Sunday, 19 December 2021

Cinta dan Bencana

Tahun 2021 bisa dibilang tahun terburuk dalam hidupku.
Masalah bertubi-tubi datang. 11 Bulan aku berdamai berproses untuk berdamai dengan itu semua.
Beberapa waktu lalu ia memintaku kembali. Ia mencoba meminta maaf dan mengkui kekhilafannya.
Aku tidak bisa lagi, aku sudah tidak bisa sedikitpun mempercayainya. Inila yang namanya trust issue. Yang ia lakukan sudah sangat-sangat fatal.
Dan aku tidak mau hancur untuk yang berikutnya.
Kenyataan ternyata memang tak sesuai harapan.
Setiap aku menonton film indo yang diperankan Morgan Oey, aku teringat dia, karena matanya mirip. Dulu aku memang ingin sekali punya pasangan berdarah chinese, dan dia datang sebagai paket lengkap atas keinginan2ku. Tapi semuanya sudah hancur, yang di perjuangkan mati-matian juga sudah hancur. Tidak mudah membangun kepercayaan itu lagi.
Orang tuanya yang sangat horor semenjak peristiwa itu. Aku pikir orang tuanya baik apalagi ibunya, ternyata, entahlah sulit ku katakan dengan kata-kata.
Kembali bukanlah jawaban untuk semua luka.

Saturday, 11 September 2021

Tentang Teman

Makin dewasa kita inner circle kita mungkin bisa ganti. Orang yang dulu masuk dalam kategori inner circle kita mungkin nantinya udah ga lagi masuk inner circle karena suatu dan lain hal, misalnya jarak, konflik, ataupun perbedaan kesibukan. 

So mungkin kita berusaha baik dan terus mengapresiasi mereka-mereka yang masih bertahan bersama kita walaupun itu ga mudah. Tapi untuk mereka yang ingin pergi, ya let it go, ga apa-apa, jangan menahannya. karena ga baik.

Untuk siapapun yang masih jadi temanku atau sahabatku. Oke terima kasih ya sudah bertahan sejauh ini, aku manusia biasa yang juga punya banyak kekurangan, dan mungkin sulit dimengerti, maaf ya kalau seadainya mungkin aja aku pernah nyakitin, mungkin aja aku nggak nyenengin, tapi I wish aku tetap bisa menjaga hubungan baik dengan kalian. 


Monday, 16 August 2021

Coping Perasaan dengan Logika

Aku secara MBTI memiliki kepribadian INTJ, seorang yang sangat mengandalkan logika dalam hidupnya. Walau sekalipun aku INTJ, aku sangat rapuh secara perasaan, dan aku sangat berisiko sekali menderita untuk urusan cinta. Entah bagaimana sejauh ini aku belum bisa mengandalkan logikaku untuk hal yang berhubungan dengan ini. 

Bagiku setiap foto, dan memori apapun yang ku miliki punya perasaan sendiri dan aku memaknainya sedalam dan sdetail mungkin, itu kelebihanku, tapi itu juga sekaligus kekuranganku. Aku bisa sedih sepanjang hari hanya karena setitik memori. 

Memori benar-benar menggangguku, berbagai cara kulakukan, teknik mindfulness, alihin pikiran dsb. Dan salah satu cara lain adalah memerangi perasaan dan pikiran. Dalam situasi tersebut aku seakan-akan membelah diri. Aku seorang yang sedang di kuasai perasaan dan satu orang lagi sebagai Annisa yang penuh logika untuk menanggapi curhatan diriku yang di kuasai perasaan. Sampai akhirnya kedua orang yang berdialog ini menemukan kesimpulan. Biasanya aku berusaha memenangkan sisi yang penuh logika ini. Kalau aku terus-terusan mengikuti apa yang perasaanku mau, maka hidupku bisa hancur sendiri.

Sekian ceritaku hari ini.

Tuesday, 8 June 2021

Gaduh

 Aku terkadang lupa akan sunyi

Dunia selalu gaduh

Gaduh dengan berbagai informasi

Membuat otakku selalu terdistraksi


Aku tak bisa fokus

Menyetel musikpun membuatku tak fokus

Musiknya aku ganti

Dengan musik relaksasi


Musik itu berganti dengan suara hujan

Melodi alam terindah yang pernah aku dengan

Tapi merayuku untuk terlelap

Padahal aku ingin terjaga


Tuesday, 18 May 2021

Berprasangka Baik

Aku orangnya selama ini realistis pesimis.

Karena aku takut kecewa.

Tapi kali ini aku berusaha optimis layaknya aku dulu waktu SD, selalu merasa optimis bisa membayangkan hidup akan berkecukupan, mampu membeli rumah dan mobil hasil keringat sendiri. 

Aku tidak perlu khawatir dan bersedih lagi atas apa yang menimpaku, atas perasaan ketidakadilan semesta terhadapku.

Akan ada 1 titik balik yang aku percaya, hal itu akan terwujud.

Aku tidak tahu dalam bentuk apakah titik balik itu.

Karena roda kehidupan itu berputar, takkan selamanya kita di bawah, ada masanya juga kok bahagia.

Dear Mantan


Tuesday, 11 May 2021

Insecure

Lagi baca2 itb receh, jadi keingat perjuangan dulu masuk ITB, susah dan senangnya belajar disana. 

Entah bagaimana orang lain menilai anak itb yang katanya overproud atau sejenisnya, biarkanlah.

Gue jadi balik lagi ngebayangin gimana susahnya kuliah di ITB itu, beneran kerja keras. Walaupun nyatanya ketika lulus, gue ga gitu berkembang layaknya ekspektasi orang-orang terhadap lulusan ITB.

namanya juga perjuangan di awal karir.

Hal serupa juga terjadi kok dengan rekan-rekan gue di univ favorit lain seperti unpad, ga semua dari mereka juga baru lulus langsung dpaat kerja atau malah beberapa diantara mereka struggling juga.

Saat in gue hidup dari freelance.

Gue bertekad harus cepat selesaikan tesis biar gue enjoy dna fokus karir.

Balik lagi soal itb receh, sebetulnya salah satu niat gue kenapa pengen kuliah di itb dulu biar gue bisa nikah sama anak itb juga wkwk, atau ui, atau ptn favorit lainnya. 

Entah kenapa gue ga tau juga apa yang mendasari gue menghayal dan berkeinginan seperti itu.

Mungkin senang aja kali ya gue bisa nikah sama se almamater. Apalagi kalau sampai anak gue kuliah di ITB juga. 

Ga tau kenapa sekarang ini gue malah insecure.

Dengan cobaan-cobaan berat yang hadir dalam hidup, bikin gue insecure.

Gue selalu ngerasa kualitas diri gue kurang.

God, tolong bantu aku.

Terlahir baru.


Saturday, 13 March 2021

Selesaikan 1 persatu

Seringkali dalam hidup harus dealing dengan perasaan-perasaan yang tidak enak, seperti perasaan bersalah, takut, marah dan sedih. Menyadari bahwa perasaan tersebut adalah bagian dari hidup kita. Banyak hal yang terkadang berada di luar kontrol kita, termasuk diri kita sendiri, kadang tidak bisa menghadapi kontrol terhadap perasaan kita dan pikiran kita. 

Tetap tenang dan menghadapi apapun yang di hadapan kita. Sesekali aku mengecheck ke dalam diriku, apa aku terlambat ya mendewasa?. Aku hanya bertanya-tanya pada diri sendiri, dan berusaha memperbaikinya.

Selesaikan presssure ini satu persatu, selesaikan tesis dan fokus bdengan karir dan tujuan yang di capai. Berhenti memikirkan kesalahan yang sudah terjadi.

Mungkin orang kerasa kepala sepertiku memang tegurannya melalui cobaan, atau kena batunya wkwk. Terima itu nis.

Wednesday, 24 February 2021

Hai Annisa

 Hi Annisa, aku tau kamu sedang tidak baik-baik saja. Kamu merasa sedih, terpuruk, dan selalu menakut-nakuti diri sendiri. Berhentilah untuk kejam pada diri sendiri. Terimalah kenyataan yang tak sesuai dengan bayanganmu dan tidak sesuai dengan mimpi-mimpimu. 

Kebahagiaan itu dekat nisa, kebahagiaan itu adalah ketika kamu mampu menerima dirimu dan menerima setiap langkah yang dirimu capai dalam hidup ini. Jangan menyiksa diri sendiri, memecutnya hingga yang tersisa hanya ketakutan dan trauma.

Lihatlah bahwa kamu tidak sendirian, Banyak orang-orang di sekitarmu, bahwa bahagia itu bukan hidup komplit, dan sesuai dengan ritme dari kehidupan orang banyak. Kamu punya jalan sendiri, Nisa. Jalani itu. You're not alone.


Jatuh Bangunnya Kehidupan

Ada orang yang diuji dengan gagalnya bisnis, kematian orang yang dicintai, gagal dalam pendidikan, tidak memiliki keturunan dan bahkan tidak menemukan pasangan hidup. Tidak ada kondisi yang lebih baik pada dasarnya. Hanya saja rasa sakitnya ada yang impact lalu menghilang secara perlahan, tetapi ada juga yang rasa sakitnya sedikit tapi akut dalam jangka panjang. Yang menurutku tidak ada kondisi yang indah diantaranya.

Rasa kehilangan itu pasti ada, hanya soal waktu, kapan rasa kehilangan itu muncul. Perasaan hatipun akan terus naik turun. Ada saatnya membaik, terkadang kembali bersedih. Itulah yang kualami. Kadang aku larut dalam kesedihan itu, mengunci diri di kamar, lalu merenung dan menangis.

Lalu aku kembali tersadar. Sesungguhnya tak ada yang betul-betul bisa menjadi penyembuh rasa sakitku. Aku akan terus terpuruk jikaku tak bangkit. Ada kalanya aku merasa terisolasi dalam rasa sakit ini. Menjadi seseorang yang terhukum dalam keadaan. 

Kuncinya adalah ikhlas.

Berkali-kali aku memasukan kata "ikhlas", dan membenamkannya di kepalaku, namun aku kadang juga tak kunjung melaksanakannya. 

Aku merasa terlalu sendirian di tempat ini, tempatku bukan disini. Perasaan rendah diri itu kembali menyelimutiku, membuatku mengingat kembali ke asalku. Menempatkan kembali diriku yang dulu ada dimana. 

Keluarlah dari zona nyaman Nisa. 

Dari dulu memang aku terlalu mengejar kenyamanan, yang mana ini tidak baik untukku. 

Ok. Mungkin aku yang terlalu takut menantang badai.

Tantangan dan kesulitan itu pasti ada.

Apakah ikhlas menerima itu ada?


Monday, 22 February 2021

Mensederhanakan Pikiran

 Manusia diuji oleh tuhan dengan berbagai ketakutan dan musibah. Pahitnya kehidupan menyadarkanku apa yang aku raih, apa yang aku genggam adalah titipan belaka. Pinjaman dari Allah, sewaktu-waktu bisa Allah ambil lagi, apapun itu, bahkan kebahagiaanku bisa sekejab Allah ambil, nyawaku bahkan tubuhku sendiri adalah Allah yang punya. 

Aku selama ini terlalu angkuh merasa apa yang ada disekitarku, apa yang aku miliki bisa aku kontrol, bisa bertahan lama, dan aku bisa mengaturnya. Tapi tidak, aku ga punya apa-apa, aku tak bisa apa jika Allahlah yang berkehendak. 

Allah membuktikan tahta dan kekuatannya padaku, aku selama ini sulit sekali untuk tunduk pada Allah. Aku semakin menyadari keangkuhan dan kesombonganku. Sampai di titik ini, aku pasrah ya Allah. Walaupun rasa angkuh itu masih sesekali menyelinap dalam hatiku. Yang membuatku jarang melibatkan Allah dalam urusanku. Dan begitu sempitnya tempat untuk mengingat Allah dalam hatiku.

Banyak nasehat-nasehat sebelumnya aku dapati mengenai melepaskan hal yang tidak bisa aku kendalikan. Melepaskan dengan ikhlas. Tapi beribu nasehat dan ceramah yang ku dengarpun tak kuikuti dengan baik. Sampai hanya teguran dari Allah lah yang benar-benar membuatku tersungkur dari langkah keangkuhanku sebagai makhluk.

Friday, 19 February 2021

Mengenali Diri

Sebelum loncat pada tahap mencinta diri sendiri, maka terlebih dahulu mengenali diri sendiri. Pada kenyataannya mencintai orang lain tanpa mengenali diri sendiri adalah suatu tindakan yang fatal. Kamu tidak akan bahagia mencintai orang lain, sementara kamu belum mengenali dirimu terlebih dahulu. Karena kamu akan mengharapkan supply kebahagiaan dari orang lain, apalagi dari pasangan.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengenal diri sendiri? yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup, dan menjawab pertanyaan yang relate dengan diri.

Sebenarnya banyak pertanyaan-pertanyaan tersebut yang ingin aku jawab.

Tujuan Hidup: -----. Untuk saat ini aku belum bisa melengkapi 1 kata itu menjadi kalimat yang utuh, karena aku masih dalam pencarian jati diri. Rasanya aku juga tidak ingin muluk-muluk untuk memaksakan tujuan hidup. Tapi tujuan hidup manusia sebenarnya sudah tertulis di Al Quran yaitu menjadi khalifah di muka bumi. Setidaknya hal minimal yang mesti kulakukan adlaah menjadi khalifah untuk diriku sendiri.

Pertanyaan yang saat ini yang bisa aku jawab adalah apa yang aku inginkan dalam hidup.

a. Kehidupan yang stabil: karir yang stabil, atau usaha yang stabil, stabil secara emosional

b. Berkeluarga di kondisi aku siap melepas masa lajang.

c. Kuliah S2 ku selesai. 

Dulu mungkin aku punya time frame sendiri dalam menggapai tujuan hidup, tapi saat ini aku merasa Allahlah yang lebih tau diriku dibandingkan diriku sendiri. 

Ya Allah, bantulah hambamu ini dalam menjalani kehidupan. Tanpa petunjukmu, aku hanya akan menjadi manusia yang penuh kebimbangan.


Pernah Salah

Dari dulu sebenarnya aku termasuk yang sangat berhati-hati dalam mempercayai orang lain. Aku juga cukup selektif dalam memilih lingkungan pertemanan. Apalagi mencintai seseorang dan mempercayainya. 

Sebuah kesalahanku, aku mencintai dan mempercayai orang yang salah, seseorang yang tak pernah ku duga mengkhianatiku seperti ini. Niat dan janjinya di hadapan orang tuaku, ia ingkari. Dia menjadi seseorang yang berbeda yang pernah aku kenal. Ya begitulah kalau mempercayai seseorang yang hidupnya tidak berpegang pada tali Allah, mungkin sama juga dengan kondisiku saat itu, tidak menggantungkan harap pada Allah. Menggantungkan harap pada manusia itu sama halnya dengan menaruh gelas kaca diujung meja, tergeser sedikit lalu jatuh maka jatuh berderai.

He said, "aku sudah melewati point of no return", semuanya bohong. Pembohong yang sudah menipu dan membohongi keluargaku selama berbulan-bulan. Aku sendiri melihat pasang surut gelombang hatinya, yang pada satu titik sangat dekat dengan Allah, bertahan sejenak lalu hatinya kembali mengumpat Allah dengan kesulitan-kesulitan yang ia derita. Sebenarnya manusiawi kok mengeluh dengan semua kesulitan yang kita terima di dunia, tapi sering menyalahkan Allah, dan blaming terhadap segala hal yang membuat keinginannya sulit terwujud adalah suatu pertanda sebetulnya dari awal untukku. Allah saja bisa tidak ia sukai walaupun masih beribadah wajib, apalagi diriku yang hanya seorang makhluk. Aku lupa akan hal itu. 

Beranjak dari kesalahan ini, aku yakin Allah ingin yang terbaik untukku. 3 minggu pasca berakhirnya hubungan ini, aku justru merasa Allah menyelamatkanku dari orang yang salah. So, ke depannya aku harus peka terhadap pertanda. 

Thursday, 11 February 2021

Titik Balik

Hampir sebulan saya membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia, yaitu untuk orang yang mengecewakan dan mengkhianati. Hari ini saya paksakan bimbingan tesi walaupun batin benar-benar belum siap dengan bahan seadanya, tapi alhamdulillah membuat saya terpacu kembali untuk melaju, menyongsong meninggalkan ketertinggalan saya. Saya merasa betapa meruginya telah membuat waktu, tenaga dan air mata untuk orang yang menjahati saya.

Tak ada cara lain selain bangkit dan tidak memperdulikan orang yang jahat. Dan juga tak perlu terlalu larut dengan perasaan. Sakit hati dan amarah lebih baik di tuangkan dengan cara yang positif. Lebih baik saya menyongong masa depan yang lebih baik. 

Saya kembali bersemangat. 

Saya merasa terlahir baru hari ini. Merasa sangat bersyukur terbebas dari orang yang membuat saya terkekang, bahkan terkekang untuk menggapai mimpi saya. 2 minggu kemaren saya merasa terpuruk sekali, begini ya ternyata rasanya lepas dari toxic relationship. Hahahaha.

Friday, 5 February 2021

Gagal Menikah

2 Tahun menjalani hubungan dengan seseorang bukan waktu yang singkat, hubungan ini juga sangat erat dulunya. Banyak kebaikan dan membantu satu sama lain. Kita sama-sama mengharapkan muaranya pada ibadah separuh hidup yaitu menikah. Dia sering merasa bersalah dengan membiarkan hubungan ini terus ada tanpa di bawa ke pernikahan secepatnya. Jadilah ia mendesakku untuk secepatnya menikah, walau sebenarnya aku masih belum siap saat itu. Ia merasa kita tidak akan pernah siap 100% , sambil jalan ya juga learning by doing, konon katanya begitu.

Dia sudah datang bertemu keluarga besarku akhir tahun lalu. Niat yang dia utarakan bukan lagi niat yang main-main. Keluargaku menanyakan kesungguhannya, "Annisa seperti ini orangnya, begini kekurangannya. Apa Xxxxx yakin untuk menikah dengan annisa?". Dia menjawab dengan mantap tanpa keraguan. Jadilah kami merencanakan akan melangsungkan ini semua setelah lebaran tahun depan. 

Namun apa yang dapat dikata, hati manusia Allah lah yang memegang kendalinya dan Allah juga yang membolak-balikan hati manusia. Sekejab keraguan itu muncul dihatinya, dan ia memutuskan hubungan ini secara sepihak tanpa sebab yang jelas tanpa beristikharah dan sebagainya terlebih dahulu, dengan penjelasan bahwa merasa dia selama ini bukan orang yang baik bagi saya. 

Saya dan keluarga hanya bisa menerima kenyataan tanpa bisa protes pada yang maha kuasa. Keluarga besar saya malu, dan bingung apa yang hendak di kata pada keluarga besar dan juga orang sekitar yang sudah mulai tahu bahwa akan melangsungkan pernikahan tengah tahun nanti. Kami malu dan sangat kecewa. Saya memang tidak menangis tapi hati saya perih teriris, sementara ibu saya menangis. Saya ingin menenangkan ibu, tapi saya jauh di seberang pulau. Hari-hari yang saya lalui sangat berat. Saya merasa sudah menyia-nyiakan waktu saya 5 bulan tanpa hasil.

Saya hanya bisa pasrahkan ini semua kepada Allah SWT. Disinilah saya merasakan titik kepasrahan terdalam di hidup saya, menundukan ego, dan tunduk sebagai makhluk. Selama ini saya hamba yang khilaf, merasa apa yang di rencanakan dengan baik akan terealisasi dengan baik, tapi saya kadang lupa yang diataslah yang menentukan jalan hidup saya. 


Saturday, 23 January 2021

2020 Setahun Yang Berlalu

 Kalau di tanya gimana sih menjalani 1 tahun 2020. Sulit ya kalau di ekspresikan dengan emoticon. Awalnya aku suka cita banget menyambut 2020 ini, tapi di sisi lain juga, meringis sih menghadapi tahun 2020 ini yang kadang rasanya amsyong juga. Tapi tahun 2020 ini adalah tahun terbaikku dalam finansial dan banyak kedukaan juga yang menimpa, bukan hanya soal finansial tetapi soal percintaan juga.

Kebahagiaan di 2020:

1. Aku bahagia sudah menemukan seseorang yang cocok banget sama aku, dan suka duka dengan dia. Kita bergantung banget 1 sama lain.

2. Orang tua mulai open sama si calon

3. Tabungan cukup banyak membantu ngerasa secure dan percaya diri 

4. Mulai mencoba investasi, seperti membeli Sukuk Tabungan dan Nyobain reksadana juga.

5. 2020 banyak side job banget, sampai kelabakan sendiri, ngambil sana sini.

6. Bawa keluarga jalan-jalan dengan hasil kerja keras sendiri

7. Menunaikan Zakat Maal

8. IP 4 , 2 semester berturut-turut

9. Banyak bantu keluarga dalam keuangan

10. Hampir ga pernah sakit seperti demam dan pilek yang biasanya langganan


Kedukaan di 2020

1. Di putusin sama si dia secara paksa oleh orang tua si dia

2. Di pecat permanen dari side job ngajar les

3. Stressful terlalu banyak bekerja, dan sedikit istirahat.

4. Berat badan stagnan di 62 kg 


Dari semua kedukaan yang terjadi, ya itulah suka duka dan pilunya hidup. Kalau dipikir-pikir dari list di atas, banyak banget nikmat yang udah Allah kasih, walaupun ada ujian-ujian yang dapat silih berganti untuk mendewasakan diri.Tetap bersyukur, semoga Allah bukakan jalan untuk menyelesaikan semua permasalahan hidup ini.

2021 aku memang udah nggak ngoyo lagi soal cari uang, tahun ini aku fokuskan untuk menyelesaikan S2, menyibukan diri untuk beribadah, seleksi CPNS dan sebagainya. Semoga dilancarkan, amiiin.