Hari ini saya mengikuti seminar mengenai Inovasi Jembatan Lengkung Terpanjang dengan Radius Terpendek. Secara garis besar seminar ini berisikan tentang bagaimana jembatan lengkung ini di desain, dari sekian alternatif mengapa yang dipilih jembatan bentuk jembatannya seperti itu, dan peraturannya mengacu dari mana saja. Di akhir acara seorang dosen memotivasi kami untuk berkiprah di engineering, kata beliau hanya 20 hingga 30 % dari kami yang tetap bekerja di engineering setelah lulus dari teknik sipil.
Secara statistik, teman-teman angkatanku 25% berkiprah jadi PNS, 15% di kontraktor, di Bank? agak 25%, di konsultan sipil ya bisa di hitung jadi sajalah 10%, yang lainnya ada yang studi S2 ada juga yang di start up, berbisnis, atau tidak bekerja. Dan teman-temanku yang masih bekerja di konsultan pun masih mengupayakan diri untuk berpindah dari konsultan.
Di konsultan memang cukup menyenangkan, setidaknya jadwal jauh lebih flexible di banding perusahaan swasta, bank dan sebagainya, apalagi tinggal di bandung, beuh lebih enak lagi, udara yang sejuk dan kota yang indah. Rasanya tidak bisa naif juga, bahwa alasan teman-temanku untuk tidak bertahan lama di konsultan adalah masalah gaji, tunjangan, jenjang karir, asuransi kesehatan, dan pensiun. Sangat sulit memang untuk menemukan konsultan yang memberi karyawan dengan komponen lengkap seperti itu. Yang difasilitasi biasanya gaji bulanan, thr, bonus akhir tahun setengah dari gaji, atau jalan-jalan 1x dalam setahun. Basic asuransi, seperti BPJS ketenagakerjaan pun juga tidak.
Biasanya beberapa orang yang bekerja di konsultanpun untuk bertahan mencoba nyambi pekerjaan sampingan lainnya entah berjualan online dan atau nyambi proyekan kecil juga.
Turn over karyawan konsultan sangat tinggi, rendahnya aturan dan juga rendahnya motivasi karyawan untuk bertahan, rata-rata fresh graduate yang bekerja sambil bekerja juga sambil menunggu kesempatan lain datang, seperti CPNS, seleksi BUMN dan sebagainya.
Sekedar informasi, rata-rata gaji fresh graduate lulusan S1 teknik sipil bekerja di konsultan di beberapa konsultan di Bandung, mulai dari 3.500.000, ya naik sejalan pengalaman dan durasi bekerja. Ya memang sangat ngepas sekali dengan biaya hidup, rata-rata biaya hidup sebulan di bandung sekitar Rp. 2.500.000 hingga Rp3.000.000,- bagi yang mmerantau tentu butuh biaya tikut pulang setiap tahunnya paling tidak harus menyisihkan Rp 500.000 perbulan tiket pulang. Ya tentu ini sangat nge pas ya. Tapi untuk mencari pengalaman kerja tentu tidak apa.
Sedikit mengulas mengenai motivasi seseorang dalam bekerja menurut Maslow:
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Dalam teori maslow terdapat 5 pkok kebutuhan manusia yang palingmendasar, antara lain:
1.Kebutuhan Fisiologis
2.Kebutuhan Keamana dan keselamatan
3.Kebutuhan akan rasa cinta
4.Kebutuhan Pengghargaan
5.Aktualisasi Diri
Jadi rendahnya minat lulusan teknik sipil untuk berkiprah di engineering ya bukanlah sesuatu yang bisa kita tampikan, bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang pindah pekerjaan yang tidak lagi linier dengan basic keilmuan yang digali disaat S1.
Ya itulah sedikit sharing dari cerita Annisa kali ini, semoga bermanfaat.
Sedikit mengulas mengenai motivasi seseorang dalam bekerja menurut Maslow:
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Dalam teori maslow terdapat 5 pkok kebutuhan manusia yang palingmendasar, antara lain:
1.Kebutuhan Fisiologis
2.Kebutuhan Keamana dan keselamatan
3.Kebutuhan akan rasa cinta
4.Kebutuhan Pengghargaan
5.Aktualisasi Diri
Teori Kebutuhan (sumber:lecture.bdyzone.com) |
Ya itulah sedikit sharing dari cerita Annisa kali ini, semoga bermanfaat.