Thursday 22 June 2017

KULIAH LAPANGAN LRT JAKARTA

Akhir-akhirnya Indonesia sedangan gencar-gencarnya  membangun infrastruktur masal. Salah satunya LRT di Jakarta. Apa sih LRT itu? LRT adalah Light Rail Transit, moda transportasi berbasis Rel. Sekarang LRT di Indonesia masih dalam tahap konstruksi, di bangun dengan jalur elevated atap seperti jalan layang, yang berada sekitar 20 m dari permukaan tanah. LRT, merupakan salah satu transportasi massalyang di bangun pemerintah untuk mengurasi masalah kemacetan di daerah JABODEBEK yang semakin hari semakin parah. Dengan pemerintah mendorong masyarakat mau menggunakan transportasi umum yang cepat, efisien, dan mengurangi macet. 

Kayak apa sih konstruksi LRT yang sedang di bangun?
 Coba lihat hasil perjalan kuliah lapanganku ke Adhi Karya Kontraktor dan ke lapangan juga,


Itu adalah foto saat saya sedang bertanya mengenai metode pelaksanaan LRT.



Sedikit penjelasan mengenai LRT, pembangunan LRT itu di laksanakan oleh beberapa kontraktor salah satunya kontraktor Adhi Karya. Struktur dari Jalur LRT ini terbuat dari beton bertulang dan beton prategang. Salah satu elemn struktur yang menggunakan beton bertulang adalah balok girder yang berbentuk box. Apa bedanya beton prategang dengan beton bertulang biasa? Balok prategang adalah balok yang pada proses konstruksinya di berikan tegangan awal sebelum beban bekerja. Beton prategang sendiri terdiri 2 jenis juga, yaitu prategang post tension dan pre tension. Pada konstruksi LRT ini kalau ga salah prategangnya secara post tension.

Mungkin itu aja postingan kali ini.
*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*





KEINDAHAN RAWA MATI ALA KOREA DI KOTA PARIAMAN

Kalau postingan sebelumnya membahas tentang keindahan dari kota kelahiran saya, nah ini saya akan mengajak para netizen untuk melihat keindahan kota tempat saya menikmati masa remaja, yaitu kota Pariaman. Pariaman adalah kota yang berjarak sekitar 60 km dari kota Padang, Pariaman selain terkenal dengan tradisi  pernikahannya, tetapi kota dengan makanan khas sala lauak ini juga indah pesisir pantainya.

2 Tahun belakangan ini, Pariaman sedang gegernya banyak dikunjungi karena spot cantik dan Instagramable yang tak segaja muncul ke permukaan, yaitu rawa mati. Rawa mati ini berada di daerah Manggung tepatnya berada di belakang kantor DPRD kota Pariaman. Nah para netizen pasti penasaran kan dengan spot cantik yang instagramable itu? yuk lihat foto saya berikut.



 Sebenarnya saat itu saya terbilang kurang beruntung menemui spot cantik ini karena hutam matinya tidak lagi berwarna merah seperti di Korea tapi yasudah tak apalah. Sedikit informasi, sebenarnya tempat ini dahulunya di tanami dengan bakau untuk mencegah abrasi. Namun semakin lama, pasangnya semakin besar, dan meredam bagian cekungan danau, sehingga pohon bakau tersebut mati, begitulah kisahnya.

Kali ini saya menemukan blind spot saat sunset disini, inilah dia.


Nah itulah blind spot yang saya temukan di sana, namun sayang ya hasil kamera hp saya tidaklah begitu bagus. Tak apa, yang penting dapat menemukan momen yang indah, nanti kalau udah ada uang baru deh beli kamera.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*








MELIHAT SUNSET DI PANTAI PADANG

Kali ini sayaningin kembali menulis tentang sebuah cerita wisata dari tempat kelahiran saya yaitu kota Padang. Jika kita mau ke Padang, apa sih destinasi wisata yang dapat kita kunjungi? Kota Padang berada di pesisir pantai, daataran rendah, ya otomatis adalah daerah pantailah yang bisa kita kunjungi. Contohnya adalah pantai Air Manis, Pantai Puruih, Jembatan Siti Nurbaya, dan lain-lain.

Pada postingan kali ini saya akan menceritakan tentang Pantai Padang. Pantai Padang Padang berada  7 km dari rumahku, dan sangat dekat dari pusat kota. Jika anda turun dari Bandara International Minangkabau, ya sekitar 30 menit dari sana, akan ada banyak abang-abang travel yang siap mengantar.

Mau tau bagaimana wajah pantai padang dalam jepretan kamera HP saya? yuk teruskan melihat postingan ini.



Photo diatas  tepat diambil oleh ayah saya pada 22 Juni 2017 kemarin. Sebenarnya lokasi tempat saya berfoto ini merupakan sebuah blind spot, yang orang nggak banyak tahu dan bahkan ga rame, jadilah saya ingin berfoto disana, karena merasa disitu ada spot cantik. Berawal kemaren itu saya ga ada rencana untuk kemana-mana, tiba-tiba ayah mengajak saya untuk menemaninya ke Pasar Raya membeli helm. Setelah balik dari sanalah saya ke Pantai, dan kalau dari Pasar Raya, spot ini masih berada di daerah hulu perjalanan, jadi para netizen yang penasaran, silahkan mencoba hehe. Pengen hasilnya secantik gambar diatas, pastikan dulu langit sedang cerah.

Namun bagaimana jika kondisinya sunset, nah kalau sunset tentu akan sangat indah sekali. Terutama apabila kita mendapatkan blind spot yang kece kembali. Biar netizen mendapatkan inspirasi, tetap pantengin hasil postingan saya berikut ini.








 Untuk informasi aja buat para netizen, Pe,erintah Kota Padang lagi gencar-gencarnya nih, memperindah pantai dengan membangun banyak taman sekitar pinggir pantai. Nah mungkin itu saja dulu postingan saya tentang Pantai Padang, jangan lupa baca postingan lain nya ya.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*



Wednesday 21 June 2017

Mengapa aku ingin menulis

Salah satu cita cita dalam hidupku adalah menjadi penulis buku, dan berharap ada namaku dan biodataku di belakang halaman buku yang aku tulis. Apapun jenis tulisannya, entah cerita novel atau justru teks book. Mengapa aku tak mengambil jurusan sastra saja, tanya temanku. Aku tak ingin fokus di situ, aku ingin ceritaku di jurusan lain menjadi tulisanku. Ya itulah aku pilih jurusan teknik sipil, jurusan menjadi pahlawan menurutku (terlepas dari sangkut paut adanya kepentingan politik dan uang).

Tapi aku inginlah tetap ingin menjadi penulis, lebih tepatnya keinginanku menjadi penulis sekaligus engineer traveller, entah itu terkesan hanya wacana atau bukan, tak apa, aku hanya mengucapkan apa yang aku pikirkan. Kadang-kadang tanpa aku sadari para malaikat mengaminkannya, dan Allah mengabulkan itu menjadi takdir, salah satunya mimpiku untuk kuliah di ITB sudah menjadi takdir. Sekarang aku melanjutkan mimpi lagi, dan mengucapkan lagi mimpiku, terkabul ataupun tidak, itu adalah keputusan Allah.

Terkadang sesekali aku kembali membaca postingan postingan ku di blog yg telah lama ku tulis, membuatku seperti kembali ke lorong lorong waktu masa lalu. Mengapa demikian? Karena menulis dapat merekam perjalanan hidup, mungkin dengan video atau kita bisa melihat di layar tentang perjalanan hidup yang lalu, tetapi terlalu memakan memori, berbeda dengan menulis. Mungkin hanya butuh satu atau hingga 3 gambar agar tulisan itu lebih kuat penggambarannya. Satu hal ketika aku menulis, aku tak pernah memikirkan isinya terlalu dalam, aku membiarkan mengalir saja dengan apa yang aku pikirkan, setelah itu baru aku membaca kembali dan memfilter mana yang pantas aku sampaikan mana yang tidak.

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

Wednesday 7 June 2017

Cobaan Tugas Akhir

Harusnya saat ini saya mengerjakan tugas akhir, tapi jujur aja lagi jenuh. Selama pengerjaan tugas akhir ini sudah 3 kali jatuh sakit, 2 kali demam pilek, dan 1 kali diare  selama 4 hari sampai dehidrasi berat. Tugas akhir adalah pekerjaan yang sangat menyita waktu, pikiran dan kesabaran. Biasanya bisa di bilang saya jarang sakit, tetapi semenjak TA lebih tepatnya saya sering begadang karena sering kali menemukan inspirasi baru tengah malam, sampai karena kurang istirahat akhirnya daya tahan saya melemah. Terkadang yang membuat saya banyak pikiran adalah tak selalu masalah hitungan TA nya, tetapi masalah-masalah eksternalnya, karena tugas akhir ini banyak sekali momen untuk terlibat dengan orang lain.

Pada postingan ini saya akan bahas apa-apa saya masalah ataupun cobaan yang saya lewati ataupun dari pengalaman teman saya yang melewati.

Waktu semester-semester awal kuliah, saya sering berpikir, kenapa sih kok banyak banget mahasiswa tingkat akhir yang lulusnya ga tepat waktu, galau TA, bunuh diri, bahkan sampai bunuh dosennya, padahal kan tingkat akhir itu sks nya udah dikit, trus bahkan ada yang cuma ngerjain TA aja. Tapi ternyata masalahnya ga sesimpel yang saya pikir. 

Di jurusan saya tugas akhir teknik sipil itu TA Desain Terpadu, bukan penelitian seperti skripsi, itu di perbolehkan untuk mahasiswa fasttrack. Saya dulu sempat khawatir dan ingin msengambil jalur fastrack karena ingin melarikan diri dari TA terpadu, saat itu saya sangat khawatir dengan kalau ikut TA terpadu ada kemungkinan saya akan bernasib tidak mujur, pasalnya TA terpadu ini prinsipnya ini di kelompokan menjadi 1 kelompok yang terdiri dari 5 orang, 5 dosen dan 5 kelompok keahlian. Yah bayangkan saja mencocokan jadwal dengan 2 dosen dan 1 mahasiswa saja sangatlah sulit, apalalagi 5 dosen dan dengan 5 mahasiswa. Ternyata kekhawatiran saya pun terjadi.

Kelebihan TA terpadu:
1. Melatih softskill (kerja sama, kesabaran, komunikasi, dan ketangguhan menghadapi dosen)
2. Topik ditentukan, dosen di pilihkan
3. Banyak sedikitnya mengerti 5 kelompok keahlian, walaupun masing-masing orang hanya mengerjakan 1 kelompok keahlian
4. Mahasiswa banyak yang bisa cepat lulus


Kekurangannya:
1. Nasib bisa untung bisa rugi, bisa aja dapat dosen yang enak, atau jadi apes. Atau juga bisa aja dapat kelompok yang enak atau malah apes
2. Bisa saja dapat proyek yang mudah atau malah terbilang agak apes kayak kelompokku.
3. Tidak imbangnya pembagian tugas masing-masing KK

Saya menulis postingan ini di tengah galau gulana, di media sosial bertebaran foto-foto teman angkatan saya 1 kampus usai sidang TA. Sayapun pengen lulus bulan ini dan wisuda bulan depan, tapi takdir berkata lain saya memutuskan wisuda oktober dan sidang tugas akhir setelah lebaran. Saya pun iri melihat teman teman lain, sementara keadaan kelompok saya begini adanya. Berawal dari seminar proposal yang molor 2 bulan, ketika teman-teman saya yang lainnya sudah seminar progress sementara kelompok saya seminar proposal pun belum. Dan sekarang ketika teman-teman saya sudah menjamur yang S.T , sementara kelompok TA saya pun belum sidang progress dan akan di tunda sampai selesai lebaran.

6 hari yang lalu saya sakit, usai berpikir keras bimbang antara ingin pulang atau tidak. Bagi saya sangat tidak nyaman merasakan puasa di rantau, awalnya demi TA saya rela saja disini, saat itu saya stress melihat progress kelompok kami yang belumlah begitu jauh, kemudian makin di perpusing lagi dengan keadaan salah satu dosen sangat super sibuk, sulit di hubungi, kalau mau berurusan harus kejar-kejaran di kampus, nungguin depan ruangan dia mengajar, jangan ngarep wa atau sms akan di balas, ini yang dulunya sulit netapin tanggal seminar proposal dan sekarang  seminar progress juga.

Saya tidak menyalahkan teman-teman di kelompok saya, saya melihat mereka berjuang seperti juni teman saya yang mengerjakan struktur, yang na'uzubillah min zalik susah bikin rangka atapnya di SAP. Khalif yang sana sini, baca jurnal ini itu, cari code ini itu bukan cuma buat desain parkirnya tapi belajar monorelnya juga, einil yang bikin RWA dan drainase, dosennya prajabatan lama banget, dan Nico yang dosennya susah di temuin. Sejauh ini saya bersyukur punya teman sekelompok yang tingkat kesabarannya tinggi, terutama Khalif sebagai ketua yang super duper sabar. Saya satu-satunya perempuan di kelompok itu dan orang yang paling cepat naik darah kalau dengar dosen ga bisa tgl seginilah, nolak data tanahnya lah dan banyak masalah di kelompok kami. Kadang saya iri melihat kelompok lain yang di perhatikan oleh dosen-dosen mereka, bahkan ada dosen dari mereka yang sampai ngunjungin saat mengerjakan TA di studio, sementara kami (bukannya tidak mensyukuri), mendapat balasan sms saja sulit (memang tidak semua dosen, tetapi beberapa dosen ada, dan ini sangatlah menyulitkan kami untuk menetapkan tanggal dan kapan kami seminar.

Sampai akhirnya saya menetapkan untuk pulang ke kampung dulu hingga usai lebaran, sempat saya sedih rasanya ditinggal 85% teman angkatan yangakan wisuda juli, sementara kelompok saya masih luntang lantung dengan nasib yang entah kapan seminar progress. Sedih mengingat saya harus lebih lama lagi membayar kos di bandung, lebih lama lulus, berbanding lurus dengan biaya yang di keluarkan juga. Saya akan tetap berusaha dan berdoa semoga Allah menguatkan pundak dan meningkatkan kesabaran kelompok saya dalam menghadapi sulitnya tugas akhir kami. Amiin.



*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*


















Sunday 4 June 2017

Rangkuman talkshow jasmine


Rangkuman talkshow
1. Pembicara: ibu Dewi
Pengalaman dalam mendalami bisnis : berawal dr instagram, merintis usaha sedari kuliah. Berawal dari tugas kuliah untuk membuat proposal bisnis.
Tanpa disadari usaha "kiciksmuslimah", meningkat pesat hingga skrg 150 distributor". Kunci dalam usaha ini, ikhtiar, sabar dan do'a dari orang tua. Bisnis itu harus sesuai dengan passion, bukan mengikuti trend yang dilakukan orang lain. Karena ketika kita mencintai pekerjaan kita, insya Allah berjalan lancar. Cara memanfaatkan waktu kuliah sambil berbisnis, pagi-siang kuliah, sore bisnis, malam mengerjakan tugas. Motivasi berwirausaha: membuka lapangan sebesar2nya. Melalui usaha ini juga, pembicara berharap muslimah termotivasi untuk memakai hijab syar'i.
2. Pembicara kedua : ibuk Elidawati
Memulai usaha : berawal dari seorang teman yang membuka usaha, dan bekerja sama untuk membuka cabang di jakarta. Suka duka menjalani bisnis, makna syukur dan sabar saat menjalani dinamika bisnis. Setiap manusia butuh social life, harus mampu menyikapi dengan bijak pengunaan waktu, karena sangat sibuk. Suka yang dialami, senang saat ukm tumbuh bersama dengan perusahaan, selain itu mitra usaha banyak melahirkan pengusaha2 baru. Memaknai syukur dengan berbagi.
3. Pembicara ke3: nurhayati subakat
Berawal dari tidak diterima menjadi dosen, Mengikuti saran org tua untuk bekerja di rumah sakit. Setelah menikah akhirnya melepas pekerjaan jd pegawai. Melamar jadi apotik juga tidak diterima, akhirnya di terima kerja di tempat teman, akhirnya merintis usaha kecil yg sekarang kadi wardah kosmetik.



(Tgl setor 4 juni)

*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*

Saturday 3 June 2017

Indahnya Cerminan Danau Maninjau dari Kelok 44

Kali ini aku kembali menulis tentang salah satu objek wisata di Sumatera Barat. Aku mengunjungi danau ini terakhir kali 1 tahun lalu bersama Ayah. Sejak dahulu aku memang sering diajak ayah ke proyek-proyek tempat ayah bekerja, karena itulah salah satu alasan kenapa aku tertarik memasuki jurusan teknik sipil. Sering kali ayah bekerja di luar kota sekitar 100 km dari rumah kami, yang membuat ayah terkadang terpaksa harus ngekos di kawasan sekitar proyek. Pada tulisan kali ini, saat itu ayahku bekerja di Lubuk Basung dan Batusangkar, karena untuk menghemat waktu tempuh dari Batusangkar menuju Lubuk Basung ayah terpaksa melewati kelok 44. Orang bilang itu adalah kelok maut, yang bikin ngilu kalau di lihat. Kelok 44 ini jalannya sangatlah sempit, dan tikungannya sangatlah tajam, dan di sampingnya terdapat jurang yang dalam, jumlah keloknya ada 44 kali makanya disebut kelok 44. Agar tidak terjadi tabrakan, setiap tikungan kita harus membunyikan klakson, bagi yang ke arah menurun harus memberi jalan bagi kendaraan yg ke arah mendaki. Bagi saya yang pernah belajar geometri jalan, melewati kelok 44 ini sama saja dengan bertaruh nyawa. Saat itu saya tersadar begitulah sulitnya ayahku mencari nafkah keluarga, berpanas-panasan dengan motor, melewati jalan yang sulit, bertaruh nyawa untuk keluarganya, aku takkan mau menghamburkan uang hasil keringat ayahku, karena ku tahu sangat sulit mendapatkannya. Setiap cuaca hujan jalanan tersebut akan licin, ayah biasanya tidak akan berani melewati kelok 44, karena takut tergelincir. Sekalinya tergelincir di kelok maut itu, yang kita dapati diri kita akan terlempar ke jurang yang sangat dalam. Kami selalu berdoa agar ayah selalu selamat di perjalanan.

Di suatu hari yang cerah ayah mengajakku melihat keindahan alam di balik bahaya kelok maut itu, tentunya kami kesana dengan sangat berhati-hati. Sepanjang kelok 44 kita akan melihat indahnya pemandangan danau maninjau. Aku sudah berkali-kali kesana, bahkan pernah disaat hujan dengan bus pariwisata. Aku juga agak sulit menjelaskan dengan kata-kata, yuk langsung saja kita lihat pemandangannya.


itu adalah gambar yang saya tangkap waktu itu

Danau maninjau dari dalam kaca bus yang basah
kalau gambar yang ini, saya mengambilnya bukan dari kelok 44, tapi di dataran rendah
Dan ini saya mengambil foto saat di kelok 33
Danau maninjau dari dekat

Danau Maninjau dari Puncak Lawang
Danau Maninjau dari kelok 44


Dari gambar diatas, subhanallah sekali bukan pemandangannya?? ya itulah salah satu keindahan Indonesia yang terdampar di sumatera barat. Untuk melihat keindahan diatas, tidak butuh membayar tiket masuk, semuanya terbentang luas, dan bebas kita lihat dan kita ambil fotonya sepanjang jalan. 

Mungkin sekian dari saya, sampai bertemu lagi di postingan berikutnya.




*#RamadhanInspiratif*
*#Challenge*
*#Aksara*