Tuesday 6 February 2018

Kehidupan Pasca Kampus

Apa yang kamu pikirkan ketika revisi tugas akhir selesai, toga sudah di tangan, beberapa hari lagi aka di wisuda???. Saat itu saya berpikir yeay, alhamdulillah, saya bebas dan terlepas dari belenggu kuliah, saya akan tidur nyenyak tanpa gangguan dan begadang setiap malam mengerjakan tugas akhir. Saya pun dan teman2 merayakan keberhasilan ini dengan berfoto-foto prawisuda dengan background labtek kembar ITB yang sangat khas itu, melempar-lempar toga layaknya iklan susu indo*ilk dahulu kala.

Yup ternyata yang saya pikirkan tersebut benar, tetapi hanya sampai minggu pertama setelah di wisuda. Ketika saya wisuda, keluarga sayapun datang dari Sumatera, dan mereka meninggalkan sekolah dan kerja demi hari baik saya yang akan di lepas menjadi pengangguran. Arak-arakan wisuda pun tak kalah meriah, hingga hujan pun memisahkan ku berteduh di bawah sekre. Tulisan "Daripada ragu, lebih baik pulang", berada di Punggung kami yang sangat bahagia di hari menjadi wisudawan, sekaligus bersedih melepas status kami sebagai mahasiswa.

Minggu pertama pun berlalu, aku meminta waktu untuk tidak pulang ke rumah lantaran ingin menyelesaikan tanggung jawabku sebagai asisten, sekaligus mencoba peruntunganku di rantau orang. Mendaftar kerja di jobfair, psikotes, interview dan lain-lain di jalani demi sebuah masa depan. Tetapi belum berhasil, memasuki bulan kedua pun masih struggle untuk ikut seleksi beberapa BUMN. Memasuki 1.5 bulan pengangguran, tidurpun sudah mulai tidak nyenyak, orang tua pun sudah mulai meminta pulang jika blm ada pengharapan disana, dan perasaan tidak enak pun karena sudah membebani org tua sudah mulai menghantui. Akhirnya saya memutuskan, yup saya harus bekerja. Akhirnya alhamdulillah saya sangat bersyukur di terima di salah satu konsultan di Bandung, lokasinya pun tak jauh dari kosan saya yang membuat saya senang pulang pergi kerja dengan berjalan kaki. Disini saya bekerja tidak sesuai dengan bidang peminatan saya di teknik sipil (manajemen konstruksi), justru saya bekerja di bidang struktur. Yup di luar zona nyaman bukan?, tetapi justru saya mendapatkan banyak sekali ilmu struktur disini. Ya alhamdulillah saya sudah 2 bulan bekerja disini, semoga seterusnya saya tetap terus enjoy dengan apa yang saya jalani di hari berikutnya. Dengan bekerja di konsultan, saya merasakan hari-hari saya lebih produktif, ilmu saya bertambah, saya tidak lagi stress seperti 1,5 bula pengangguran lalu, ternyata saya salah, dunia pasca campus yang saya pikir akan bebas dari kesibukan, justru membuat saya merasa tidak nyaman, karena saya terbiasa memiliki kesibukan.



Friday 2 February 2018

Menghargai Perbedaan

Tulisan ini tiba-tiba ingin saya posting di tengah kejengahan defenisi kebenaran di dalam kehidupan anak gaul kota. Saya bukan anak gaul, saya bukan berasal dari kalangan manapun, saya mencoba independen dalam pemikiran sendiri yang disebut orang aneh. Bagi sebagian orang ia akan merasa aneh ketika berjalan sendirian kemana-mana dan merasa naas, but me, berjalan kaki sambil berangkat kerja sambil melihat orang lain dan menebak apa yang dipikirkan setiap orang yang saya lihat itulah yang menjadi rutinitas saya setiap pagi akhir2 ini. 

Saya sering mendengar pembicaraan orang di sekitar saya membicarakan orang lain, entah karena orang lain itu aneh, menyebalkan atau entah bagaimana, saya tidak tahu, karena saya tidak ingin membicara entah itu kejelekan orang lain bagaimana. Bukan saya munafik, tetapi entah sayapun merasa pasti di dunia ini ada atau sering orang lain membicarakan saya entah di belakang atau di depan saya, entah itu karena kekurangan saya atau hal lainnya.

Saya sebagai individu ya pernah merasa juga orang lain itu aneh, cuma hal itu tidak ingin jadi bahan pembicaraan antara saya dan lawan bicara saya lainnya dan bahkan menjadi buli-bulian agar orang menjadi tertawa di satu meja. Ketika menghadapi kekurangan orang lain, saya lebih senang memberitahunya, atau memakluminya saja. Setiap orang di dunia ini pasti punya aib, apalagi diri kita yang jauh dari kesempurnaan ini. Yup satu hal prinsip saya, Allah telah mencoba menutupi aib saya, dan saya tidak ingin menjadi sumber pembuka aib orang lain, ya itu saja.

Biarlah saya dianggap tidak asik, kaku, tidak gaul, atau apapunlah orang lain menganggap saya tidak peduli. Yang saya inginkan adalah satu, marilah kita coba buka bahwa yang namanya perbedaan itu ada, mau tidak mau ya kita harus menerimanya. Di dunia ini tak akan ada orang yang sama, bahkan anak kembar sekalipun, karena itu setiap manusia pasti punya keunikan. So, kita nggak bisa menganggap orang lain itu aneh, atau jangan-jangan tanpa kita sadari ketika kita men judge seseorang aneh, justru kitalah yang sesungguhnya aneh, dan ada sesuatu yang bermasalah di dalam diri kita. Ya janganlah sekiranya lisan kita ini dapat merusak, atau ya mengolok2 orang lain, banyak hal yang bermanfaat yang dapat kita bicarakan. Yup, sebisa mungkin jagalah lisan, karena ia sangat tajam dan dapat melukai siapapun. Apapun yang kita ucapkan, kita lihat, kita dengar, dan kita rasa hari ini semuanya akan dipertanggung jawabkan kelak.

I know you will say "ah sok muna lo", "ah teserah", "ah, lo aja kali". Oke apa pun itu, aku tak peduli.


Tuesday 30 January 2018

melawan kesedihan

Siapa yang tidak pernah sedih di dunia ini?? ya siapapun pasti pernah merasakannya, begitupun aku. Hidup terkadang memang tidak dapat mengikuti apa yg kita mau. Tidak semua harapan dan keinginan kita dapat terwujud, ya kita hanya bisa mengusahakan yang terbaik apa yang kita bisa, itulah takdir.

Kita tidak mampu mengubah takdir yang telah terjadi. Tetapi kita bisa mengusahakan takdir yg baik yang akan terjadi, itulah ikhtiar. Berdamailah, bahwa keinginan tak harus di dapatkan hari ini. Bahwa doa tak harus terkabul hari ini. mungkin besok atau lusa, mungkin saja doa2mu telah sampai di surga kelak, terus berusaha, berdoa dan berpengharapan pada-Nya.

Tulisanku ini bukan mencoba untuk menggurui dirimu, aku hanya menasehati diriku yang bersedih.

Monday 29 January 2018

Pelajaran hidup dari film Jembatan Pensil

Alhamdulillahirrabil alamin... 
Saya sangat bersyukur telah menamatkan kuliah S1 saya dan mendapat gelar sarjana. Alhamdulillah saya di berikan Allah kemudahan untuk menuntut ilmu... 

Di postingan ini saya tidak membahas tentang sinopsis filmnya, tetapi saya akan bercerita tentang apa yang pikirkan tentang film ini. Banyak bagian2 cerita yang menyentuh sisi emosial dari diri saya. Latar ceritanya berada di Pesisir Pantai, saya seperti flashback kembali ke masa kecil saya di waktu SD, saya di besarkan di lingkungan pesisir Pantai. Tetapi kampung dimana saya tinggal jauh lebih maju dimana sudah banyak sekolah terdapat disana.

Mungkin bagi sebagian kita tidak begitu sulit memperoleh pendidikan, tetapi dari filmnya kita melihat bahwa masih ada banyak orang yang mendapatkan pendidikan SD saja susah, hanya 1 bahkan sekolah di desa tersebut, guru pun juga hanya 1, dan tak ada yang membayar. Perjuangan mereka pun untuk bersekolah sangatlah susah, bertaruh nyawa melewati jembatan lapuk yang sudah rusak. Tapi ini bukan hanya film, tapi benar adanya. Pendidikan belum mampu menyentuh semua elemen masyarakat.

Tokoh Ondeng, seorang anak laki-laki yang bersekolah di sekolah gratis itu. Dia seorang anak nelayan. Setiap hari ia menabung untuk membuat jembatan untuk temannya. Setiap hari ia menunggu teman-temannya saat menyebrang jembatan, hingga suatu ketiaka jembatan kayu itu roboh, teman-temannya tenggelam, ialah yang menyelamatkan teman-temannya.

Ibunya Ondeng sudah meninggal, ia hanya tinggal bersama ayahnya yang seorang nelayan. Ondeng selalu takut mendengar petir karena mengkhawatirkan ayahnya di laut sana. Ayahnya begitu sayang padanya. Suatu hari tasnya terjatuh di sungai. Ayahnya berjanji untuk membelikan tas yang baru. Kemudian ayahnya pergi melaut, dan ternyata kapalnya terguling, ia pun meninggal. Ya begitulah nelayan, hidupnya di laut, matinya pun di laut. Sebagai anak pesisir pantai, kabar meninggalnya seorang nelayan yang melaut tidaklah asing. Bagian ini sangatlah sedih bagi saya, saya menjadi teringat ayah yang sudah tua, saya sering khawatir dengan keadaan ayah yang sering berpergian ke luar kota ratusan kilometer mengendarai motor, pernah suatu hari ayah kecelakaan, kakinya terluka, saya selalu lirih megingat ini. Perjuangan seorang ayah demi keluarganya. Keinginan saya saat ini adalah saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya di sisa umurnya, saya sangat menyayangi mereka.

Kembali ke film, suatu hari Ondeng sakit karena sangat merasa kehilangan ayahnya. Kemudian Ondeng pergi ke laut, tenggelam dan meninggal. Ondeng pernah berpesan kepada gading kawan ayahnya melaut bahwa buatkan jembatan untuk teman-temannya dari uang tabungannya. Akhirnya diakhir cerita jembatan itu dibuat. Saya berharap semoga pemerintah tidak hanya membangun jembatan-jembatan bagus saja sebagai landmark kota, tetapi juga lebih membangun jembatan-jembatan di pelosok desa yang dapat menghubungan desa2 kecil sehingga kemudahan akses ini dapat memudahkan masyarakat dalam mobilitas dan akses dalam berkegiatan. Saat melakukan review design jembatan baja, saya sangat berharap semoga jembatan itu aman, dan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang menggunakannya.

Mungkin sekian cerita saya mengenai film ini. Sekian, terima kasih.



Friday 19 January 2018

Tips Sukses Akademik Selama di Perkuliahan

Tulisan ini sengaja saya buat untuk adik-adik SMA yang sering bertanya bagaimana sih cara nya agar sukses melewati masa perkuliahan?. 

Sebagian orang membayangkan sukses perkuliahan itu seperti ini, lulus dengan nilai memuaskan, aktif di organisasi, juara lomba, ikut conference ini itu di luar negeri, yup arti sukses bagi setiap orang beda-beda kan ya. Nah di postingan ini saya ingin berbagi sedikit tips untuk sukses di bidang akademik.

Based on yang saya alami kuliah itu suasanya nggak kayak di FTV-ftv wkwk.., yang mana mahasiswanya pulang jam 1 siang, ke kampus cuma bawa tas kecil yang isinya hp, power bank, alat-alat make up, headphone haha, pulang kuliah hang out bareng teman-teman di kafe. 

Seperti apa sih kuliah yang saya alami??. Saya kuliah seringnya masuk pagi, siang praktikum, abis itu masuk kuliah lagi hingga sore pukul 5, setelah itu asistensi tugas. Kadang pulang pukul 7, kadang pukul 9 kadang sampai 11 malam pun. Pulang dari kampus ngapain, ya ngerjain tugas. Perkuliahan ini bikin lelah dan capek banget? awalnya saya merasa hal yang sama. Awal-awal berkuliah di Teknik Sipil ITB bisa di bilang saya agak sedikit shock dengan culture belajar yang ada, karena di SMA saya terbiasa santai, di SMA tu saya sekolah hanya sampai pukul 1 siang, setelah itu ya saya me time mendengarkan musik, membersihkan kamar, tidur siang, malam barulah belajar.

Berikut salah beberapa tips untuk dapat beradaptasi selama di perkuliahan:

1. Baca Materi Kuliah

Biasaya di minggu pertama perkuliahan saya minta materi kuliah 1 semester penuh dari kakak tingkat yang sudah melewati semester tersebut, kalau bisa usahakan dosennya juga sama. Dengan begitu kita bisa lebih prepare, misal dengan sedikit screening presentasi dari dosen, dengan begitu kita dapat gambaran mengenai yang akan di pelajari di kelas, dan siapkan pertanyaan jika memang ada yang tidak di mengerti.

2. Fokus dan Catat Materi yang Disampaikan Dosen

Di kelas, pusatkan konsentrasi penuh untuk mendengarkan penjelasan dari dosen, sambil mendengarkan catat apa yang di terangkan dosen. Usahakan mencatat dengan rapi. Alternatif lain teman saya memang ada yang malas mencatat dan memfotokopi catatan teman. Tetapi bagi saya pribadi, saya lebih senang dan merasa lebih mudah membaca catatan sendiri, karena saat mencatat materi kuliah kita melibatkan hampir seluruh panca indra yang saya miliki sehingga saya bisa lebih mudah memahami dan mengingat-ingat apa yang telah di ajarkan di kelas.

3. Duduk di Depan

Saya lebih prefer duduk di depan, karena pengalaman saya ketika duduk di belakang itu kuranglah enak, fokus saya berkurang, gangguannya banyak, seperti ada teman yang ngobrol, trus nggak keliatan karena mata saya minus, trus misal ketika kita tidak mengerti agak sulit bertanya karen posisinya jauh. Tapi siap-siap aja di cap ambis kalau sering duduk di depan wkwk. Tapi nggak bisa di pungkiri juga, bangku depan itu kadang sering kosong.

4. Memiliki Kelompok Belajar

Nggak bisa di pungkiri, memang tak semua materi pelajaran dapat kita mengerti sendiri, adakalanya ketika stuck belajar sendiri, maka cobalah untuk belajar bersama. Teman belajar ini menurutku penting, karen kita bisa lebih enak berkomunikasi menanyakan tugas, atau bertanya jika tidak mengerti mengerjakan tugas atau ketika ujian. Selain itu cara lain untuk tugas yang benar-benar nguli atau banyak banget, kalau punya teman belajar kan bisa bagi-bagi tugas biar cepat selesai dan bisa saling ngoreksi gitu. Kalau saya baru benar2 punya kelompok belajar kira-kira ketika semester 6 hingga 8.

5. Jaga Kesehatan dan Jangan Sering Begadang

Tidur yang cukup itu penting, tapi kalau banyak deadline bagaimana dong?. Ya itulah pentingnya mencicil tugas jauh-jauh hari. Kalau memang sudah sangat tengat deadline tapi belum selesai, saya biasanya ngerjain pagi-pagi banget sekitar pukul 3 atau pukul 4 pagi. Jangan lupa jaga kesehatan dan makan yang teratur. Karena kalau sakit, akademik bisa jadi keteteran.



Ya, mungkin itu saja sekiranya tips dari saya, jika ada tambahan atau pertanyaan silahkan isi di kolom komentar.
















Instagram anda bermasalah? tidak bisa like, follow, comment, upload? solusi ini patut di coba

Mungkin kita pernah, punya akun yg followersnya lumayan byk, foto juga udah banyak, tapi tiba-tiba nggak bisa diapa-apain gara-gara masalah tertentu. Penyebab akun instagram tiba-tiba tidak bisa like, follow dll, itu dikarenakan aktivitas yang nggak wajar, misalnya ngelike terlalu banyak, ngefollow terlalu sering. Aku sendiri telah 2 kali mengalami hal semacam itu, dan sempat kesal juga sih, tapi sekarang udah kapok terlalu sering ngelike.

Awalnya aku sering ngelike foto yang di hastag "nature", karena foto-foto disitu bagus bagus, dan beberapa diantaranya ada juga yang likeback walaupun nggak banyak. Tapi yang terjadi adalah akun instagramku nggak bisa diapa-apain lagi selain cuma buka beranda dan buka profi..

Tapi sekarang sudah bisa kembali seperti semula, namun cukup trauma untuk terlalu sering ngelike. Berikut cara mengembalikan akun instagram yang bermasalah tersebut:
1. log out, coba login lagi. Kalau ga bisa lanjut langkah 2.
2. uninstall akun, dan install kembali. kalau ga bisa lanjut kelangkah ke 3
3. buka instagram dari pc, nanti akan keluar semacam code verifikasi dan kemudian bisa dibuka kok. Nah jika di pc sudah bisa, kembali login di android, insya allah bisa. Kalau masih nggak bisa? bikin akun baru aja hahahahaha.

Eitss... jangan lupa follow instagramku juga ya, https://www.instagram.com/annisa_wisdayati/ . siapa tau kamu bisa dapat inspirasi dari instagramku...


Sunday 14 January 2018

Bangun Rumah Sendiri atau Beli dari Developer???




Postingan ini saya tuliskan terinspirasi ketika saya membuka story salah satu selebgram yang saya follow di instagram. Di postingan video tersebut ia tengah berada di sebuah mobil bersama seorang laki2, mempromosikan 2 tipe rumah. Rumah yang pertama seharga 1 M, rumah yang ke 2 seharga 699 juta dengan tipe 70 m2 , dengan sedikit halaman, saya perkirakan luas tanahnya mungkin 90m2 berlokasi di Padang.

Tiba-tiba sayapun mencoba mengestimasi berapa sih biaya kalau misalnya kita bangun sendiri, alias nggak ngelibatin developer gitu. Jadilah saya cobain tuh ilmu estimasi biaya yang pernah saya pelajari selama kuliah di sipil. 

Asumsi2 yang di gunakan dalam perhitungan:
- Ini adalah estimasi konseptual, belum ada gambar detail untuk mengestimasi volume peerjaannya
- Rumah 1 Lantai dengan pondasi batu kali
- Kolom dan Pelat Lantai Beton
-Atap Baja Ringan
-Tanpa Pagar seperti video
- Lokasi dilihat tidak berada di daerah ramai/niaga, sehingga kemungkinan harga tanah murah asumsi 750 ribu/m2
- Engineer, Arsitek, Kontraktor dan Kepala Mandornya saya sendiri wkwk,,, jd ga perlu di hitung biaya desain dsb

Pondasi beserta galian: 15 jt terpasang
Pelat Lantai : 7,35 jt terpasang
Kolom: Kolom 3,024 jt terpasang
Pasangan Bata : 24 jt terpasang
Atap: 24 juta terpasang
Plesteran: 12,1 jta terpasang
Acian: 6,5 jta terpasang
Cat: 13 jt include interior dan exterior terpasang
Keramik: 6,3 terpasang
Tulangan (asumsi 1% beton) : 29 juta terpasang
Pekerjaan Elektrikal lumpsump: 5 juta terpasnag
Pekerjaan Mekanikal Lumpsump 6 juta terpasang
Pintu jendela kanopi : 16 jt terpasang
Pekerjaan Ceiling: 9 jt terpasang
Pekerjaan finishing minimalis: 15 jta terpasang
Harga Tanah: 86 juta
------------------------------------------------------------+
235 juta
asumsi lagi nih, mungkin aja hitungan saya eror 50% (soalnya estimasi konseptual itu kisaran eror nya 50%)
Jadi biaya total + kemungkinan eror = 352.5 juta


Jauh lebih murah kan kalau kita bangun sendiri??. 

Kalau beli ke developer wajar jadi lebih mahal, karena kita terima jadi. Mereka butuh margin juga untuk hasil usaha mereka. Mengapa di developer bisa lebih mahal? ada indirect cost yang belum kita perhitungkan, seperti overhead kantor dan lapangan, pajak, biaya marketing, biaya perizinan, biaya desain, biaya resiko, contingensi (salah satunya bayar uang keamaanan). Yup banyak sekali kan ya, apalagi jadi developer jual rumah itu nggak bisa laku cepat, buat nunggu rumah terjual itu lumayan lama, nah karyawan kantor kan tetap harus di bayar, trus sewa kantor jalan terus, ditambah lagi tagihan bank beserta bunganya.

Keuntungannya beli rumah dari developer ya kita terima instan dan jadi, bisa langsung di tempatin kapan aja.

Kerugiannya: kita nggak tau kualitas rumah tersebut lebih detail. Tahan gempa apa enggak wkwk. Nggak tau juga itu sengkang tulangannya di pasang kayak apa. 

Karena saya lulusan teknik sipil, dan ayah saya arsitek, saya lebih prefer untuk ngebangun rumah sendiri tanpa developer, walaupun prosesnya lama. Hitung-hitung saya nerapin ilmu ketekniksipilan saya, atau hitung-hitung belajar jadi kontraktor dalam skala kecil.