Kali ini aku kembali menulis tentang salah satu objek wisata di Sumatera Barat. Aku mengunjungi danau ini terakhir kali 1 tahun lalu bersama Ayah. Sejak dahulu aku memang sering diajak ayah ke proyek-proyek tempat ayah bekerja, karena itulah salah satu alasan kenapa aku tertarik memasuki jurusan teknik sipil. Sering kali ayah bekerja di luar kota sekitar 100 km dari rumah kami, yang membuat ayah terkadang terpaksa harus ngekos di kawasan sekitar proyek. Pada tulisan kali ini, saat itu ayahku bekerja di Lubuk Basung dan Batusangkar, karena untuk menghemat waktu tempuh dari Batusangkar menuju Lubuk Basung ayah terpaksa melewati kelok 44. Orang bilang itu adalah kelok maut, yang bikin ngilu kalau di lihat. Kelok 44 ini jalannya sangatlah sempit, dan tikungannya sangatlah tajam, dan di sampingnya terdapat jurang yang dalam, jumlah keloknya ada 44 kali makanya disebut kelok 44. Agar tidak terjadi tabrakan, setiap tikungan kita harus membunyikan klakson, bagi yang ke arah menurun harus memberi jalan bagi kendaraan yg ke arah mendaki. Bagi saya yang pernah belajar geometri jalan, melewati kelok 44 ini sama saja dengan bertaruh nyawa. Saat itu saya tersadar begitulah sulitnya ayahku mencari nafkah keluarga, berpanas-panasan dengan motor, melewati jalan yang sulit, bertaruh nyawa untuk keluarganya, aku takkan mau menghamburkan uang hasil keringat ayahku, karena ku tahu sangat sulit mendapatkannya. Setiap cuaca hujan jalanan tersebut akan licin, ayah biasanya tidak akan berani melewati kelok 44, karena takut tergelincir. Sekalinya tergelincir di kelok maut itu, yang kita dapati diri kita akan terlempar ke jurang yang sangat dalam. Kami selalu berdoa agar ayah selalu selamat di perjalanan.
Di suatu hari yang cerah ayah mengajakku melihat keindahan alam di balik bahaya kelok maut itu, tentunya kami kesana dengan sangat berhati-hati. Sepanjang kelok 44 kita akan melihat indahnya pemandangan danau maninjau. Aku sudah berkali-kali kesana, bahkan pernah disaat hujan dengan bus pariwisata. Aku juga agak sulit menjelaskan dengan kata-kata, yuk langsung saja kita lihat pemandangannya.
itu adalah gambar yang saya tangkap waktu itu
Danau maninjau dari dalam kaca bus yang basah
kalau gambar yang ini, saya mengambilnya bukan dari kelok 44, tapi di dataran rendah
Dan ini saya mengambil foto saat di kelok 33
Danau maninjau dari dekat
Danau Maninjau dari Puncak Lawang
Danau Maninjau dari kelok 44
Dari gambar diatas, subhanallah sekali bukan pemandangannya?? ya itulah salah satu keindahan Indonesia yang terdampar di sumatera barat. Untuk melihat keindahan diatas, tidak butuh membayar tiket masuk, semuanya terbentang luas, dan bebas kita lihat dan kita ambil fotonya sepanjang jalan.
Mungkin sekian dari saya, sampai bertemu lagi di postingan berikutnya.
*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*
*#Challenge*
*#Aksara*
No comments:
Post a Comment