Wednesday 21 June 2017

Mengapa aku ingin menulis

Salah satu cita cita dalam hidupku adalah menjadi penulis buku, dan berharap ada namaku dan biodataku di belakang halaman buku yang aku tulis. Apapun jenis tulisannya, entah cerita novel atau justru teks book. Mengapa aku tak mengambil jurusan sastra saja, tanya temanku. Aku tak ingin fokus di situ, aku ingin ceritaku di jurusan lain menjadi tulisanku. Ya itulah aku pilih jurusan teknik sipil, jurusan menjadi pahlawan menurutku (terlepas dari sangkut paut adanya kepentingan politik dan uang).

Tapi aku inginlah tetap ingin menjadi penulis, lebih tepatnya keinginanku menjadi penulis sekaligus engineer traveller, entah itu terkesan hanya wacana atau bukan, tak apa, aku hanya mengucapkan apa yang aku pikirkan. Kadang-kadang tanpa aku sadari para malaikat mengaminkannya, dan Allah mengabulkan itu menjadi takdir, salah satunya mimpiku untuk kuliah di ITB sudah menjadi takdir. Sekarang aku melanjutkan mimpi lagi, dan mengucapkan lagi mimpiku, terkabul ataupun tidak, itu adalah keputusan Allah.

Terkadang sesekali aku kembali membaca postingan postingan ku di blog yg telah lama ku tulis, membuatku seperti kembali ke lorong lorong waktu masa lalu. Mengapa demikian? Karena menulis dapat merekam perjalanan hidup, mungkin dengan video atau kita bisa melihat di layar tentang perjalanan hidup yang lalu, tetapi terlalu memakan memori, berbeda dengan menulis. Mungkin hanya butuh satu atau hingga 3 gambar agar tulisan itu lebih kuat penggambarannya. Satu hal ketika aku menulis, aku tak pernah memikirkan isinya terlalu dalam, aku membiarkan mengalir saja dengan apa yang aku pikirkan, setelah itu baru aku membaca kembali dan memfilter mana yang pantas aku sampaikan mana yang tidak.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

Wednesday 7 June 2017

Cobaan Tugas Akhir

Harusnya saat ini saya mengerjakan tugas akhir, tapi jujur aja lagi jenuh. Selama pengerjaan tugas akhir ini sudah 3 kali jatuh sakit, 2 kali demam pilek, dan 1 kali diare  selama 4 hari sampai dehidrasi berat. Tugas akhir adalah pekerjaan yang sangat menyita waktu, pikiran dan kesabaran. Biasanya bisa di bilang saya jarang sakit, tetapi semenjak TA lebih tepatnya saya sering begadang karena sering kali menemukan inspirasi baru tengah malam, sampai karena kurang istirahat akhirnya daya tahan saya melemah. Terkadang yang membuat saya banyak pikiran adalah tak selalu masalah hitungan TA nya, tetapi masalah-masalah eksternalnya, karena tugas akhir ini banyak sekali momen untuk terlibat dengan orang lain.

Pada postingan ini saya akan bahas apa-apa saya masalah ataupun cobaan yang saya lewati ataupun dari pengalaman teman saya yang melewati.

Waktu semester-semester awal kuliah, saya sering berpikir, kenapa sih kok banyak banget mahasiswa tingkat akhir yang lulusnya ga tepat waktu, galau TA, bunuh diri, bahkan sampai bunuh dosennya, padahal kan tingkat akhir itu sks nya udah dikit, trus bahkan ada yang cuma ngerjain TA aja. Tapi ternyata masalahnya ga sesimpel yang saya pikir. 

Di jurusan saya tugas akhir teknik sipil itu TA Desain Terpadu, bukan penelitian seperti skripsi, itu di perbolehkan untuk mahasiswa fasttrack. Saya dulu sempat khawatir dan ingin msengambil jalur fastrack karena ingin melarikan diri dari TA terpadu, saat itu saya sangat khawatir dengan kalau ikut TA terpadu ada kemungkinan saya akan bernasib tidak mujur, pasalnya TA terpadu ini prinsipnya ini di kelompokan menjadi 1 kelompok yang terdiri dari 5 orang, 5 dosen dan 5 kelompok keahlian. Yah bayangkan saja mencocokan jadwal dengan 2 dosen dan 1 mahasiswa saja sangatlah sulit, apalalagi 5 dosen dan dengan 5 mahasiswa. Ternyata kekhawatiran saya pun terjadi.

Kelebihan TA terpadu:
1. Melatih softskill (kerja sama, kesabaran, komunikasi, dan ketangguhan menghadapi dosen)
2. Topik ditentukan, dosen di pilihkan
3. Banyak sedikitnya mengerti 5 kelompok keahlian, walaupun masing-masing orang hanya mengerjakan 1 kelompok keahlian
4. Mahasiswa banyak yang bisa cepat lulus


Kekurangannya:
1. Nasib bisa untung bisa rugi, bisa aja dapat dosen yang enak, atau jadi apes. Atau juga bisa aja dapat kelompok yang enak atau malah apes
2. Bisa saja dapat proyek yang mudah atau malah terbilang agak apes kayak kelompokku.
3. Tidak imbangnya pembagian tugas masing-masing KK

Saya menulis postingan ini di tengah galau gulana, di media sosial bertebaran foto-foto teman angkatan saya 1 kampus usai sidang TA. Sayapun pengen lulus bulan ini dan wisuda bulan depan, tapi takdir berkata lain saya memutuskan wisuda oktober dan sidang tugas akhir setelah lebaran. Saya pun iri melihat teman teman lain, sementara keadaan kelompok saya begini adanya. Berawal dari seminar proposal yang molor 2 bulan, ketika teman-teman saya yang lainnya sudah seminar progress sementara kelompok saya seminar proposal pun belum. Dan sekarang ketika teman-teman saya sudah menjamur yang S.T , sementara kelompok TA saya pun belum sidang progress dan akan di tunda sampai selesai lebaran.

6 hari yang lalu saya sakit, usai berpikir keras bimbang antara ingin pulang atau tidak. Bagi saya sangat tidak nyaman merasakan puasa di rantau, awalnya demi TA saya rela saja disini, saat itu saya stress melihat progress kelompok kami yang belumlah begitu jauh, kemudian makin di perpusing lagi dengan keadaan salah satu dosen sangat super sibuk, sulit di hubungi, kalau mau berurusan harus kejar-kejaran di kampus, nungguin depan ruangan dia mengajar, jangan ngarep wa atau sms akan di balas, ini yang dulunya sulit netapin tanggal seminar proposal dan sekarang  seminar progress juga.

Saya tidak menyalahkan teman-teman di kelompok saya, saya melihat mereka berjuang seperti juni teman saya yang mengerjakan struktur, yang na'uzubillah min zalik susah bikin rangka atapnya di SAP. Khalif yang sana sini, baca jurnal ini itu, cari code ini itu bukan cuma buat desain parkirnya tapi belajar monorelnya juga, einil yang bikin RWA dan drainase, dosennya prajabatan lama banget, dan Nico yang dosennya susah di temuin. Sejauh ini saya bersyukur punya teman sekelompok yang tingkat kesabarannya tinggi, terutama Khalif sebagai ketua yang super duper sabar. Saya satu-satunya perempuan di kelompok itu dan orang yang paling cepat naik darah kalau dengar dosen ga bisa tgl seginilah, nolak data tanahnya lah dan banyak masalah di kelompok kami. Kadang saya iri melihat kelompok lain yang di perhatikan oleh dosen-dosen mereka, bahkan ada dosen dari mereka yang sampai ngunjungin saat mengerjakan TA di studio, sementara kami (bukannya tidak mensyukuri), mendapat balasan sms saja sulit (memang tidak semua dosen, tetapi beberapa dosen ada, dan ini sangatlah menyulitkan kami untuk menetapkan tanggal dan kapan kami seminar.

Sampai akhirnya saya menetapkan untuk pulang ke kampung dulu hingga usai lebaran, sempat saya sedih rasanya ditinggal 85% teman angkatan yangakan wisuda juli, sementara kelompok saya masih luntang lantung dengan nasib yang entah kapan seminar progress. Sedih mengingat saya harus lebih lama lagi membayar kos di bandung, lebih lama lulus, berbanding lurus dengan biaya yang di keluarkan juga. Saya akan tetap berusaha dan berdoa semoga Allah menguatkan pundak dan meningkatkan kesabaran kelompok saya dalam menghadapi sulitnya tugas akhir kami. Amiin.



*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*


















Sunday 4 June 2017

Rangkuman talkshow jasmine


Rangkuman talkshow
1. Pembicara: ibu Dewi
Pengalaman dalam mendalami bisnis : berawal dr instagram, merintis usaha sedari kuliah. Berawal dari tugas kuliah untuk membuat proposal bisnis.
Tanpa disadari usaha "kiciksmuslimah", meningkat pesat hingga skrg 150 distributor". Kunci dalam usaha ini, ikhtiar, sabar dan do'a dari orang tua. Bisnis itu harus sesuai dengan passion, bukan mengikuti trend yang dilakukan orang lain. Karena ketika kita mencintai pekerjaan kita, insya Allah berjalan lancar. Cara memanfaatkan waktu kuliah sambil berbisnis, pagi-siang kuliah, sore bisnis, malam mengerjakan tugas. Motivasi berwirausaha: membuka lapangan sebesar2nya. Melalui usaha ini juga, pembicara berharap muslimah termotivasi untuk memakai hijab syar'i.
2. Pembicara kedua : ibuk Elidawati
Memulai usaha : berawal dari seorang teman yang membuka usaha, dan bekerja sama untuk membuka cabang di jakarta. Suka duka menjalani bisnis, makna syukur dan sabar saat menjalani dinamika bisnis. Setiap manusia butuh social life, harus mampu menyikapi dengan bijak pengunaan waktu, karena sangat sibuk. Suka yang dialami, senang saat ukm tumbuh bersama dengan perusahaan, selain itu mitra usaha banyak melahirkan pengusaha2 baru. Memaknai syukur dengan berbagi.
3. Pembicara ke3: nurhayati subakat
Berawal dari tidak diterima menjadi dosen, Mengikuti saran org tua untuk bekerja di rumah sakit. Setelah menikah akhirnya melepas pekerjaan jd pegawai. Melamar jadi apotik juga tidak diterima, akhirnya di terima kerja di tempat teman, akhirnya merintis usaha kecil yg sekarang kadi wardah kosmetik.



(Tgl setor 4 juni)

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

Saturday 3 June 2017

Indahnya Cerminan Danau Maninjau dari Kelok 44

Kali ini aku kembali menulis tentang salah satu objek wisata di Sumatera Barat. Aku mengunjungi danau ini terakhir kali 1 tahun lalu bersama Ayah. Sejak dahulu aku memang sering diajak ayah ke proyek-proyek tempat ayah bekerja, karena itulah salah satu alasan kenapa aku tertarik memasuki jurusan teknik sipil. Sering kali ayah bekerja di luar kota sekitar 100 km dari rumah kami, yang membuat ayah terkadang terpaksa harus ngekos di kawasan sekitar proyek. Pada tulisan kali ini, saat itu ayahku bekerja di Lubuk Basung dan Batusangkar, karena untuk menghemat waktu tempuh dari Batusangkar menuju Lubuk Basung ayah terpaksa melewati kelok 44. Orang bilang itu adalah kelok maut, yang bikin ngilu kalau di lihat. Kelok 44 ini jalannya sangatlah sempit, dan tikungannya sangatlah tajam, dan di sampingnya terdapat jurang yang dalam, jumlah keloknya ada 44 kali makanya disebut kelok 44. Agar tidak terjadi tabrakan, setiap tikungan kita harus membunyikan klakson, bagi yang ke arah menurun harus memberi jalan bagi kendaraan yg ke arah mendaki. Bagi saya yang pernah belajar geometri jalan, melewati kelok 44 ini sama saja dengan bertaruh nyawa. Saat itu saya tersadar begitulah sulitnya ayahku mencari nafkah keluarga, berpanas-panasan dengan motor, melewati jalan yang sulit, bertaruh nyawa untuk keluarganya, aku takkan mau menghamburkan uang hasil keringat ayahku, karena ku tahu sangat sulit mendapatkannya. Setiap cuaca hujan jalanan tersebut akan licin, ayah biasanya tidak akan berani melewati kelok 44, karena takut tergelincir. Sekalinya tergelincir di kelok maut itu, yang kita dapati diri kita akan terlempar ke jurang yang sangat dalam. Kami selalu berdoa agar ayah selalu selamat di perjalanan.

Di suatu hari yang cerah ayah mengajakku melihat keindahan alam di balik bahaya kelok maut itu, tentunya kami kesana dengan sangat berhati-hati. Sepanjang kelok 44 kita akan melihat indahnya pemandangan danau maninjau. Aku sudah berkali-kali kesana, bahkan pernah disaat hujan dengan bus pariwisata. Aku juga agak sulit menjelaskan dengan kata-kata, yuk langsung saja kita lihat pemandangannya.


itu adalah gambar yang saya tangkap waktu itu

Danau maninjau dari dalam kaca bus yang basah
kalau gambar yang ini, saya mengambilnya bukan dari kelok 44, tapi di dataran rendah
Dan ini saya mengambil foto saat di kelok 33
Danau maninjau dari dekat

Danau Maninjau dari Puncak Lawang
Danau Maninjau dari kelok 44


Dari gambar diatas, subhanallah sekali bukan pemandangannya?? ya itulah salah satu keindahan Indonesia yang terdampar di sumatera barat. Untuk melihat keindahan diatas, tidak butuh membayar tiket masuk, semuanya terbentang luas, dan bebas kita lihat dan kita ambil fotonya sepanjang jalan. 

Mungkin sekian dari saya, sampai bertemu lagi di postingan berikutnya.




*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*



Friday 2 June 2017

Tips Memilih jurusan


Ok guys, kalian yang masih kelas 3 SMA ataupun kelas 2, pasti sekarang lagi galau-galaunya kan mau milih jurusan?, kalau nggak galau kalian pasti nggak bakalan seraching ketikan judul postingan kali ini. Tenang aja guys, aku dulu juga pernah ngalamin hal yang kalian alami hari ini. Sedikit cerita, dulu waktu mau daftar snmptn, aku sempat galau-galaunya, tanya sana sini, dan nyari-nyari info sana sini. Saat itu aku galau banget untuk nentuin pilihan pertama, SAPPK atau FTSL. Waktu itu aku kan hobinya ngegambar bangunan gitu, tapi ortuku malah nyaranin FTSL soalnya mereka pengen aku jurusan sipil, karna menurut mereka aku fisikanya bagus (itu sih dulu, tapi sekarang, menjijikan). Pertimbangan demi pertimbangan, hingga pada akhirnya aku memilih FTSL. Nah ada masalahnya lagi nih, persaingan, waktu itu dis ekolahku yang memilih ftsl itb ada sekitar 9 orang termasuk aku, karna biasanya dari sekolahku cuma sedikit yang lulus lewatjalur snmptn maka harus berpandai-pandai dalam menentukan jurusan, karna nilai raporku lebih tinggi maka ada beberapa orang yang mengundurkan diri untuk memilih jurusan lain.

Berikut beberapa tips dalam memilih jurusan:
a. Pilih sesuai dengan minat dan cita-cita kamu

b. Minta pertimbangan dari orang tua dan guru BK di sekolah


c. Jangan tergiur dengan passing grade yang tinggi
   Sebenarnya passing grade hanyalah ukuran tingkat kesulitan untuk masuk beberapa jurusan yang dibuat oleh beberapa bimbel sebagai panduan untuk memilih jurusan. Bedasarkan pengalaman nih, banyak diantara teman-teman itu memilih jurusan dengan passing grade tinggi agar dianggap hebat dan pintar. Namun ketika berada di jurusan tersebut kalian belum tentu bisa survive dengan perkuliahannya. kenapa? ketika kalian mengikuti tes sbmptn misalnya, soal yang diujikan adalah mafikibi dan bahasa, sementara kalian memilih jurusan teknik informatika. Lulus di jurusan yang kalian inginkan belum tentu itu mencerminkan kemampuan dan bakat kalian disana. Salah jurusan seringkali terjadi, dan banyak diantaranya yang ingin mengulang lagi ujian di tahun depannya. Maka untuk itu teliti dan cermatlah dalam memilih jurusan

d. Ukur kemampuan
    Nah ini penting banget, ada beberapa orang yang saya temui terlalu memaksakan diri untuk memasuki suatu jurusan ataupun suatu universitas. Misalkan kalian ngebet banget nih pengen jurusan kedokteran, namun rasanya nilai kalian tidak cukup untuk memasuki universitas yang diinginkan dengan jurusan tersebut, untuk itu pilih universitas lain yang persaingannya lebih rendah, dan sekiranya bisa menerima kalian dengan jurusan tersebut. Atau mungkin kalian ngebet banget  kuliah di universitas favorit, ya sesuaikan kemampuan kalian dengan jurusan yang ada disana.

e. Cari informasi sebanyak-banyaknya
   Ini tuh penting banget, kalian harus tau bagaimana prospek kerja jurusan yang kalian pilih kedepannya bagaimana, apakah dibutuhkan di masyarakat atau tidak. Namun jangan tergiur juga dengan jurusan yang katanya lulusan tersebut gajinya besar-besar contohnya perminyakan, teknik kimia dan sebagainya. Tergiur sih boleh, tapi pikirkan apakah itu passion kalian? dan beberapa pengalaman lain dari teman-temanku yang ternyata berada di jurusan favorit namun bukan passionnya mereka sulit survive, merasa tertekan dan merasa tidak menemukan jati dirinya disitu, sementara kalau kalian berada di jurusan yang benar-benar passion kalian sebagaimanapun sulitnya tugas dan ujian disitu kalian akan menjalaninya dengan senang hati. Nah untuk itu cari informasinya baik itu prospek kerja, mata kuliahnya, lulusan dari universitas tersebut, kapan perlu kalian tanyakan langsung pada senior-senior yang sedang kuliah di jurusan itu ataupun universitas itu, setidaknya itu dapat memebrikan gambaran bagaimana perkuliahan disana dan kalian bisa survive.

f. Cari tahu bagaimana sistem penilaian di universitas atau jurusan tersebut
Beberapa universitas yang biasanya dominan teknik biasanya mengutamakan nilai matematika, fisika, kimia. Namun penilaian tiap universitas itu ataupun suatu jurusan berbeda-beda. Sedikit bocoran, beberapa hal yang dipertimbangkan universitas dalam seleksi snmptn adalah peringkat sekolah, nilai rapor, alumni sekolah yang bersangkutan di universitas tersebut (misal bedasarkan IP, kasus DO dsb) , dan prestasi lomba.

g. ITB (ikhtiar, tawakal, dan bersabar)
 setelah kalian berusaha keras belajar, dan putuskan pilihan jurusan dengan tepat, tawakallah karna Allah yang maha menentukan, karna banyak diantaranya teman-teman saya nilai dan prestasinya keren beken tapi ternyata tidak lulus di jurusan yang ia inginkan, namun ada juga yang nilainya biasa-biasa saja lulus di universitas favorit dan jurusan favorit. Dan kalian harus siap dengan resiko pilihan, kalau seandainya tidak titerima di jurusan yang kalian inginkan tapi kalian merasa sudah berusaha maksimal, Dia maha tahu, terkadang tuhan itu tidak memberikan apa yang kalian inginkan, tapi ia memberikan apa yang kalain butuhkan, ia maha tahu dengan apa yang terbaik untuk kalian, mungkin saja jurusan yang kalian inginkan itu kuliahnya sulit, tamatnya lama, dan sebagaianya. Dan jangan lupa bersabar.

Ok sekian, terima kasih telah membaca tulisan ini.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

Thursday 1 June 2017

Ramadhan yang tak dirindukan

Siapa yang tidak senang bulan ramadhan datang??
Bagi umat muslim harusnya kedatangan ramadhan sangat disenangi dan dirindukan. Karena di bulan ini dosa kita di ampuni, dan di bukakan pintu surga se lebar2nya untuk kita yang berusaha meningkatkan ketaqwaan pada Allah SWT.

Tapi kali ini adalah ramadhan yang tak dirindukan bagi saya maksudnya adalah, bukan bulan ramadhannya melainkan suasana ramadhannya yang tidak saya rindukan.

Ini adalah kedua kalinya saya merasakan ramadhan di rantau, lain di tahun tahun sebelumnya saya merasakan ramadhan di kampung halaman sendiri bersama kedua orang tua.

Setiap kali akan sahur dan berbuka ini adalah bagian terberat yang saya rasakan saat di rantau, terasa sendiri, teringat masakan ibu, ah sudahlah. Setiap usai zuhur biasanya saya sudah merencanakan sore akan berbuka dengan apa bersama adik saya, sedangkan disini makanan berbuka yang saya idamkan tidaklah saya dapatkan seperti saat saya berada di kampung halaman. Ada perasaan begitu kuat ingin pulang.  Tapi lagi lagi saya harus menunggu... menunggu yang tidak pasti dari perjalanan TA ini, semakin hari tiket pesawat pun semakin mahal.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

Wednesday 31 May 2017

Memasak adalah salah satu cara berhemat

Cara pandang setiap orang berbeda beda mengenai hidup, ada yang memilih hidup hemat, praktis, dan sebagainya.

Ada hal yang salah mengenai presepsi seseorang tentang kata hemat. Orang sering kali mengartikannya hemat = pelit. Itu sakah besar. Menurut presepsi saya hemat adalah mengoptimalkan manfaat, dan meminimalkan biaya. Hal ini berlaku juga untuk seorang engineer, seorang engineer yg ideal adalah mengoptimalkan desain dan menghemat biaya, tanpa mengabaikan keamanan...

Tak usah jauh2 tentang desain, hal sederhana juga terdapat dalam kehidupan sehari hari. Seperti dosen beton saya katakan orang malas pasti boros. Itu benar. Contoh simple adalah memasak, memasak tentunya lebih murah di banding dengan beli instan. Jika saya memasak pengeluaran saya untuk makan sehari2 takkan lebih dari dari 15 ribu, itu sudah termasuk minum susu dang sebagainya... kalau saya tak memasak pengeluaran bisa sampai lebih 50.000 dalam sehari. 50.000 dalam sehari, bagi orang tua saya itu sudah biaya makan 1 hari bahkan bisa nyisa sedikit kenapa??? Karena ibu saya memasak. 50.000 dalam sehari itu untuk 4 orang makan dengan porsi yg banyak.

Semester 6, 7 saya sering kali belanja karena saya sibuk kuliah hingga sore dan sbgainya, selain itu kosan lama tidak menyediakan dapur. Tapi semester 8 waktu luang saya banyak, alangkah baiknya saya memasak bukan?? Dan selain itu lokasi kosan tak jauh dari pasar. 

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*