Tuesday, 7 May 2019

Sharing Pengalaman Kerja di Konsultan Teknik Sipil - Struktur

Aku mengawali pekerjaan setelah 2 bulan lulus dari kampus menjadi junior civil engineer di konsultan teknik sipil di Bandung. Seleksi masuk konsultan juga tidak ketat dan berat layaknya bekerja di BUMN, ataupun perusahaan swasta yang bonafit. Pertama kali bekerja di konsultan, rasanya anxious, khawatir, dan maklum fresh graduate. Konsultan di tempatku bekerja, tidak ada training, atau pelatihan, layaknya karyawan-karyawan baru program MT yang di terima secara banyak, setidaknya punya teman seiringan. Saat itu aku hanya sendiri, tetapi memang ada teman-teman kuliah ku yang lain masuk juga, tetapi mereka sudah bekerja beberapa bulan. 

Kekhawatiranku di perparah dengan background tugas akhirku bukanlah struktur, tetapi manajemen konstruksi. Tapi hal itu mendorongku untuk membaca kembali materi-materi struktur, membiasakan diri dengan program SAP2000, dan yup struggle untuk beradaptasi. Yang penting punya kemauan untuk belajar.

Selama di konsultan aku jadi banyak belajar, dan aku menyadari bahwa rasanya belajar di bangku kuliah saja tidaklah cukup, di bangku kuliah banyak persoalan yang di sederhanakan dan tak banyak resiko jika salah. Di pekerjaan, kita mestilah hati-hati dan memahami wujud benda yang di desain. Rasa ingin tahu, keinginan untuk terus belajar, membaca literatur, membaca code, bertanya pada senior, dan skill komunikasi dengan berbagai pihak sangatlah di perlukan.

Ketika bekerja, hak kamu sebagai karyawan adalah gaji. Gaji bekerja di konsultan memang tidak akan sebesar bekerja di kontraktor, bumn, dan perusahaan swasta bonafit. Ya cukup buat biaya hidup sehari-hari, tiket pulang kampung dan sedikit menabung. Namun memang sayangnya, di konsultan kurang dalam hal jaminan pada karyawannya, seperti jaminan kesehatan, asuransi, dan sebagainya. Walaupun bekerja dalam ruangan, tetapi tetap saja memiliki resiko terhadap terganggunya kesehatan, entah itu karena stress ataupun terganggunya penghlihatan yang diakibatkan lama di depan layar komputer.

Beban kerja, tentatif, biasanya yang senior beban kerjanya lebih besar dan salary yang mereka dapatkan pun juga lebih besar. Disaat pekerjaan di kejar deadline, memang terkadang mengharuskan kita lembur, dan sangat hectic. Namun ada juga masa santainya sesekali, tapi jarang juga santai sih. Tetapi lebih flexible di bandingkan perusahaan seperti BUMN. Karena disini banyak juga mahasiswa yang bekerja sambil kuliah. Jadi memang, ada suatu toleransi jika tidak ngantor 8-5, yang penting komunikasi lancar.

Intinya sih, setiap tempat kerja, dan pekerjaan yang di lakoni ada kurang dan ada lebihnya. Cukup sekian sharing dari Annisa. Kalau ada kritik, komentar, ataupun saran silahkan tuliskan komentar.