Ini salah satu artikel by request seorang teman yang barus aja punya rumah baru namun belum di decor sama sekali. I wish semua orang yang baca dapa terinspirasi dengan tulisan ala kadar dari seorang amatiran ini.
Interior menjadi suatu hal yang penting di dalam sebuah rumah, hal ini akan berpengaruh sekali pada kenyamanan, selera dan sisi psikologi seorang penghuni rumah. Pernah dengar kata "rumahku surgaku", karena rumah memang tempat kembali seseorang dari banyaknya aktifitas serta tempat sebuah keluarga membesarkan anak-anaknya. Pemilihan gaya interior dipengaruhi oleh selera penghuni, cost yang di milki, ukuran ruangan serta fungsi ruangan tersebut.
Ada baiknya sebelum melakukan home decor, kita mengenal dulu apa saja macam-macam gaya desain interior, sebagai berikut:
1. Klasik
Interior klasik banyak kita temukan di rumah atau bangunan yang ada di eropa, dan memang dulunya interior ini berasal dari romawi dan yunani. Ciri khasnya adalah terdapat banyak ukiran, lantai marmer, bingkai warna keemasan, tufted furniture, ruangan yang besar, serta aksesoris-aksesoris yang bergaya klasik (I don't know how to describe, lihat gambarnya aja).
Kelebihan: menghasilkan tampilan yang megah dan elegan
Kekurangannya: konsep interior klasik ini memang sangat costly, furniture yang detail, banyak ukiran yang mana memakan waktu dan tenaga yang lebih dalam proses pembuatannya sehingga wajar saja. Tidak cocok untuk rumah yang ruangannya kecil. Intinya sih boros banget ya, tapi recommended untuk mereka-mereka yang senang kemewahan.
2. Shabby chic
Shabby chic merupakan gaya interior yang oldiest dan chic. Shabby chic cocok sekali untuk mereka yang memang feminim. Umumnya mengutamakan warna pastel seperti putih, pink dan biru soft, baik itu pada furniture dan finishing. Selain itu motif dari furniture juga sering ditambahkan motif bunga-bunga yang membuat shabby chic style ini semakin terlihat feminim.
3. Scandinavian
Scandinavian merupakan salah satu gaya interior yang banyak diminati oleh masyarakat yang mana karena desainnya simple, fungsional, clean, terintegrasi dengan alam, terkesan tegas namun tetap stylish. Salah satu ciri khas scandinavian adalah minim warna yang dinominasi oleh warna netral seperti warna hitam, putih, abu-abu. Namun bukan berarti tidak dapat menambahkan warna lain, kita dapat menambahkan warna lain sebagai aksen agar tidak membosankan. Salah satu ciri khas scandinavian style lainnya adalah terdapat aksen pola-pola geometri dan bukaan jendela yang besar.
4. Industrial
Industrial style memiliki ciri-ciri material ekspos (menunjukan warna material aslinya) atau disebut juga sebagai material unfinished, simple, monokrom, dan terkesan maskulin. Dapat kita amati, beberapa kafe di indonesia sudah menjamur menggunakan konsep industrial ini. Sejarahnya industrial style ini hadir pada abad ke 17 di saat revolusi industri, pada masa itu industri arsitektur dipengaruhi oleh konsep efisiensi dan kekhawatiran masalah keamanan. Sehingga, desain bangunan menghindari elemen hias yang memungkinkan menghambat pemadaman kebakaran.
5. Pop Art
Gaya interior pop art berawal dari seni pop art yang berkembang pesat pada dekade 60-an. Warna yang dipakai cukup berani, berwarna terang, dan menarik perhatian. Konsep pop art ini cocok untuk kamu yang senang menjadi pusat perhatian.
Gaya interior pop art berawal dari seni pop art yang berkembang pesat pada dekade 60-an. Warna yang dipakai cukup berani, berwarna terang, dan menarik perhatian. Konsep pop art ini cocok untuk kamu yang senang menjadi pusat perhatian.
6. Vintage
Gaya vintage merupakan gaya yang berkesan mengembalikan atmosfer tempo dulu tanpa meninggalkan unsur modern yang clean. Konsep vintage saat ini bukanlah interior kuno seperti di zaman nenek moyang dulu. Tetapi konsep vintage yang di tunjukan hanya beberapa aksen furniture saja, seperti figura kuno, kursi jengki, atau sepeda antiq lama, namun sudah di cat dan di furnish.
Gaya vintage merupakan gaya yang berkesan mengembalikan atmosfer tempo dulu tanpa meninggalkan unsur modern yang clean. Konsep vintage saat ini bukanlah interior kuno seperti di zaman nenek moyang dulu. Tetapi konsep vintage yang di tunjukan hanya beberapa aksen furniture saja, seperti figura kuno, kursi jengki, atau sepeda antiq lama, namun sudah di cat dan di furnish.
7. Urban Jungle
Konsep urban jungle lengket sekali dengan hutan liar, atau alam rimba yang mana pada dekorasi initerior banyak terdapat tanaman, baik itu tanaman asli maupun artificial dapat di terapkan. Sehingga membuat ruangan terasa segar dan menenangkan. Namun perlu digaris bawahi, untuk konsep urban jungle, pemilihan tanaman yang tepat sangatlah penting, terutama jika menggunakan tanaman hidup yang mana perawatannya harus disiplin, perlu mengenali mana tanaman yang dapat bertahan lama hidup dalam ruangan dan bagaimana perawaratannya. Selain itu untuk memperkuat nuansa urban jungle, kamu juga bisa membuat mural (lukisan di dinding, bukan wallpaper ya) yang berkonsep alam juga seperti lukisan burung, pohon, daun-daun dan sejenisnya.
Sekian dulu, Cerita Annisa hari ini, selamat membaca semoga terinspirasi. Jangan lupa beri kritik dan saran pada kolom comment.
No comments:
Post a Comment