Manusia diuji oleh tuhan dengan berbagai ketakutan dan musibah. Pahitnya kehidupan menyadarkanku apa yang aku raih, apa yang aku genggam adalah titipan belaka. Pinjaman dari Allah, sewaktu-waktu bisa Allah ambil lagi, apapun itu, bahkan kebahagiaanku bisa sekejab Allah ambil, nyawaku bahkan tubuhku sendiri adalah Allah yang punya.
Aku selama ini terlalu angkuh merasa apa yang ada disekitarku, apa yang aku miliki bisa aku kontrol, bisa bertahan lama, dan aku bisa mengaturnya. Tapi tidak, aku ga punya apa-apa, aku tak bisa apa jika Allahlah yang berkehendak.
Allah membuktikan tahta dan kekuatannya padaku, aku selama ini sulit sekali untuk tunduk pada Allah. Aku semakin menyadari keangkuhan dan kesombonganku. Sampai di titik ini, aku pasrah ya Allah. Walaupun rasa angkuh itu masih sesekali menyelinap dalam hatiku. Yang membuatku jarang melibatkan Allah dalam urusanku. Dan begitu sempitnya tempat untuk mengingat Allah dalam hatiku.
Banyak nasehat-nasehat sebelumnya aku dapati mengenai melepaskan hal yang tidak bisa aku kendalikan. Melepaskan dengan ikhlas. Tapi beribu nasehat dan ceramah yang ku dengarpun tak kuikuti dengan baik. Sampai hanya teguran dari Allah lah yang benar-benar membuatku tersungkur dari langkah keangkuhanku sebagai makhluk.
No comments:
Post a Comment