sekaligus menjual hasil tanaman kami seperti biji coklat, sayur dan beternak ayam, itik dan angsa. Biasanya aku lah setiap minggu menjualkan biji coklat ke Pasar. 

Kegiatan sehari-hariku di rumah adalah sekolah dari pagi hingga pukul 1 siang, pulang sekolah makan, dan menjaga kios beras dan kios minyak kakek sambil mengawasi jemuran kakek dari burung gereja, sambil itu pula aku mengerjakan PR. Pukul 3 sore aku pergi mengaji ke Masjid bersama teman-teman. Pulang dari masjid aku bermain di lapangan rumput bersama teman-temanku, dan aku membawa gembala seperti kambing. Aku mencarikannya rumput dan mengikatnya di pohon jambu. Setelah puas bermaain, aku membawa ternakku pulang. Sesampai di rumah aku memberi makan ayam, dan angsa, mengumpulkan telur-telur serta membersihkannya. Kemudia barulah berangkat mandi. Usai mandi sholat maghrib dan bantu-bantu nenek di rumah membersihkan rumah seperti menyapu dan mencuci piring. Setelah itu makan malam, dan belajar sambil mendengarkan radio. 

Begitulah keseharianku menjadi anak desa. Sangat menyenangkan, tidak mengenal gadget, memanfaatkan waktu dengan baik, dan jauh dari konten pornografi. Walaupun telambat mengenal teknologi pun, saat itu aku tetap bisa berprestasi di sekolah dan mendapati peringkat juara umum di SMP. 

Satu hal yang paling aku senangi dari kakekku, beliau orang yang sangat rajin dan gigih dalam berusaha. Memanfaatkan semaksimal mungkin lahan yang kami punya. Di rumah nenekku, banyak terdapat pohon yang menghasilkan buah-buahan, diantaranya pohon Mangga, pohon pepaya, pohon kelapa, pohon coklat dan lain-lain. Kakekku juga menanam sayur-sayuran seperti kangkun dan menanam bawang dan cabe, serta tumbuhan rempah-rempah lainnya, sehingga kami tidaklah sering belanja di luar, karena hampir semua kebutuhan di penuhi di sekitar rumah.

Aku sangat senang tinggal di rumah nenek, banyak belajar, pemandangan sawah di belakang rumah yang indah, dekat dari pantai, ah tapi sayang saat itu aku tak punya kamera hp agar dapat menjepret indahknya kenangan masa kecil. Meskipun tada hp, tapi ingatan masa kecil itu sangat indah terekam dalam ingatanku.




Pohon kelapa yang aku duduki itu berumur beda 3 tahun denganku, ketika ingin kelapa muda aku hanya tinggal petik. Setiap sore akan ada pemandangan kakekku membawa itik-itik kami pulang dan berjalan dari pematang sawah. Haha, itik suka stress kalau di kurung, makanya setiap hari harus di bawa jalan-jalan, biar lebih produktif mengasilkan telur. Biasanya di bawa jalan-jalan ke sawah, dan si itik akan mencari dan memakan keong kecil-kecil, keong kecil2 ini akan merangsang itik untuk bertelur, dan di kandang kami tetap memberinya makan berupa dadak alias kulit2 bekas penggilingan padi yang di haluskan dalam mesin, kamipun tak perlu membeli dadak, cukup mengambilnya di mesin penggilingan padi, karena keluargaku saat itu juga memiliki usaha jasa penggilingan padi agar menjadi beras.


Sekian Cerita Annisa kali ini

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*



Pangek Masin khas Padang


Bahan:

Ikan Tuna 0,5 kg
Optional bisa di tabahkan tahu ataupun tempe
Bawang putih 1 siung
Bawang Merah 6 siung
Asam Kandis 2 buah
Daun jeruk 2 helai
Daun kunyit 1 helai
Daun duku duku secukupnya (sebenarnya saya ga tau daun duku duku ini bahasa Indonesianya apa wkwk)
Jahe secukupnya
Kunyit secukupnya
Santan 250 gram




Langkah pengerjaan:
1. Bawang merah, bawang putih dan jahe di ulek
2. Masukan bahan yang sudah di ulek, kunyit, asam kandis, daun jeruk dan rempah lainnya ke  ke dalam wajan
3. Masukan santan ke wajan secukupnya dan tambahkan sedikit air
4. Panaskan wajan hingga mendidih
5. Masukan ikan segar yang sudah di bersihkan
6. Tunggu hingga matang dan sajikan
7. Optional jika ingin pedas boleh tambahkan sedikit cabe rawit



*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*


Resep Gulai Asam Pedas

Gulai asam pedas merupakan salah satu masakan tradisional Minangkabau dan menyebar di kawasan melayu, yang cita rasanya ada rasa asam dan pedas. Gulai asam pedas ini salah satu makanan yang terbilang sehat untuk di konsumsi, karena tidak menyebabkan koleterol maupun tensi tinggi. Seperti apa sih resep gulai asam pedas ini?? Simak pada resep berikut:

Bahan:
Ikan Tuna 0,5 kg
Optional bisa di tabahkan tahu ataupun tempe
Bawang putih 1 siung
Bawang Merah 6 siung
Asam Kandis 2 buah
Daun jeruk 2 helai
Daun kunyit 1 helai
Daun duku duku secukupnya (sebenarnya saya ga tau daun duku duku ini bahasa Indonesianya apa wkwk)
Jahe secukupnya
Cabe giling 1 ons


Langkah pengerjaan:
1. Bawang merah, bawang putih dan jahe di ulek
2. Masukan bahan yang sudah di ulek, cabe giling, asam kandis, daun jeruk dan rempah lainnya ke  ke dalam wajan
3. Masukan air ke wajan secukupnya
4. Panaskan wajan hingga mendidih
5. Masukan ikan segar yang sudah di bersihkan
6. Tunggu hingga matang dan sajikan

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*




Rumah Gadang dan Peninggalan Sejarah di Istana Pagaruyung

Saya kembali membahas tentang kota Batusangkar, yang di kenal sebagai tempat pusat peninggalan sejarah Minangkabau. Karena di kota inilah banyak kita temui museum-museum, makam raja, rumah adat, dan prasasti-prasasti di masa lalu. 

Kota Batusangkar ini berada sekita 110 km dari kota Padang, jika di tempuh dengan kendaraan umum memerlukan waktu sekitar 4 jam perjalanan. 

Ketika kerja praktek saya mengajak teman saya Nci untuk mengunjungi Istana Pagaruyung yang terdapat di Batusangkar. Istana Pagaruyung ini adalah peninggalan sejarah Minangkabau, disana kita dapat melihat secara langsung bagaimana konstruksi rumah gadang sesungguhnya, rumah gadang adalah rumah panggung yang memiliki atap bergonjong seperti tanduk kerbau, dan di halaman terdapat 4 jenis rankiang.

Nah bagaimana kaitan sejarah Minangkabau dengan rumah gadang ini?. Sejarahnya adalah Minangkabau terdiri dari 2 suku kata yaitu Minang = Menang, Kabau = Kerbau. Menurut sejarah Minangkabau yang beredar dan saya pelajari saat belajar mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau adalah bahwa dahulu terdapat pertarungan kerbau yang di  adu oleh datuak Parapatih nan Sabatang + Datuak Katumangguangan dengan kerbau yang berasalah dari daerah Jawa sana. Jadilah saat itu kedua datuak beradik kakak ini mencari kerbau kecil yang sedang menyusui, dan di pisahkan dari ibunya. Sedangkan kerbau dari Raja di Pulau Jawa tersebut membawa kerbau yang sangat besar. Kemudia datuak memberi kerbau kecil itu dengan tanduk yang bernama Minang, saat kerbau kecil itu melihat kerbau Besar, maka ia langsung menyerusuk dan menyusu ke kerbau besar itu, sehingga menanglah kerbau kecil ini dan daerah Minangkabau terpertahankan, begitulah asal ceritanya.

Nah bagaimana bentuk rumah gadang yang tertangkap kamera hp saya? yuk lihat foto-foto berikut:










Bagunan pada gambar berikut ini di sebut sebagai  Rangkiang, rangkiang berfungsi sebagai lumbung penyimpanan padi. Terdapat 4 jenis rangkiang, yaitu Rangkiang Si Tinjau Lauik, Rangkiang Kaciak, Rangkiang SI Bayau-bayau, dan Rangkiang Sitenggang Lapa. Fungsi dari masing-masing rangkiang dapat netizen tanya pada Mbah Google aja.



Di rumah gadang ini terdapat pakaian adat dan terdapat juga pakaian pernikahan adat Minangkabau bisa di pakai disana, namun saya tidak memakainya hehe.

Sekian cerita Annisa kali ini.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*





Puncak Lawang

Ah, negara kita ini, Indonesia sangatlah terlalu Indah, punya pulau yang banyak, alam yang indah, kayak sumber daya alam, dan kaya budaya. Sayang sekali kalau tidak di jelajahi. Ingin sekali saya dapat mennejelajah keseluruh pelosoknya. Walaupun saat ini saya baru hanya menjelajah 4 provinsi, Jakarta Sumbar, Pekanbaru dan Jawa Barat. Sehingga tak habis-habisnya saya menulis tentang wisata, bahkan sumbar saja tempat kelahiran saya belum semuanya terjelajahi.

Kali ini saya ingin memposting foto dari keindahan puncak lawang. Puncak lawang berada di daerah Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Puncak Lawang ini terkenal keindahannya, hanya saja lokasinya jauh dari pusat kota, membuat lokasi ini tak begitu ramai di kunjungi. Puncak lawang memiliki pepohonan pinus yang cukup rapat, dan ketinggian yang sangat tinggi sehingga sering kali terlihat berkabut. Di daerah Matur ini kita bisa melakukan olahraga ekstreem seperti Paralayang, disinilah surganya Paralayang di Sumatera Barat. Terbang bersama parasut, melihat danau Maninjau dari ketinggian, persawahan, ah sangat ingin sekali saya merasakan bisa mengalami sekali saja bisa terjun payung disini. 

Bagaimana sih keindahan puncak lawang yang tertangkap kamera saya, yuk lihat foto-foto berikut:






Harga tiket masuk ke puncak lawang ini perorangnya adalah 15.000/orang. Usahakan kesana pada hari yang cerah, karena sering kali kalau cuaca tidak bersahabat sangat berkabut sehingga sulit dapat foto yang bagus. Sekian cerita Annisa kali ini, jangan lupa-baca cerita yang lainnya ya.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*