Pukul 06.30 aku berangkat menuju stasiun kereta api di
Tabing, saat ini masih suasana usai lebaran, pasti tiket kereta dari Padang
menuju Pariaman cepat habis. Beberapa menit kemudian sampailah aku di stasiun
kereta, ternyata benar tiket sudah habis, dan keberangkatan berikutnya pukul
09.00 tentu aku mesti menunggu lebih lama lagi. Namun ada bapak-bapak menjual
tiket kereta karena kelebihan tiket, ia menjual dengan harga Rp. 4000, aku membeli tiket itu, dan aku
merasa beruntung sekali.
Sesampainya di Pariaman, aku pergi ke pantai Gandoriah,
didekat sana terdapat sebuah benda berbentuk mirip seperti burakh yang sering disebut
sebagai tabuik, tabuik sudah menjadi kearifan lokal sendiri bagi masyarakat
Pariaman, dimana setiap tahunnya akan ada perayaan menghanyutkan tabuik ke laut
pada tanggal 10 muharam, pada saat perayaan ini, bukan hanya wisatawan lokal
yang datang namun wisatawan macanegara juga banyak yang berdatangan untuk
menyaksikan acara tabuik ini.
Kemudian disitu aku bertemu teman-teman smp ku, kita
berkumpul di sebuah rumah nelayan tempat kami menyewa boat untuk ke pulau Tanggah. Setelah semuanya berkumpul, kami pun
siap berangkat kepulau Tanggah, boat yang kami tumpangi cukup aman, karena
disediakan baju pelampung.
Dalam waktu 15 menit pun kami sampai di pulau Tanggah,
terasa masih sepi, pulau ini belum sering di jamah oleh wisatawan, namun disini
aku jadi merasakan berada di pulau pribadi, airnya jernih dan terlihat biru
karena pantulan langit saat itu cerah, pasirnya putih. Lalu aku dan teman-teman
berteduh dan beristirahat di bawah pohon, pulau ini bukanlah pohon yang
gersang, banyak pepohonan dan masih terjaga kealamiahannya.
cantik bukan? |
Setelah
beristirahat dan makan saya dan teman-teman menyempatkan diri memoto
pemandangan bagus, serta berfoto selfie,
dan hal-hal yang menyenangkan lainnya adalah kita bisa melihat terumbu karang
yang berwarna bagus di bibir-bibir pantai, dan berenang di bagian pantai yang
cukup dalam.
Setelah puas berenang dan berfoto-foto, satu hal yang
menarik lainnya saat liburan ke pulau Tanggah ini adalah, bisa membeli ikan
segar yang langsung di tangkap oleh nelayan di perairan sana, dan aku bersama
teman-teman lainnya membakar ikan untuk disantap. Betapa menyenangkan, setelah
lelah berenang, duduk santai sambil menyantap ikan panggang yang harum
menyengat menelusuk di rongga hidung serta disuguhkan alam wewangian pantai dan
pemandangan laut yang begitu indah, diiringi nyanyian deburan ombak mengalun
merdu di telinga, terasa damai.
Ombak tanpa henti terus berlari dan menghempas
bibir-bibir pantai, perlahan rona-rona jinggapun terlihat menggurat di langit,
mataharipun turun ke bumi, menandakan hari akan berganti malam. Pantai di pulau
Tanggah semakin indah dihiasi siluet senja.
Salah satu momen yang paling aku tunggu-tunggu saat itu adalah melihat
matahari terbenam disana. Setelah cukup puas menikmati siluet senja, karena
langit semakin gelap aku dan teman-teman naik boat, dan harus kembali ke pulang ke rumah.
No comments:
Post a Comment