Friday 5 February 2021

Gagal Menikah

2 Tahun menjalani hubungan dengan seseorang bukan waktu yang singkat, hubungan ini juga sangat erat dulunya. Banyak kebaikan dan membantu satu sama lain. Kita sama-sama mengharapkan muaranya pada ibadah separuh hidup yaitu menikah. Dia sering merasa bersalah dengan membiarkan hubungan ini terus ada tanpa di bawa ke pernikahan secepatnya. Jadilah ia mendesakku untuk secepatnya menikah, walau sebenarnya aku masih belum siap saat itu. Ia merasa kita tidak akan pernah siap 100% , sambil jalan ya juga learning by doing, konon katanya begitu.

Dia sudah datang bertemu keluarga besarku akhir tahun lalu. Niat yang dia utarakan bukan lagi niat yang main-main. Keluargaku menanyakan kesungguhannya, "Annisa seperti ini orangnya, begini kekurangannya. Apa Xxxxx yakin untuk menikah dengan annisa?". Dia menjawab dengan mantap tanpa keraguan. Jadilah kami merencanakan akan melangsungkan ini semua setelah lebaran tahun depan. 

Namun apa yang dapat dikata, hati manusia Allah lah yang memegang kendalinya dan Allah juga yang membolak-balikan hati manusia. Sekejab keraguan itu muncul dihatinya, dan ia memutuskan hubungan ini secara sepihak tanpa sebab yang jelas tanpa beristikharah dan sebagainya terlebih dahulu, dengan penjelasan bahwa merasa dia selama ini bukan orang yang baik bagi saya. 

Saya dan keluarga hanya bisa menerima kenyataan tanpa bisa protes pada yang maha kuasa. Keluarga besar saya malu, dan bingung apa yang hendak di kata pada keluarga besar dan juga orang sekitar yang sudah mulai tahu bahwa akan melangsungkan pernikahan tengah tahun nanti. Kami malu dan sangat kecewa. Saya memang tidak menangis tapi hati saya perih teriris, sementara ibu saya menangis. Saya ingin menenangkan ibu, tapi saya jauh di seberang pulau. Hari-hari yang saya lalui sangat berat. Saya merasa sudah menyia-nyiakan waktu saya 5 bulan tanpa hasil.

Saya hanya bisa pasrahkan ini semua kepada Allah SWT. Disinilah saya merasakan titik kepasrahan terdalam di hidup saya, menundukan ego, dan tunduk sebagai makhluk. Selama ini saya hamba yang khilaf, merasa apa yang di rencanakan dengan baik akan terealisasi dengan baik, tapi saya kadang lupa yang diataslah yang menentukan jalan hidup saya. 


No comments:

Post a Comment